Akir taon ini semua rencana untuk pergi berlibur mendadak dicoret dari list. Apa mau di kata, ekspansi Ipa Abong ternyata membutuhkan dana yang tidak sedikit sehingga budget untuk liburan pun ikut terserap. Huhuhu….sedih hatiku….
Sehubungan dengan liburan kali ini, yang “cukup” di Jakarta saja, maka anak-anak boleh minta dianter kemana saja. Sekali lagi, boleh minta anter kemana saja.…Kedengarannya cukup adil bagi mereka dan cukup mudah untuk direalisasikan bagi kita orang tua. Suasana lalu lintas Jakarta yang lumayan sepi sepanjang liburan pasti akan sangat memudahkan kami dalam merealisasikan janji untuk mengantarkan kemana saja. Tapi,… tunggu dulu,…..kata siapa semuanya begitu mudah dan begitu indah….
Request yang pertama : KIDZANIA.
Ketika Kidzania masih soft opening, sebenarnya aku sudah berencana untuk membawa anak-anak kesana. Karena aku tahu keramaian yang akan dialami jika memilih datang setelah grand opening, apalagi jika masa liburan telah tiba, yang berarti peak seasons. Apa daya kesibukanku yang luar biasa sehubungan dengan kelahiran anak ke-4 : Ipa Abong Tehnik, semua rencana mulia itu pun buyar. Well,…disaat anak-anak meminta kesana pada saat liburan ini, aku tidak bisa menolaknya. Dan bermula-lah perjuangan untuk dapat masuk ke tempat bermain yang paling digilai oleh anak-anak saat ini, KIDZANIA…!
Rabu tanggal 18 desember dipilih sebagai hari H. Untuk mengantisipasi antrian yang panjang dan desas desus bahwa banyak yang kecewa karena tidak kebagian tiket, maka anak-anak mesti rela untuk bangun pagi-pagi sekali, dan berangkat meninggalkan rumah pada pukul 6 pagi. Perkiraan bahwa lalu lintas tidak akan macet karena ini sudah masuk masa liburan, ternyata salah besar. Jakarta tetep aja macet, bos... Setelah berhasil memaksa sopir ( diperankan oleh suamiku Agung ) ngebut dan zig-zag ditengah kemacetan kita sampai juga di Pacific Place jam 8 pagi. Secepatnya lagi berusaha mencapai lantai 6 tempat Kidzania berada. Kali ini kita memaksa sopir tadi ( masih diperankan oleh suamiku Agung ) untuk berubah menjadi spiderman agar bisa menggendong kami layaknya aksi Spiderman di pilim-pilim (di film-film maksudnya..) tapi ternyata gagal. Terpaksa deh naek escalator (catatan; lift semua pwen-nwuh alias penuh banget )
Tapi betapa kecewanya kami ketika sampai disana disambut dengan tulisan “TIKET UNTUK HARI INI SELURUHNYA TELAH HABIS TERJUAL” Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku membaca tulisan yang sangat menggores perasaan. Tidak hanya menggores, bahkan mengiris, memotong, merajang dan mencincang perasaan. Maaaf kalo ada yang bingung dan tidak bisa bisa membedakan ini iklan pisau dapur atau sekedar melukiskan suatu perasaan. Sekali lagi maaf ya…
Ini sinting..Padahal 1500 tiket untuk session pertama jam 9 pagi dan 1500 tiket untuk session kedua jam 3 sore yang berarti total 3000 tiket telah habis terjual? Hah!?..Itu sudah dibeli kemarin!?…Trus….hari ini?...Beli untuk lusa!? (..yang pasti mukaku udah kayak monyet banget deh, karena cuma bisa bilang : apa!?...hah!?...lho!?...trus!?..sambil garuk-garuk kepala lagi…Hhhh…..inge…inge..)
Mendung mulai menggayut di wajah kedua anakku. Aku langsung bereaksi. Kali ini bukan bereaksi seperti monyet lagi. Tapi bereaksi seperti Redoxon dicemplungin kedalem aer…psssssssss….sssss…sssss..(kok malah kayak suara pipis yak?...) “Ok girls…don’t worry,…mommy will take care of everything…! Maka aku berjalan layaknya pahlawan kesiangan, menuju ke barisan antrian, untuk tiket 2 hari kedepan. Setelah melalui perjuangan yang panjang, dalam antrian yang amat panjang, dan waktu yang teramat panjang,…aku berhasil mengantongi tiket masuk yang didambakan. KIDZANIA…lusa kami datang…
Hari H bergeser menjadi tanggal 21 Desember. Waktu yang teramat lama karena setiap saat aku harus menjawab pertanyaan seputar Kidzania yang seolah tiada akhirnya. Dasar anak-anak…mereka sudah sangat tidak sabar… Pada pagi hari tanggal 21 Desember, drama sepanjang perjalanan tanggal 19 Desember kembali terulang. Tapi kali ini ditambah dengan kebodohan kecil. Batre kamera abis di-charge lupa dimasukin lagi. Halah…Nggak ada dokumentasi dong perjalanan yang banyak membutuhkan perjuangan ini. Akhirnya cuma bisa ngarepin di poto ama kamera temen. Idih…ngarep…
Sesampainya didalam anak-anak sangat menikmati “role play” yang mereka pilih. Tapi suasana sangat ramai sehingga mereka harus berkali-kali mengantri di barisan panjang. Bahkan di beberapa permainan favorit seperti; rumah sakit, pemadam kebakaran, dan pom bensin, antrian “gilak!! sangaaat panjaang”. Permainannya sih sederhana saja. Pertama-tama setiap anak yang masuk mendapatkan paspor yang bisa di tukarkan dengan uang senilai 50 Kidzos (mata uang yang berlaku di Kidzania). Uang pasti akan berkurang jika dibelanjakan tapi juga dapat bertambah jika mau bekerja dan mendapatkan gaji sebagai imbalannya. Si sulungku sangat hemat dan rajin bekerja, hingga dia bisa mengumpulkan uang senilai 90 Kidzos. Tapi si bungsuku sangat royal. Meskipun dia juga bekerja tapi semua uangnya habis digunakan hingga akhirnya hanya tersisa 2 Kidzos saja. (..Kok kamu kayak mami sih, de?...) Cerita tentang KIDZANIA sampe sini aja ya,..bosen…
Request yang kedua : OCEAN PARK
Sebenarnya tempat ini sudah dibuka semenjak setahun yang lalu. Tapi….lagi lagi karena kesibukanku yang tiada duanya…aku masih belum sempat mengantar mereka kesana. Dan kali ini aku tidak bisa berkelit lagi. Musim hujan membuat langit di bulan Desember tidak pernah cerah. Terpaksa aku mengantar anak-anak kesana di tengah hujan gerimis yang terkadang berubah menjadi lebat,..trus gerimis lagi trus lebat lagi…trus gerimis lagi trus lebat lagi…gitu terus deh pokoknya…
Kalo hujan masih bisa ditolerir deh…tapi harga tiket masuknya yang mendadak mahal meskipun di hari biasa, bukan akhir pekan. Kata mereka sih,..karena ini situasinya liburan. Jadi sampe minggu kedua Januari masih tetep mahal. Huuu….. Anak-anak sih hepi karena menikmati semua wahana. Mak-nya ini yang nggak hepi karena bengong duduk sendirian selama 4 jam. Empat jam geto loh…Mana makanannya nggak ada yang enak lagi. Burger nggak enak blas. Hot dog apalagi. Kentang goreng kerasnya setengah mati. Saking kerasnya aku bawa pulang untuk dijadiin sovenir. Kali-kali aja bisa bikin paku gantungan handuk.
Mohon agar temen-temen yang mao ke Ocean Park untuk tidak membeli makanan yang aku sebutin diatas. Nggak dijamin kenyangnya tapi dijamin sakit atinya. “Boikot….!”
Request yang ketiga : TAMAN SAFARI
Kalo boleh ngomong jujur, sebenernya udah bosen banget kesini. Foto ama macannya aja mulai dari macannya bayi dan masih ngedot, trus foto lagi macannya dah remaja dan bulu keteknya dah numbuh, trus foto lagi macannya dah tua dan mulai ubanan,..Masak mo foto lagi ama macannya yang udah turun berok dan ompong geong siy…
Tapi karena kali ini si dedek bilang dia udah lupa ama taman safari karena waktu kesana masih didalam perut, kesana lagi masih bayi dan kesana lagi masih pre-school, akhirnya permintaan ini dikabulkan dengan syarat kalo jalanan macet, terutama jalanan di puncak yang macet, perjalanan dapat dibatalkan alias puter balik pulang ke rumah. Dia setuju.
Minggu pagi berangkat dan……………………………………………………..maceet…. Begitu keluar tol kemacetan langsung menghadang. Dan si dedek bener-bener sportif. Dia dapat menerima perjalanan yang dibatalkan ini. Sebagai pelipur lara mendingan kita makan pia apple pie dulu di Bogor, ya, dek…
Request yang keempat : nonton BEE MOVIE
Eh,….mami dah mao bokek neh…Nonton Bee Movie-nya di VCD aja ya? Ntar mami beliin pilimnya. SEKARANG MAMI MO IKUTAN OFFROAD DULU. MO REFRESHING DULU. DAAG……..
No comments:
Post a Comment