Wednesday, October 29, 2008

A night in Ho Chi Minh City

Secara ini perjalanan ekonomis maka naik turun taksi sangat tidak dianjurkan kecuali kepepet. Tidak heran jika kemana-mana kami lebih memilih untuk berjalan kaki. Sedangkan makan di restoran mahal adalah terlarang. Maka kami putar otak bagaimana caranya mendapatkan makanan yang enak tapi tidak terlalu mahal. Dan jawabannya sederhana saja, karena setiap malam disamping BenTan market disulap menjadi pusat jajanan warung tenda yang menjadi salah satu tujuan wisata kuliner bagi para wisatawan. Ini menjadi agenda kami dimalam hari untuk sedikit memanjakan diri. Hehehe

Tapi alangkah baiknya jika sebelum makan kita "pusing-pusing" sejenak ya melihat kehidupan malam di HoChiMinh City, sekalian coba mencari oleh-oleh untuk si kakak dan dedek. Mereka sih titip Sylvanian Families, tapi aku khawatir tidak ada dijual di Saigon.


Gedung Main Post Office yang menurutku paling eye catching dimalam itu

Ini bukan "Pasteur di Bandung ya,.."

Tempat kami mampir untuk mencari barang titipan, tapi ternyata sudah tutup karena kami agak kemalaman

By the way, ternyata benar. Mainan yang dipesan oleh anak-anak tidak dijual disini. Dept Store terbesarnya saja hanya Parkson dan itu juga benar-benar baru dibuka, baru seminggu bo'. Jadi masih penuh debu dan juga masih under renovation. Tapi untuk butik-butik barang merek terkenal, jangan salah,...mereka juga punya. Di kawasan elitnya berderet butik GUCCI, PRADA, LOUIS VITTON, SALVATORE FERRAGAMO, dll..Pertumbuhan ekonomi mereka memang sedang pesat.

Perut yang mulai keroncongan dan kaki yang mulai lecet membuat kami buru-buru menuju ke tempat makan. Nih,...ya, makanan yang enak-enak itu..

Makanan pembuka kita memilih Spring Roll alias lumpia. Disini lumpianya benar-benar padat dengan isi sayuran dan daunan yang semuanya mentah . Lihat daun bawang yang besar itu?Makkruwes..kruwes..kruwes..Sementara kelihatan dipiring yang agak kesanaan itu, lagi-lagi sayuran mentah. Kayak lalapan gitu deh. Jadi masyarakat sini benar-penar pemakan daun. Baik yang mentah maupun yang matang,..seminggu lagi aku makan yang beginian yang keluar suara MBEEEEKKK...embeeeekkkk...

Hm,..sepasang Oyster yang paling mahal dan paling lezaaaat,...Dengan taburan bawang putih cincang dan kucai lalu dibakar setengah matang kemudian diberi perasan jeruk lemon,...Wuuuiiih,...air ludah ngocor semua!

Kalau yang ini semangkuk Snail yang direbus dengan daun sereh,..Rasanya kenyal, tidak amis, sedikit licin waktu dikunyah,hehehe,..agak aneh tapi lumayan sensasional untuk lidah,..


Nah, kalau yang ini fried prawn with rice permicelli. Udang yang sudah dibuat adonan lalu dililitkan pada tebu lantas digoreng. Sementara pasangan makannya adalah sejenis bihun yang terbuat dari beras.Hm,...High Recommended..!



Ini?! Biasalah,...Nasi Goreng. Maklumlah,..perut kuli, kalau belum ketemu nasi rasanya belum makan. Rasanya smooth banget, tidak salty dan juga tidak oily. Beda banget ama nasi goreng di Indonesia. Halah,..gaya..!





Selesai kami makan mendadak hujan turun dengan derasnya. Nah kalau yang ini namanya dalam kondisi kepepet. Jadi untuk kembali ke Hotel boleh naik taksi.
(Pst,..padahal tidak lama hujan berhenti, tapi perut yang sangat kekenyangan tidak bisa diajak kompromi, makanya naik taksi,..hehehe...)




Tuesday, October 28, 2008

Saigon, day 3

Saatnya untuk menyusuri sungai paling terkenal di Vietnam: Mekong River

Setelah kemaren seharian keluar masuk tunnels sekarang saatnya untuk menyusuri sungai paling terkenal di Vietnam ; Mekong River.

Seperti biasa sebelum memulai perjalanan kami berkumpul di kantor pusat operator tour yang gunakan. Kali ini pesertanya lumayan banyak. Dua turis asal Filipina, dua turis asal Amerika, dua turis asal Swedia dan dua turis asal Indonesia yaitu aku dan suamiku. Total kami semua 8 orang plus 1 orang tour guide. Kami adalah peserta Mekong Delta Tour hari ini.

Perjalanan diawali dengan cerita tentang peran besar Mekong River ini dalam menghidupi masyarakat sekelilingnya. Sungai Mekong ini sangat besar dan panjang. Saking besarnya sungai ini memiliki 4 pulau yang bernama ; Dragon, Unicorn, Phoenix, Turtle. Dan saking panjangnya sungai ini tidak hanya melintasi beberapa propinsi tetapi juga melintasi beberapa negara. Karena dilewati oleh sungai besar ini maka daerah Saigon yang merupakan bagian selatan Vietnam, menjadi subur. Kehidupan masyarakat setempat sangat tergantung pada sungai ini. Mulai dari rumah panggung disisi sungai, tambak ikan, transportasi hingga irigasi.
Peran sungai ini juga sangat besar pada saat revolusi karena sebagai gerilyawan bisa sewaktu-waktu muncul atau menghilang disungai ini melalui terowongan rahasia yang menembus ke sungai. Jadi Mekong River ini disamping sangat fungsional juga sangat historikal bagi masyarakat Vietnam.


cruising the Mekong river
Pemandangan seperti ini sih, sebenarnya lumrah banget bagi kita ya, secara pernah tinggal di bantaran sungai Siak. Hahaha...
Ini bukan hanya kapal. Tapi juga merupakan rumah bagi mereka. Mereka pun hidup secara berkelompok. Firasatku mengatakan kalau mereka satu RT, atau satu RW? Enak juga ya punya rumah nomaden begitu
Nah,...cuma ini yang tidak ada disungai Siak, orang jualan es tontong (atau es puter) pakai perahu motor. Lengkap dengan lonceng (bell)nya yang berisik. ..
Sebagai urat nadi transportasi, feri penyeberangan seperti terlihat banyak dan mondar-mandir-mondar di sungai Mekong yang luasnya "naudzubile"

Selanjutnya kami dibawa menuju salah satu pulau yaitu BEN TRE, untuk melihat secara langsung kehidupan masyarakat dipulau itu. Sebagai besar masyarakatnya bertanam buah-buahan dan beternak lebah madu. Selain buah-buahan dan madu mereka juga memproduksi arak beras dan arak pisang. Produksi kelapa yang melimpah juga membuat mereka terkenal dengan permen kelapa-nya (coconut candies)

Wellcome to Ben Tre board

Dengan menggunakan perahu yang lebih kecil kami diajak untuk menyusuri anak sungai menuju dapur produksi yang menjadi sumber penghasilan pulau ini. Kami diajak berkeliling untuk melihat proses pembuatan permen kelapa, mencicipi arak pisang, arak beras, manisan jahe, manisan lotus, madu murni, hingga berbagai macam buah-buahan mulai dari pisang, semangka, nanas, lengkeng, hingga buah naga ( I don’t know what the name in English) Aku hanya memakan 2 buah terakhir saja yaitu lengkeng dan buah naga karena kedua jenis buah itu harga sangat mahal di supermaket di Jakarta.

Gile,..yang mendayung perahunya orang tua-tua. Tapi tenaganya kuat banget. Mana gayanya kayak pembalap semua lagi. Saling ngepot kalau berpapasan. Duh,...duh...


Ini proses pembuatan coconut candy alias gula-gula kelapa. Alatnya sudah dimodifikasi dan modern sehingga tidak perlu tenaga manusia untuk mengaduk adonan yang semakin lama semakin liat dan lengket itu. Kayaknya perlu juga di aplikasikan di Indonesia untuk memasak rendang,..wuuuhuuu....

Dipiring kecil yang tidak terlalu jelas isinya itu adalah tester untuk manisan jahe, manisan pisang, dan manisan lotus. Sementara seorang pencicip teh profesional sedang mencicipi teh madu,...sluuurp.....


Sementara kami menikmati aneka buah-buahan yang dihidangan, kami disuguhi nyanyian yang diiringi dengan alat musik tradisional. Live music, gitu deh..

Kemudian perjalanan kami dilanjutkan ke pulau berikutnya.

Ke pulau Huong Dua, ..(susah cara untuk mengucapkannya dengan tepat)

Disana nantinya kami akan mendapatkan jatah makan siang. Kali ini tidak perlu lagi berpindah ke perahu kecil untuk menyusuri sungai, karena motor boatnya dapat melewati jalur ini.

Saling bertegur sapa dengan penumpang boat lain...Hm..ramahnya..

Oh, ya..paket makan siang ini termasuk harga yang telah dibayar pada saat kita mengikuti tour. Aku merasa tidak sabar menunggu makanan yang akan dihidangkan. Tunggu punya tunggu ternyata,..o..la…la..paket yang diberikan untuk setiap orang adalah sepiring nasi putih dengan sesejumput oseng daging plus sebiji lumpia(spring roll) plus,..sup tentunya. Halah mak,…mana cukup makanan segitu (dasar congok ),akhirnya aku memesan seekor ikan gurame tim untuk menambah lauk. Dasar congok kali kau pun!

Sehabis makan kami diberi kesempatan untuk bersepeda mengelilingi perkampungan. Dari keseluruhan peserta tour hanya 2 orang yang menolak untuk ikut bersepeda karena memang mereka sudah agak oma-oma gitu. Semua kelihatan sangat antusias ketika memilih sepeda yang akan dikendarai. Kamipun mulai bersepeda dengan berurutan karena jalannya sangat kecil dan terdiri dari beton yang mulai retak. Beberapa malah merupakan jalan tahan. Belum 2menit kami bersepeda terjadi insiden. Sue, salah seorang anggota rombongan kami yang asal Amerika dan bertubuh paling besar diantara kami semua, tiba-tiba jatuh,…GWEEEDWUUUBRAAAG! Aku yang berada persis dibelakangnya langsung menjerit, “Sue,..are you ok?! Aku langsung melempar sepedaku dan berlari kearahnya. Sue yang berbadan besar itu, hanya meringis kesakitan. Dia tidak bisa bangun karena tertindih sepedanya dan sebagian badannya terperosok ke pagar yang rubuh karena tidak kuat menahan beban badannya. Aku bingung, antara kasihan dan ingin tertawa terbahak-bahak melihat kondisinya. “Come on, let me help you” kataku sembari mengulurkan tangan setelah sebelumnya menyingkirkan sepeda sialan itu. “I’m fine,..i thinks those Heinekken makes me blank for a while…”katanya sambil berusaha berseloroh karena pada saat lunch dia meminum sekaleng bir. “Oh,…kataku sambil tersenyum lega karena dia tidak mengalami luka atau apapun. “Are you going to ride again or what?...tanyaku. “Yes,..sure, I’m fine…don’t worry..it’s ok now” katanya meyakinkan. Dan kami pun melanjutkan bersepeda pelan-pelan. Aku memilih berada dibelakangnya karena aku sudah tidak tahan untuk melanjutkan tawaku yang mati-matian aku tahan. Sumpah! Lucu banget…! Sementara anggota rombongan yang lain sudah jauh didepan. Hanya satu orang yang ada dibelakangku, turis asal Philipina bernama Dess. Kami pun melintasi jalan kampung yang naik turun bahkan kadang harus melewati jembatan kecil. Semua begitu menikmati acara bersepedanya. Hingga tiba saat kami akhirnya melewati sebuah jembatan kecil yang sedikit menanjak lalu setelah turunannya langsung menikung tajam kekiri. Aku yang ketika masa anak-anak selalu bersepeda “mblasak-mbasak” tentunya tidak mengalami kesulitan dalam medan seperti ini. Rute sulit itu aku lalui dengan mulus. Selang beberapa detik setelah aku lewat,….”AAAAAAARRRRGGGG…..” CEEEBYYYYUUUUUR……! Satu, dua, tiga,.detik kemudian,…HEEEELP…HEEELP! HELP…ME! Aku langsung mengerem dan melempar sepedaku.”Pi,..ada yang jatuuuh,..!” Aku berteriak memanggil suamiku yang berada di depan Sue. Sue yang tadinya berada didepanku pun langsung menghentikan lalu melempar sepedanya. Bertiga kami berlari menuju ke TKP (Tempat Kejadian Perkara, polisi kaleee..) Dan didalam parit lebar yang hampir menyerupai kubangan itu aku melihat sebuah sepeda tertancap kedalam lumpur. Dan seorang manusia dengan tubuh penuh lumpur terlihat sedikit shock. Dia Dess. Peserta bersepeda urutan terakhir yang tadinya tepat berada dibelakanku. Look at her now! OH MY GOD..! Suamiku dan aku langsung mengulurkan tangan kami untuk membantunya berdiri dari kubangan lumpur itu. “What happened, Des?” tanyaku…”I don’t know…I just can’t controlled my bike after I passed that brige,..katanya gemetaran. Astaga,..kasihan amat. Secara dia seumuran mamaku gitu. Jadi aku bener-bener tidak tega melihatnya. “Any hurt,..or…? “No,..i’m fine,..i think I lost my glasses. As I remember I wearing my glasses before…,katanya lemas. Aku memutuskan untuk mengantarnya kembali ke base semula, restoran tempat kami makan siang tadi. Sementara suamiku dan Sue meneruskan perjalanan bersama anggota rombongan yang lain. Pppff….ada-ada ajah.
Mengapa acara jalan-jalan hari ini berubah menjadi Tragis-Komedis begini..ya?!

Ketika kami berjalan memasuki pelataran restoran sebagian dari karyawan restoran terlihat kaget lalu tidak lama kemudian mereka tertawa geli. Meskipun aku tidak mengerti bahasanya tapi aku tahu kalau mereka menertawai Des. Sialan,..Orang sudah kena musibah malah ditertawai. Tapi kalau boleh jujur sebenarnya aku juga kepingin ketawa sih. Sekarang mari sekarang kita tertawa..!Huahahaha...hahaha....


Karena acara bersepeda merupakan kegiatan yang terakhir, maka kami pun bersiap-siap untuk kembali menyusuri sungai kembali pusat kota. Karena cukup lama harus menunggui Des yang mandi dan bersih-bersih, kami hampir terjebak di pulau itu. Sebab, semakin sore, ketika air semakin pasang, boat-boat tidak akan bisa lagi melintasi jembatan-jembatan yang berada ditengah sungai kecil dipulau itu. Ini terjadi pada saat boat kami yang mulai agak nyangkut ketika melintasi jembatan, sehingga beberapa kali kami harus ramai-ramai duduk kearah anjungan depan boat agar bobotnya berkumpul di satu titik yaitu di depan. Beberapa kali atapnya juga harus dilipat agar tidak tersangkut jembatan. Perjalanan pulang sangat jauh berbeda dengan saat berangkat . Semua terlihat muram. Kejadian Des nyemplung dan air yang mulai pasang membuat kami sedikit tegang.

Beberapa kali kami harus berkumpul diatas geladak yang bercat merah itu demi menggeser titik beban,...fuih,...menegangkan...!

Ketika akhirnya kami tiba di dermaga hari sudah sangat sore. Boat yang telah merapat kedermaga tidak bisa lebih dekat lagi sehingga kami harus melintasi jembatan yang telah mulai tergenang air setinggi mata kaki. Kami diminta untuk melepaskan sepatu atau pun sandal agar tidak terpeleset.Hiiih,..airnya tenyata duingin sekali. Bbrrr…

Berjalan menuju ke mobil travel yang akan membawa kami kembali ke down town, semua terlihat lelah,..dan tiga puluh menit kemudian yang terdengar hanyalah suara dengkuran…..ZZZZZZ……ZZZZZZZ……ZZZZZZ….
Semua terbuai dialam mimpi.....

By the way,...

....do we looks like a "penganten baru...?" (iya,..penganten baru ditabokin...!)





Monday, October 27, 2008

Looking for halal food

.It's so hard to find halal food in Ho Chi Minh City. Finally i found a restaurant named "Pisa" with a menu in english text besides their vietnamnese text. And i choosed "fried seafood rice" with extra soup. Didn't touch the soup at all coz it's contain with pork (again,...)

Hm,..smells soo good. Let's finish this yummy food..

We still have a few hours before it's getting dark. Let's go to traditional market called "Bentan Market". Then we bought some "oleh-oleh"..


The weird things besides a milion motocycles running on the streets are this messy-curly-telephone-cable. See,..







Sunday, October 26, 2008

Saigon, day 2

Saigon day 2

Istirahat yang cukup semalaman membuat kami sangat bersemangat untuk memulai tour pagi ini. Pagi tepat pukul 8 mobil tour sudah datang menjemput. Sialnya pada saat yang bersamaan datang juga sopir taxi yang tadi malam. Kita memutuskan untuk meng-cancel dan bersedia untuk membayar cancelation fees. Tapi dia malah marah dan memaksa kami untuk tetap menggunakan taxi-nya. Kami menolak dan dia semakin marah. Dan terjadilah pertengkaran kecil. Aku sendiri mulai gemeteran melihat wajah sopir taksi yang semakin garang. Kemudian suamiku mengajaknya untuk menyelesaikan permasalahan di dalam lobby hotel. Sejenak aku tidak tahu apa yang mereka omongkan tetapi selang beberapa saat kemudian suamiku pun keluar dari hotel dan kami segera berangkat. Ketika aku tanyakan berapa biaya cancelation fees yang harus dibayarkan, kata suamiku dia meminta 400.000 dong, dan itu sama dengan lebih kurang 250.000 rupiah. Edyannn…
Trus gimana? Dibayar, nggak? tanyaku…
Ya, enggak lah,…gila apa?!
Fuih,….

Mestinya hari ini jadwal kami ke Mekong River. Tapi karena hanya aku dan suami pesertanya maka tour operator memutuskan untuk menggabungkan kami dengan peserta tour ke Chu Chi Tunnel yang ternyata juga hanya sepasang suami istri. Kami sih setuju-setuju aja. Apalagi jika pesertanya sedikit rasanya lebih enak karena lebih santai. Dan berangkatlah kami ke …
CHU CHI TUNNEL,..

Berangkat meninggalkan pelataran kantor tour,..kami langsung dibawa ke BEN DINH tunnels.




Sistem terowongan bawah tanah rahasia yang digali dengan tangan oleh tentara NFL, yaitu National Libaration Front, atau kita lebih mengenalnya dengan nama Vietkong. Penggalian bahkan tetap terus dilakukan selama mereka perang gerilya melawan pihak kolonial. Yah,..seperti yang sering kita lihat di film-film itulah,..Pasukan Amerika melawan Vietkong. Tapi itu kan dari kacamata Amerika. Kalau dari kacamata orang Vietnam sendiri mereka berjuang mempertahankan tanah airnya. Sama seperti kita bangsa Indonesia ketika yang memilih melawan untuk mengusir penjajah

Pintu masuk terowongan yang telah diperlebar untuk memudahkan para turis melihatnya
Pintu masuk terowongan yang asli hanya sebesar badan manusia ini semakin lebar karena mengalami longsor, dan disemen untuk mencegah lubang semakin melebar.
Diorama ini memperlihatkan pekerja yang sedang melakukan penggalian secara manual dengan menggunakan sendok sekop kecil dan keranjang tanah yang terbuat dari rotan


Pintu masuk rahasia itu sendiri dikelilingi oleh berbagai macam jebakan-jebakan yang mematikan. Beberapa diantara seperti yang terlihat digambar bawah ini. Sebenarnya masih banyak lagi, cuma rasa ngeri dan sekaligus linu. Jadi aku cantumkan 3 gambar saja.


Jebakan berupa bambu runcing yang ditutupi dengan rerumputan hidup
Jebakan lain kadang ditutupi dengan rerumputan atau dedaunan kering. Bayangkan jika terjebak dalam besi berputar ini. Semakin terperosok semakin banyak tubuh tertusuk besi. Aih..
Jebakan ini sendiri disebut fish trap karena seperti jaring ikan. Ketika kaki kita terjeblos kedalam lobang yang juga telah diisi dengan ular berbisa, bau darah yang keluar dari kaki kita yang tertancap paku yang berdiri itu, maka ular-ular pun menjadi semakin buas. Hiii,...

Sementara dibawah tanah itu sendiri tersedia ruang dapur, ruang makan, meeting room, bahkan ruangan pengobatan (klinik). Terowongan ini bener-bener punya kehidupan seperti layaknya kehidupan diatas permukaan bumi.
dapur ini memiliki rahasia dalam sistem pembuangan asapnya. Biasanya asap itu dialirkan kelubang pembuangan yang jaraknya pasti jauh dari dapur sesungguhnya. Dilubang keluar asap itu sendiri ditimbuni dengan daun-daunan kering untuk mengelabui musuh. Bahkan disekelilingnya dipasangi lagi jebakan-jebakan seperti yang diatas.
ruang makan yang juga merupakan meeting point tempat mereka berkumpul-kumpul dan berbincang-bincang layaknya hidup manusia normal.


ruang pengobatan (klinik) yang digunakan untuk merawat mereka yang sakit

Sementara level yang paling bawah adalah ruangan untuk penyimpanan, dan lorong rahasia untuk melarikan diri yang bahkan bisa langsung tembus ke Sungai Mekong. Ck,.ck,..ck,..keren!
Lebih Ck,..ck,..ck lagi ketika tahu bahwa total panjang keseluruhan terowongan yang digali secara manual dengan peralatan sederhana dan menggunakan tangan manusia ini mencakup area seluas 200 km2. He,..eh...200 km2.
Pokoknya kemampuan mereka untuk merancang jalan masuk dan jalan keluar rahasia, serta rancangan sirkulasi udara sehingga mereka memiliki oksigen yang cukup untuk menjalani kehidupan normal layaknya kehidupan diatas tanah, tanpa merasa sesak nafas ataupun kepanasan, bener-bener patut diacungi jempol...emang keren bo'…

Sepanjang kami bergerilya mengelilingi terowongon-terowongan itu, sesekali kami mendengar suara tembakan-tembakan. Dan ternyata memang suara tembakan yang sebenarnya yang memang disediakan bagi wisatawan untuk mencoba menembak dengan menggunakan senjata sungguhan. Yuhu,....must try, dong..!

Ada 2 pilihan, antara M 16 atau AK 47. And I choosed AK 47
Oh My God,..It's really, really cool. Me and my first AK 47
Lihat hasil bidikanku,...sebagian ada yang mengenai sasaran, tapi lebih banyak yang melencengnya,hahaha,....

Terakhir sebelum pulang kami diberi kesempatan untuk memasuki lubang terowongan sepanjang 200m. Diterowongan yang sempit itu rasanya sumuk(panas) dan kadang makin lama lubangnya semakin mengecil. Nafas pun menjadi tersengal-sengal karena kecapaian bercampur rasa takut berada diruangan yang sempit, gelap dan tertutup. Bener-bener luar biasa mereka karena hari-hari hidup ditempat seperti itu.

Well, kayaknya cukup segitu dulu laporan dan cerita jalan-jalan ke ChuChiTunnelnya ya,...Udah saatnya kembali ke Downtown dan mesti mandi dulu yang bersih,.. Oh ya,..dibawah ada gambar orang norak yang bergaya sedang ditangkap tentara Vietkong,...He..eh..

Hei,...ditangkep kok malah senyum?!????....



Saigon, day 1

Mendarat di bandara Tan Son Nhat Internasional Airport, Ho Chi Minh City, Saigon pukul 17.30 waktu setempat. Langsung pesan taxi di bandara untuk mengantarkan ke hotel. Sesampainya di Empress Hotel sang sopir taxi sempat menawarkan diri untuk mengantar ke Mekong River keesokan hari. Tanpa berfikir panjang kami langsung setuju. Dan ini sungguh fatal akibatnya. Begitu kami check-in petugas resepsionist mengingatkan kami agar waspada karena biasanya taxi-taxi itu akan mengenakan argo kuda yang pastinya akan jadi sangat mahal. Padahal pihak hotel sendiri juga menyediakan bermacam-macam paket tur yang harganya mungkin akan lebih murah dibandingkan dengan tarif yang akan di patok sang sopir taxi. Kami pun akhirnya memutuskan untuk mengambil paket tur yang ditawarkan oleh pihak hotel.


Karena belum makan malam kami memutuskan untuk keluar dan menyusuri jalanan sambil mencari restoran yang kira-kira cocok. Kepinginnya sih yang orisinil masakan sana atau yang masih tradisional gitu. Bukan restoran fast food atau western gitu. Tapi mencari restoran yang cocok bukanlah hal yang mudah. Pertama, hampir semua menu mereka menggunakan babi, jadi sangat susah untuk menemukan halal food. Kedua kami tidak mengerti sedikitpun tulisan yang tertera didaftar menu, sehingga makin menyulitkan kami untuk memilih menu yang bukan babi. Setelah keliling-keliling kami akhirnya mampir kesebuah restoran yang ramai pengunjungnya. Berkali-kali menunjuk ke baris-baris kalimat sambil bertanya, “No Pork?” Dan berkali-kali pula mereka menggelengkan kepala dengan wajah kebingungan. Kami bahkan memperagakan cara makan semangkok nasi dengan sumpit untuk memesan nasi. Tapi lagi-lagi mereka tidak mengerti. Beruntung disaat yang genting itu salah seorang dari mereka punya ide yang brilian.Dia mengambil tangan kami berdua dan menyeret kami ke dapurnya dan meminta kami untuk menunjukkan makanan yang kami inginkan. Dan makanan jenis ikan, udang dan cumi-lah yang menjadi pilihan.

Dengan susah payah akhirnya makanan itu muncul juga diatas meja,..pff,...
Pelayan yang punya inisiatif itu,...
Sehabis makan kami berjalan kaki menuju hotel. Kami memutuskan untuk tidak kemana-mana dulu dan memilih untuk beristirahat sesegera mungkin karena besok sudah menunggu jadwal tour,..
C U, tommorow....

Wednesday, October 22, 2008

Kangen anak

Prosesi pernikahan adik sepupuku berjalan dengan sangat indah dan sangat lancar. Upacara adat Melayu Riau yang dilaksanakan selama 2 hari memberikan pemandangan dan pengalaman baru untukku. Semuanya telah didokumentasikan dalam rekaman video. Setelah semuanya berakhir (sebenarnya belum benar-benar berakhir karena pada hari ke 3 ternyata masih ada acara, tapi aku telah mengantongi tiket penerbangan pada tanggal yang sama sehingga aku tidak dapat turut hadir kembali) aku dan suami sudah harus berangkat.

Hari minggu tanggal 12 oktober saatnya kami berangkat dari Pekan Baru menuju KualaLumpur untuk mengejar penerbangana hari berikutnya dari Kuala Lumpur menuju Ho Chi Minh City.

Penerbangan PKU-KL sangat pendek, hanya sekitar 30 menit. Aku lupa dengan perbedaan waktu antara Pekan baru dengan Kuala Lumpur. Jadi berangkat pukul 9.00 waktu PKU dan mendarat pukul 10.30 waktu KL (yang berarti pukul 9.30 untuk jam tanganku yang belum disetel ulang) Dengan bodohnya aku mengira perjalanan selama 1 jam 30 menit. Alhasil ketika aku sedang di Lavatory (toilet) terdengar pengumuman untuk bersiap-siap mendarat, aku kaget. Buru-buru aku meng-cut pipis. Secara aku kalau pipis lama. Bukan karena kencing batu tapi biasanya kalau pipis aku sambi memotong kuku, terus kukunya dikikir biar rapih, trus disambung dengan memakai kuteks. Belum lagi kalau menunggu hingga kuteks-nya kering, tambah lama kan?...Huahahaha...Bohong banget...

Sesampainya di KLCC kami telah memesan Sky Bus secara Online jadi tidak ada masalah untuk urusan transportasi dari bandara ke pusat kota. Sky Bus ini hanya sampai ke Sentral (Stasiun Utama di KL) jadi kami harus melanjutkan perjalanan dengan berbagai pilihan, bisa bis lagi, kereta api, monorail atau taksi. Dan kami memilih taksi yang ternyata hanya mengenakan biasa sebesar 5 ringgit saja. Cukup murah kan?

Pemandangan dari dalam sky bus, sementara menunggu penumpang penuh

Citin Hotel tempat kami menginap terletak berseberangan, tepat didepan Terminal Bis terbesar di Kl yaitu"Pudu Raya". Hotelnya kecil tapi letaknya cukup strategis. Kamarnya juga bersih. Harganya juga cukup terjangkau, hanya 150 ringgit.Disekeliling kawasan itu juga tersedia berbagai macam hostel dan penginapan murah untuk backpacker dengan harga yang jauh lebih murah. Bahkan ada yang seharga 28 ringgit saja. Biarpun ini perjalanan low budget tapi aku menolak untuk menginap di kamar yang kelewat murah. Serem la yaw...

Pemandangan dari kamar hotel, terlihat kemacetan bis-bis yang akan memasuki Pudu Raya



Kamarnya lumayan,... cukup "clean and tidy" kok

Sehabis makan siang kami mempunyai banyak waktu. Dari pada bengong dikamar kami memilih untuk berkeliling-keliling dengan berjalan kaki. Berbekal sebuah city map, setelah disusuri, ternyata lokasi kami tidak jauh dari kawasan Bukit Bintang. Mungkin kira-kira 1500 sampai 2000 langkah gitu deh.( silahkan konversi-kan sendiri kedalam km atau m,..Hehehe..)

Tuh,kan..dah nyampe ke Jalan Bulan, di kawasan Bukit Bintang

Capek berjalan kaki, memang semangkuk es krim imbalan yang sangat lumayan sebagai penawar dahaga. Di Berjaya Time Square kami ngaso di Baskin Robbin. Tiba saat menikmati Pistasio Almond, di sendok kedua aku tiba-tiba tercekat. Aku ingat benayu, si bungsuku. Dia suka sekali es krim. Apalagi kalau Baskin Robbin. Aku bilang ke suami,...jadi inget adek,...dia kan suka banget...Dan entah mengapa aku tidak bisa melanjutkan acara makan es krim itu. Tenggorokanku terasa tercekik, dan air mataku juga menggenang. Oh,....suddenly...I miss my baby...And I got cried."Halah,..gimana nih,..belum juga satu hari", kata suamiku. Lalu aku langsung menelfon ibuku untuk menanyakan keadaan anak-anakku dan menanyakan apa yang sedang mereka lakukan sekarang. Aku merasa bersalah karena berangkat diam-diam pada saat anak-anakku masih tidur, soalnya ini bagian dari antisipasi suasana haru biru di Bandara nantinya.Dan hari itu juga aku memesankan pada ibuku untuk membawa mereka ke Baskin Robbin di Mal Ciputra. "Pokoknya mereka mau pesan apa saja boleh, ma.." aku mewanti-wanti ibuku.

Hiks..hiks...
Mendadak mood-ku hari itu langsung jatuh. Hanya gara-gara kangen sama anak. Aku pun mengajak suamiku untuk segera kembali ke hotel.
Huuuuu, inge,inge,...dasar traveller picisan.....

Tuesday, October 21, 2008

Happy wedding



Tiba saatnya bagi adikku mengakhiri masa lajangnya,...

The Bride

Selamat menempuh hidup baru,..dek..

Pasangan pengantin baru yang berbahagia itu,...