Sudah satu bulan ini ada tukang roti baru lewat di depan rumah. Biasanya tukang roti langganan kita Martin Bakery. Keliling tiap sore dan pake mobil. Kadang kalo pengen roti yang lebih kuno, semi tradisional, roti Tan Ek Tjoan. Rotinya tebel banget dan berat. Cocok untuk dibikin egg sandwich atau roti bakar. Tapi tukang roti yang baru ini pake sepeda dan klakson toet-toet. Biasanya dia teriak "roti,..roti,.. tapi intonasinya rendah. Seperti orang ngomong aja. Dan anehnya,...dia bisa ngelilingi blok kita sampe lima atau enam kali. Kok bisa?!...Sama,...Aku juga penasaran.
Trus, mulai deh aku mata-matai dia. Tiap lewat aku intip dari jendela. Badannya gendut. Mukanya rada cubby gitu. Trus pake celana dan sabuknya tinggi banget. Hampir setengah dada. Selalu pake topi merah. Tapi kalo ngeliat usianya bukan anak-anak atau remaja lagi. Sekitar 30-an mungkin. Aku langsung berkesimpulan ini orang kalo nggak autis mungkin syndroma down. Tapi aku salut dengan usahanya. Dia bekerja layaknya manusia normal. Padahal sering kita lihat manusia normal yang tidak mau bekerja. Ini lebih aneh lagi khaaaann....
Trus,...seperti biasa aku mulai kasak-kusuk ke hubby ku. "Kasian deh tu anak. Kalo keliling rumah kita bisa ampe lima atau enam kali. Ternyata dia tidak terlalu sempurna lho!". Dan dasar hubby ku orangnya sok tau. Malah bilang, "besok kita mesti beli rotinya, orang seperti itu mesti kita support".Lho....Lho..."Jangan,....kataku. "Bahaya kalo kita mulai beli ama dia. Pasti tiap hari dia nyamperin.Mereka kan "habit". Semua yang dilakukannya sesuai dengan kebiasaan. Termasuk jam dan rute kelilingnya.Ntar bisa repot kita"....kataku. Tapi emang dasar penasaran, besoknya dia panggil tu tukang roti. Si tukang roti melayani dengan sungguh-sungguh. Roti di jejer satu demi satu sambil menerangkan," yang ini isi coklat,om. Ini isi keju, ini isi kelapa, ini isi sosis, dan ini isi susu". Setelah kita memilih 2 yang isi sosis, 2 yang isi kelapa dan satu yang isi keju, dia mengembalikan roti yang tersisa persis ketempatnya semula. Sepertinya box roti sudah di desain sedemikian rupa sehingga ada sekat-sekat untuk jenis roti yang berbeda. Dia menyusunnya dengan hati-hati dan sangat rapih.( sengaja di tulis rapih, ini supaya mengesankan rapi sekali. Jadi kesimpulannya rapih itu setingkat diatas rapi.Hehehe..) Trus dia menghitung jumlah uang yang mesti dibayarkan, "semuanya Rp.11.000,om. Harganya semua sama Rp.2500, kecuali yang keju Rp 3500". Dia berbicara dengan sangat teratur. Semua serba teratur. Dan setelah mengembalikan uang Rp.4000 dari Rp.15000 yang kita berikan, ia bertutur,"kalo pagi saya keliling disini. Tapi kalo sore saya keliling di sektor 1G". Hm...."Ok,..Ok,sahut kita.
Pagi itu kita sarapan dengan topik obrolan si tukang roti. Bahwa di balik semua ini ada seseorang yang sangat hebat. Siapa lagi? Mamanya si tukang roti pasti. Dia bisa menciptakan lapangan kerja untuk anaknya, yang pastinya akan kalah dalam kompetisi lowongan pekerjaan.Terlepas dari urusan lapangan pekerjaan, dia bisa membuat anaknya mandiri. Sangat sangat mandiri.Melepas kepergian anak yang tidak sepenuhnya normal,setiap hari, dengan resiko kecelakaan, di tipu, mungkin kalo ada preman tengil di palakin,pasti itu bukan pekerjaan yang gampang.Pasti dia seorang ibu yang hebat dan tangguh yang bisa mempersiapkan semua itu. "Miracle child for miracle mom".Satu hal penting yang bisa kita ambil hikmahnya betapa beruntungnya dan betapa bersyukurnya kita di karuniai anak-anak yang sempurna.Tapi aku tidak lupa mengingatkan suami untuk bersiap-siap dengan tawaran si tukang roti, for every single days.
Eh,.....ternyata bener. Sekarang setiap pagi dia berhenti di depan garasi dan menawarkan roti. "Beli roti om?"....biasanya "Enggak...Dah beli kemaren". trus.."Kalo pagi saya keliling di sini, tapi kalo sore saya keliling di sektor 1G"
Besoknya lagi,.."Beli roti om?".....trus"Enggak...Dah ada nasi goreng".trus..."Kalo pagi saya keliling di sini, tapi kalo sore saya keliling di sektor 1G"
Besoknya lagi,.."Beli roti om?"......trus"Enggak...Dah ada mie goreng" .trus..."Kalo pagi saya keliling di sini, tapi kalo sore saya keliling di sektor 1G"
Tadi pagi,..."Beli roti tante?"...jawab saya"Enggak...Trus dia tanya, "Kok enggak tante? Biasanya kan beli?"nadanya terdengar sedih. Aku sampai tidak tega melihat wajahnya. Trus aku jawab, "Pagi ini saya bikin lontong sayur, besok saja ya..."Lalu dia mulai tersenyum,... "Iya,...gak papa. Kalo pagi saya keliling di sini tapi kalo sore saya keliling di sektor 1G". Hm....
Jadi....besok pagi aku harus beli roti. Dan tentu dengan "bonus" ucapan "kalo pagi saya keliling di sini tapi.......dst...dst...(udah hafal khan?.....) Now,....He is one of our friend!
No comments:
Post a Comment