Tuesday, October 28, 2008

Saigon, day 3

Saatnya untuk menyusuri sungai paling terkenal di Vietnam: Mekong River

Setelah kemaren seharian keluar masuk tunnels sekarang saatnya untuk menyusuri sungai paling terkenal di Vietnam ; Mekong River.

Seperti biasa sebelum memulai perjalanan kami berkumpul di kantor pusat operator tour yang gunakan. Kali ini pesertanya lumayan banyak. Dua turis asal Filipina, dua turis asal Amerika, dua turis asal Swedia dan dua turis asal Indonesia yaitu aku dan suamiku. Total kami semua 8 orang plus 1 orang tour guide. Kami adalah peserta Mekong Delta Tour hari ini.

Perjalanan diawali dengan cerita tentang peran besar Mekong River ini dalam menghidupi masyarakat sekelilingnya. Sungai Mekong ini sangat besar dan panjang. Saking besarnya sungai ini memiliki 4 pulau yang bernama ; Dragon, Unicorn, Phoenix, Turtle. Dan saking panjangnya sungai ini tidak hanya melintasi beberapa propinsi tetapi juga melintasi beberapa negara. Karena dilewati oleh sungai besar ini maka daerah Saigon yang merupakan bagian selatan Vietnam, menjadi subur. Kehidupan masyarakat setempat sangat tergantung pada sungai ini. Mulai dari rumah panggung disisi sungai, tambak ikan, transportasi hingga irigasi.
Peran sungai ini juga sangat besar pada saat revolusi karena sebagai gerilyawan bisa sewaktu-waktu muncul atau menghilang disungai ini melalui terowongan rahasia yang menembus ke sungai. Jadi Mekong River ini disamping sangat fungsional juga sangat historikal bagi masyarakat Vietnam.


cruising the Mekong river
Pemandangan seperti ini sih, sebenarnya lumrah banget bagi kita ya, secara pernah tinggal di bantaran sungai Siak. Hahaha...
Ini bukan hanya kapal. Tapi juga merupakan rumah bagi mereka. Mereka pun hidup secara berkelompok. Firasatku mengatakan kalau mereka satu RT, atau satu RW? Enak juga ya punya rumah nomaden begitu
Nah,...cuma ini yang tidak ada disungai Siak, orang jualan es tontong (atau es puter) pakai perahu motor. Lengkap dengan lonceng (bell)nya yang berisik. ..
Sebagai urat nadi transportasi, feri penyeberangan seperti terlihat banyak dan mondar-mandir-mondar di sungai Mekong yang luasnya "naudzubile"

Selanjutnya kami dibawa menuju salah satu pulau yaitu BEN TRE, untuk melihat secara langsung kehidupan masyarakat dipulau itu. Sebagai besar masyarakatnya bertanam buah-buahan dan beternak lebah madu. Selain buah-buahan dan madu mereka juga memproduksi arak beras dan arak pisang. Produksi kelapa yang melimpah juga membuat mereka terkenal dengan permen kelapa-nya (coconut candies)

Wellcome to Ben Tre board

Dengan menggunakan perahu yang lebih kecil kami diajak untuk menyusuri anak sungai menuju dapur produksi yang menjadi sumber penghasilan pulau ini. Kami diajak berkeliling untuk melihat proses pembuatan permen kelapa, mencicipi arak pisang, arak beras, manisan jahe, manisan lotus, madu murni, hingga berbagai macam buah-buahan mulai dari pisang, semangka, nanas, lengkeng, hingga buah naga ( I don’t know what the name in English) Aku hanya memakan 2 buah terakhir saja yaitu lengkeng dan buah naga karena kedua jenis buah itu harga sangat mahal di supermaket di Jakarta.

Gile,..yang mendayung perahunya orang tua-tua. Tapi tenaganya kuat banget. Mana gayanya kayak pembalap semua lagi. Saling ngepot kalau berpapasan. Duh,...duh...


Ini proses pembuatan coconut candy alias gula-gula kelapa. Alatnya sudah dimodifikasi dan modern sehingga tidak perlu tenaga manusia untuk mengaduk adonan yang semakin lama semakin liat dan lengket itu. Kayaknya perlu juga di aplikasikan di Indonesia untuk memasak rendang,..wuuuhuuu....

Dipiring kecil yang tidak terlalu jelas isinya itu adalah tester untuk manisan jahe, manisan pisang, dan manisan lotus. Sementara seorang pencicip teh profesional sedang mencicipi teh madu,...sluuurp.....


Sementara kami menikmati aneka buah-buahan yang dihidangan, kami disuguhi nyanyian yang diiringi dengan alat musik tradisional. Live music, gitu deh..

Kemudian perjalanan kami dilanjutkan ke pulau berikutnya.

Ke pulau Huong Dua, ..(susah cara untuk mengucapkannya dengan tepat)

Disana nantinya kami akan mendapatkan jatah makan siang. Kali ini tidak perlu lagi berpindah ke perahu kecil untuk menyusuri sungai, karena motor boatnya dapat melewati jalur ini.

Saling bertegur sapa dengan penumpang boat lain...Hm..ramahnya..

Oh, ya..paket makan siang ini termasuk harga yang telah dibayar pada saat kita mengikuti tour. Aku merasa tidak sabar menunggu makanan yang akan dihidangkan. Tunggu punya tunggu ternyata,..o..la…la..paket yang diberikan untuk setiap orang adalah sepiring nasi putih dengan sesejumput oseng daging plus sebiji lumpia(spring roll) plus,..sup tentunya. Halah mak,…mana cukup makanan segitu (dasar congok ),akhirnya aku memesan seekor ikan gurame tim untuk menambah lauk. Dasar congok kali kau pun!

Sehabis makan kami diberi kesempatan untuk bersepeda mengelilingi perkampungan. Dari keseluruhan peserta tour hanya 2 orang yang menolak untuk ikut bersepeda karena memang mereka sudah agak oma-oma gitu. Semua kelihatan sangat antusias ketika memilih sepeda yang akan dikendarai. Kamipun mulai bersepeda dengan berurutan karena jalannya sangat kecil dan terdiri dari beton yang mulai retak. Beberapa malah merupakan jalan tahan. Belum 2menit kami bersepeda terjadi insiden. Sue, salah seorang anggota rombongan kami yang asal Amerika dan bertubuh paling besar diantara kami semua, tiba-tiba jatuh,…GWEEEDWUUUBRAAAG! Aku yang berada persis dibelakangnya langsung menjerit, “Sue,..are you ok?! Aku langsung melempar sepedaku dan berlari kearahnya. Sue yang berbadan besar itu, hanya meringis kesakitan. Dia tidak bisa bangun karena tertindih sepedanya dan sebagian badannya terperosok ke pagar yang rubuh karena tidak kuat menahan beban badannya. Aku bingung, antara kasihan dan ingin tertawa terbahak-bahak melihat kondisinya. “Come on, let me help you” kataku sembari mengulurkan tangan setelah sebelumnya menyingkirkan sepeda sialan itu. “I’m fine,..i thinks those Heinekken makes me blank for a while…”katanya sambil berusaha berseloroh karena pada saat lunch dia meminum sekaleng bir. “Oh,…kataku sambil tersenyum lega karena dia tidak mengalami luka atau apapun. “Are you going to ride again or what?...tanyaku. “Yes,..sure, I’m fine…don’t worry..it’s ok now” katanya meyakinkan. Dan kami pun melanjutkan bersepeda pelan-pelan. Aku memilih berada dibelakangnya karena aku sudah tidak tahan untuk melanjutkan tawaku yang mati-matian aku tahan. Sumpah! Lucu banget…! Sementara anggota rombongan yang lain sudah jauh didepan. Hanya satu orang yang ada dibelakangku, turis asal Philipina bernama Dess. Kami pun melintasi jalan kampung yang naik turun bahkan kadang harus melewati jembatan kecil. Semua begitu menikmati acara bersepedanya. Hingga tiba saat kami akhirnya melewati sebuah jembatan kecil yang sedikit menanjak lalu setelah turunannya langsung menikung tajam kekiri. Aku yang ketika masa anak-anak selalu bersepeda “mblasak-mbasak” tentunya tidak mengalami kesulitan dalam medan seperti ini. Rute sulit itu aku lalui dengan mulus. Selang beberapa detik setelah aku lewat,….”AAAAAAARRRRGGGG…..” CEEEBYYYYUUUUUR……! Satu, dua, tiga,.detik kemudian,…HEEEELP…HEEELP! HELP…ME! Aku langsung mengerem dan melempar sepedaku.”Pi,..ada yang jatuuuh,..!” Aku berteriak memanggil suamiku yang berada di depan Sue. Sue yang tadinya berada didepanku pun langsung menghentikan lalu melempar sepedanya. Bertiga kami berlari menuju ke TKP (Tempat Kejadian Perkara, polisi kaleee..) Dan didalam parit lebar yang hampir menyerupai kubangan itu aku melihat sebuah sepeda tertancap kedalam lumpur. Dan seorang manusia dengan tubuh penuh lumpur terlihat sedikit shock. Dia Dess. Peserta bersepeda urutan terakhir yang tadinya tepat berada dibelakanku. Look at her now! OH MY GOD..! Suamiku dan aku langsung mengulurkan tangan kami untuk membantunya berdiri dari kubangan lumpur itu. “What happened, Des?” tanyaku…”I don’t know…I just can’t controlled my bike after I passed that brige,..katanya gemetaran. Astaga,..kasihan amat. Secara dia seumuran mamaku gitu. Jadi aku bener-bener tidak tega melihatnya. “Any hurt,..or…? “No,..i’m fine,..i think I lost my glasses. As I remember I wearing my glasses before…,katanya lemas. Aku memutuskan untuk mengantarnya kembali ke base semula, restoran tempat kami makan siang tadi. Sementara suamiku dan Sue meneruskan perjalanan bersama anggota rombongan yang lain. Pppff….ada-ada ajah.
Mengapa acara jalan-jalan hari ini berubah menjadi Tragis-Komedis begini..ya?!

Ketika kami berjalan memasuki pelataran restoran sebagian dari karyawan restoran terlihat kaget lalu tidak lama kemudian mereka tertawa geli. Meskipun aku tidak mengerti bahasanya tapi aku tahu kalau mereka menertawai Des. Sialan,..Orang sudah kena musibah malah ditertawai. Tapi kalau boleh jujur sebenarnya aku juga kepingin ketawa sih. Sekarang mari sekarang kita tertawa..!Huahahaha...hahaha....


Karena acara bersepeda merupakan kegiatan yang terakhir, maka kami pun bersiap-siap untuk kembali menyusuri sungai kembali pusat kota. Karena cukup lama harus menunggui Des yang mandi dan bersih-bersih, kami hampir terjebak di pulau itu. Sebab, semakin sore, ketika air semakin pasang, boat-boat tidak akan bisa lagi melintasi jembatan-jembatan yang berada ditengah sungai kecil dipulau itu. Ini terjadi pada saat boat kami yang mulai agak nyangkut ketika melintasi jembatan, sehingga beberapa kali kami harus ramai-ramai duduk kearah anjungan depan boat agar bobotnya berkumpul di satu titik yaitu di depan. Beberapa kali atapnya juga harus dilipat agar tidak tersangkut jembatan. Perjalanan pulang sangat jauh berbeda dengan saat berangkat . Semua terlihat muram. Kejadian Des nyemplung dan air yang mulai pasang membuat kami sedikit tegang.

Beberapa kali kami harus berkumpul diatas geladak yang bercat merah itu demi menggeser titik beban,...fuih,...menegangkan...!

Ketika akhirnya kami tiba di dermaga hari sudah sangat sore. Boat yang telah merapat kedermaga tidak bisa lebih dekat lagi sehingga kami harus melintasi jembatan yang telah mulai tergenang air setinggi mata kaki. Kami diminta untuk melepaskan sepatu atau pun sandal agar tidak terpeleset.Hiiih,..airnya tenyata duingin sekali. Bbrrr…

Berjalan menuju ke mobil travel yang akan membawa kami kembali ke down town, semua terlihat lelah,..dan tiga puluh menit kemudian yang terdengar hanyalah suara dengkuran…..ZZZZZZ……ZZZZZZZ……ZZZZZZ….
Semua terbuai dialam mimpi.....

By the way,...

....do we looks like a "penganten baru...?" (iya,..penganten baru ditabokin...!)





No comments: