Sunday, February 24, 2008

FGDexpo2007

Kepanikan di pagi hari dimulai lebih awal pada jum’at 10 Agustus ini. Bangun jam 5 pagi, lalu buru-buru menyiapkan sarapan pagi anak-anak. Agak melegakan karena tidak perlu menyiapkan lunch box buat mereka. Si kakak ada ‘excursion’ ke perkampungan betawi “Situ Babakan”. Lunch sudah disediakan oleh pihak sekolah. Si dedek siang ini ingin merayakan ulang tahunnya di sekolah. Aku sudah memesan Pizza untuk lunch bersama teman-teman sekelasnya. Jam 7 pagi anak-anak sudah berangkat bareng seorang temanku. Kebetulan anak kita duduk di kelas yang sama. Kita punya kesepakatan bersama. Untuk berangkat ke sekolah dia yang anter, sedangkan pulang sekolah aku yang jemput. Lumayan, simbiosis mutualisme ini cukup menghemat waktu dan tenaga. Dan juga bensin.
Setelah mereka berangkat aku bersiap-siap. Mandi dan sarapan. Jam 8 pagi giliran aku yang berangkat meninggalkan rumah. Mampir ke percetakan sekitar 2 jam, sekitar jam 10 aku meninggalkan ruko. Mampir ke toko kue mengambil tart ulang tahun, lalu ke Sarpinos Pizzeria ngambil pizza yang akan di bagikan nanti. Jam 11 sampai di sekolahan, kita menyanyikan lagu selamat ulang tahun, meniup lilin dan memotong kue. Jam 12 aku meninggalkan sekolah untuk makan siang tapi sejam kemudian mesti kembali lagi untuk menjemput si dedek. Mengantarnya ke kursus Kumon. Selesai sekitar jam 2 langsung menjemput si kakak. Pulang ke rumah sebentar, waktu sudah menujukkan pukul 3. Sudah agak kesorean. Tapi aku harus ke JCC (Jakarta Convention Center) hari ini untuk melihat pameran grafika. Sengaja aku milih hari Jum’at karena kalau weekend pasti crowded sekali dan pasti macet. Pada awalnya anak-anak menolak untuk ikut. Tapi aku memaksa. Si kakak malah menangis karena paksaanku. Akhirnya aku memberikan pilihan ikut dan kita bisa bersama-sama atau tinggal di rumah dengan konsekuensi aku kemungkinan besar akan pulang malam. Jadi kalau siap sendirian di rumah sampai malam silahkan saja. Dia tidak berani . Hingga akhirnya terpaksa ikut juga.
FGDexpo2007 adalah pameran tehnologi grafika digital se-Asia Tenggara. Ajang rutin dua tahunan yang di selenggarakan oleh FGD Forum ini mengangkat beragam industri grafika. Mulai dari digital printing, press & premedia, photo, design & printmart, packaging, label & labeling, sampe conference & seminar. Untuk aku yang bekerja di bisnis percetakan, tentu ini kesempatan emas melihat tehnologi terbaru dalam dunia percetakan. Mulai dari yang manual sampe yang digital ada di sini. Mesin- mesin cetak yang dipamerkan juga di jual untuk umum. Harganya,…hm…gimana ya?...sebenarnya sih ....MAHAL BANGET ! Mesin untuk straples buku yang tipis aja 9 juta, mesin untuk ngelipat brosur biar jadi 2 atau 3 lipatan 40 juta. Mesin cetak 4 warna buatan China,…3,2 milyar. ( Itu sudah termasuk murah, karena kalau yang produk Jerman “Heidellberg” barunya seharga 6 milyar, bekasnya yang tahun 93 harganya 600 juta.) Hik…hik…hikkk. Hatiku hancur.Rasanya sedih sekali. Kalau mesin digital printing spanduk yang indoor buatan China ada yang harganya cuma 28 juta. Ini juga termasuk murah. Karena dulu harganya berkisar di angka 100 jutaan. Untuk yang spanduk Outdoor mereka ada diskon pameran harganya juga “hanya” 200 jutaan. Biarpun kita tidak membeli mesin, ya tidak apa-apa. Lumayan juga kan bisa menambah pengetahuan sekalian cuci mata. Anak-anak juga akhirnya malah senang sekali. Ada banyak paperbag, permen dan gifts yang dibagikan secara gratis. Si kakak malah bilang, “Thanks for bring me here, mom. It’s totally cool. My imagine was totally wrong. This place so exciting!”. Karena selain pameran mesin juga ada pameran foto, games-games, dan bazaar dari majalah “concept” (majalah khusus desain grafis). Yang lucu malah si dedek. Dia minta dibelikan mesin stiker. Mungkin dia pikir murah. Dan dia pikir pasti keren kalau punya mesin stiker dan bisa membagikan ke teman-temannya.Dasar anak-anak….
Jam 8 malam pameran di tutup. Sebelum ke parkiran, di halaman depannya ada “Giant Graffiti Exhibition”. Betul, gaffiti itu yang corat-coret di dinding dengan memakai cat PILOX. Disini kita bisa melihat 25 orang “bombers” ber-graffiti diatas dinding kertas Tyvex sepanjang 135m. Setelah itu diadakan lelang graffiti. Konon katanya ‘the cheapest graffiti price ever’.
Jam 9 kita makan malam di Plaza Semanggi,( sudah sangat terlambat dan anak-anak sudah protes sambil berteriak, Lapar! Lapar! )jam 10 pulang, jam 11 sampai di rumah. Si dedek yang katanya sudah tidak sabar untuk membuka kado sesampainya dia di rumah ternyata sudah ketiduran di mobil. Kasihan dia kecapaian. Malam itu aku dan suami tidur dengan senyum yang sama dan mimpi yang sama. “MIMPI BELI MESIN 4 WARNA......” hm,...indahnya bermimpi......

No comments: