Sunday, February 24, 2008

Migren

Pagi ini bangun kesiangan. Jam 7 lewat 5. Subuh? Ya..bablas rek..(Maafkan hamba Mu yang hina dina ini ya Allah,..) Ini semua gara-gara anak-anak yang menggedor pintu kamar jam 2 pagi. Aku yang setengah melek setengah merem, sambil berjalan kekamar mereka, lupa membawa hp yang alarmnya sudah disetel untuk jam 5 pagi. So,...jam 7 lewat 10, terjadilah kehebohan luar biasa dipagi yang biasanya damai itu.
Anak-anak pun dengan ajaibnya begitu dengan kata "jam 7 lewat 10...!" langsung lompat dari tempat tidurnya. Tanpa babibu langsung mandi. Padahal biasanya kalau dibangunkan jam 6 pada lemes-lemes gitu. Kok bisa ya? Oh,..ternyata mereka takut juga kalau datang terlambat.
Karena kesiangan, "tebengan saling menguntungkan" ( karena dia si temanku kebagian jatah mengantar dan aku kebagian jatah menjemput ) juga sudah berangkat duluan. Which mean, aku pagi ini aku harus mengantar mereka kesekolah dan siang aku juga harus menjemput mereka sepulang sekolah. Jadi kerjaan ekstra deh, kalau di bayar ekstra memang enak, tapi ini kerja ekstra dan tidak di bayar pula,..ck...
Dan pagi itu, jam menunjukkan pukul 07.35. Karena sudah diultimatum :" You only have 30 minutes mom.."maka aku pun mengeluarkan semua jurus sopir angkot yang aku miliki. Salib kiri...zig..salib kanan..zag..kiri...kanan...zigzag,.. obras,.. bordir.. (emangnya mesin jahit?!...)Gaaas pool!....reeeem,...ciiiiiit...!Sampai di sekolah jam 8.05. Telat 5 menit. It's ok "kok" girls...Yang nggak ok itu para pengguna jalan lain yang merasa terganggu dengan aksi ugal-ugalanku. Maafkan ya..( I can't) promise It won't be happen again...hehehe...
Lapar juga rasanya karena belum ada sedikitpun makanan yang masuk ke perutku. Tapi sebelum makan aku menyempatkan diri untuk berbelanja beberapa kebutuhan pokok dulu. Setelah selesai berbelanja aku malah bingung memutuskan untuk makan apa. Akhirnya aku memasuki sebuah restoran Kfc di sebuah plaza. Karena masih jam 10 aku putuskan untuk brunch alias breakfast and lunch. Hm...makanan sampah itu aku pesan dengan porsi yang boleh dibilang "cukup banyak" kalau nggak mau dibilang maruk.Hihi..
Restoran dalam keadaan sepi. Satu-satunya pengunjung hanyalah aku. Seorang manusia antik yang sedang menikmati makanannya dengan lahap. Ditengah ritual makanku itu tiba-tiba datang segerombolan anak laki-laki berusia sekitar 9-10 tahunan. Mereka berenam. Mereka kelihatan cukup bersih dan pakaiannya juga cukup rapi. Pliz..jangan bilang aku mata cowok-an. Secara aku yang nggak punya anak laki dan mereka seumuran dengan anakku. Maka dalam tempo sekejab jadilah mereka korban "analisis sesaat" ku yang kadang merupakan "analisis sesat".
"Beli eskrim.. yok, beli eskrim.."kata salah seorang dari mereka. Beberapa setuju tetapi beberapanya lagi tidak setuju. Lalu mereka mulai menghitung-hitung uang,.."cukup kok...cukup..buat ntar kan 10rb...eskrim 1600..." Duh,...aku rasanya sudah kepingin untuk membelikan mereka eskrim yang harganya tidak seberapa itu,...tapi tunggu dulu...ntar bisa-bisa dikirain tante girang lagi nyari mangsa lagi. Atau lebih parah lagi dikira penculik yang akhir-akhir ini sering gentayangan...mau yang lebih sadis lagi?...dikira pelaku mutilasi...Hiii...ngerii...
Akhirnya kulihat mereka semua sepakat untuk membeli eskrim dan duduk dengan manis di meja sebelahku sambil menikmati eskrim-nya masing-masing. Dan mulailah aku menguping obrolan mereka. Ingin tahu juga kan kalau anak-anak umur segitu berkumpul kira-kira apa sih yang jadi topik obrolan mereka. Pertama masih membahas masalah eskrim. Lalu,.."Eh,...ntar gua duduk disebelah elu ya,...ntar kalo Hantu Ambulance-nya muncul gimana?..serem tau...!"..kata seorang bocah yang badannya paling kecil. "Hiik,..sepotong tulang ayam rasanya menyodok kerongkonganku, sebenarnya tidak ada tulang ayam yang masuk ke kerongkonganku tapi rasanya lebih kurang seperti itu. Aku tersedak! Mataku melotot kayak mau keluar. Buru aku menyambar minuman dan glek...glek..glek...akhirnya bisa bernafas dengan normal juga.
Apa?!...Mereka mau nonton pilem di tuwenti wan, hari ini, jam segini dan pilem horor pulak. Kepingin sekali rasanya aku memukuli pantat mereka dan menyuruh mereka untuk segera pulang. Tapi apalah aku? Dan siapalah aku?...Emaknya bukan, uwaknya juga bukan. Apa hak aku untuk memukuli pantat anak orang. Apa lagi dengan segala teori psikologi yang mengharamkan pemukulan terhadap anak. Bisa berdosa besar aku. Bisa masuk neraka juga nanti aku.
"Lihat,..liat...tuh ada cewek-cewek..."salah seorang dari mereka tiba-tiba berseru dengan penuh semangat. "Mana...mana....?" teman-temannya berusaha melihat semua. Dan mulailah suit-suitan itu. Dan mulailah panggilan ..cewek!..cewek!(berikut bunyi ketok-ketok nya..) Ya...Ampuuuun....ngelap ingus aja baru bisa...cebok juga entah bersih entah enggak,..eh..udah bisa-bisanya menggodain cewek. Inaaaang....
Seandainya ada yang merekam ekpresiku mungkin akan jelas terlihat bagaimana perubahan raut wajahku dari yang penuh kasih sayang menjadi penuh kemarahan. Tapi dengan wajah polos tanpa dosa mereka kembali sibuk dengan rencana mengatur posisi duduk di dalam studio nantinya. Dan tiba-tiba aku sadar ini bukan salah mereka. Mereka hanyalah kertas putih polos yang siap digambari dan ditulisi dengan apa saja. Salahkan siapa? Aku nggak berani menyalahkan orang tua mereka. Aku sendiri saja sebagai orang tua belum tentu becus. Meskipun aku berusaha semaksimalnya. Tapi demi Tuhan aku tidak berani menunjuk ke orang sebelum aku melihat ke diri aku sendiri. Tapi kalau menyalahkan kapitalis yang menyuguhkan tontonan sampah dan petugas yang mau menjual tiket masuk kepada anak dibawah umur,...aku paling berani. Aku mengutuki mereka yang sudah tidak punya kepedulian terhadap generasi muda....Ah,...dunia makin kacau saja ya...
Dari pada aku makin sesak napas sendiri melihat mereka aku putuskan untuk segera meninggalkan tempat itu. Aku naik kelantai dua menuju ke Gunung Agung. Si kakak sudah kehabisan stok bacaan untuk book report nya. Mungkin membeli beberapa buku cukup buat persediaan sampai bulan depan. Aku memilih 2 buku karangan Mark Twain dan 2 buku Edgar & Ellen, sikembar nakal dan bersiap-siap menuju kasir. Tapi,..wait...bukankah ini segerombolan anak perempuan yang tadi di goda oleh segerombolan anak laki-laki tadi? Mereka sedang melihat-lihat stationary. Kali ini aku benar-benar sudah tidak bisa menahan diri. Lalu aku pun bertanya, "Kok nggak sekolah?"...Mereka pun berebutan menjawab,.."Udah pulaaaaang...." Lalu kutanya lagi, "Jam segini kok udah pulang?"....Dan mereka lagi-lagi berebutan menjawab,..."Gurunya mau rapat...iya,... gurunya rapat jadi kita disuruh pulaaaang..." Lalu kataku,"Oh...gitu...terus kalian mau kemana lagi?"...kali ini aku agak deg-degan menunggu jawaban mereka..."Mau ke tuwenti waaan,...mau nonton Hantu Ambulaaaance..." Maaak nyuuuut...bukan Maaak nyuuuus ya tapi Maaak Nyuuuut....kepalaku langsung cenut-cenut....
Dari sore sampai malam aku tergeletak di kasur. Migrenku kambuh. Tidak tahu pemicunya apa, apakah karena kaget dibangunkan tadi malem atau pagi langsung mencelat dari tempat tidur, atau karena tidak sarapan, atau makan siang yang acak-acakan atau menyaksikan anak-anak yang mau menonton hantu ambulan atau apa...atau...entah...
"Makan malem beli aja ya,...mami nggak bisa bangun nih,....!"
"Yuuuuhuuuuu....."

No comments: