Saturday, June 27, 2009

Mustek Jakarta

Pasti pernah dengar bahkan mungkin sering sekali mendengar tentang museum tekstil Jakarta yang memberikan praktek membatik itu. Karena liburan kali ini kami belum bisa mengajak anak-anak berjalan-jalan, maka di suatu akhir pekan aku mengajak anak-anak untuk ke musium tekstil. Berbekal alamat yang katanya dekat tanah abang, maka kami mulai menyusuri kawasan petamburan. Akhirnya diantara himpitan pedagang barang bekas kami menemukan gerbang masuk museum itu. Sayang sekali rasanya melihat bangunan musium yang mestinya dapat dijadikan tujuan pariwisata andalan itu sepanjang pagar depannya dipenuhi oleh pedagang barang bekas dan pedagang kaki lima.

Well, dari pada berkeluh kesah tiada guna, lebih baik aku perlihatkan beberapa koleksi alat tenun di museum tekstil itu.

Pekalongan, Central Java, Gedogan traditional weaver



West Nusa Tenggara, Gedogan traditional weaver
Bali, Gedogan traditional weaver

Sungguh sayang melihat koleksi museum yang kurang terurus itu. Seandainya saja pemerintah lebih peduli pada pengelolaannya,..pasti kunjungan turis baik lokal maupun internasional bisa lebih meningkat lagi. Udah ah,..bosen mengeluh terus..

Thursday, June 18, 2009

Jangan mogok dong, sambel....

Hari yang cerah. Dan aku bertekad untuk rajin bekerja. Tapi khusus untuk hari ini. Untuk besok atau lusa, aku tidak bisa berjanji apa-apa. Hahahaha,..dasar anak tidak punya pendirian,..sebentar rajin..sebentar malas.
Dan mungkin memang sudah hukum alam jika seseorang ingin berubah pasti godaannya bermacam-macam. Seperti hari ini,.. untuk mengirit konsumsi bensin aku memilih untuk memakai si jimny. Dari awal aku sudah curiga dengan suaranya yang agak gemetaran. Pada saat di starter pun agak susah. Tapi aku kuatkan batin untuk menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Kekurangannya: kemudi keras karena tidak power steering, ac kurang dingin karena ini mobil dengan cc kecil, kabin sempit, guncangan keras, dll. Sementara kelebihannya; bensin irit karena cc kecil, tangguh di segala medan baik becek,berlubang maupun banjir, bisa parkir dimana saja asal jangan didepan pintu pos polisi, gesit dan bisa salib kiri-kanan, tidak takut kebaret motor yang suka nyosor kalau lagi macet karena memang bodynya dah terlanjur baret-baret, ringan dan gampang didorong kalau mogok. Ini dia,..kalimat terakhir yang berupa tulisan miring itu amat fatal. Kena karma kalimat sendiri.

Ceritanya: Tahap pertama kegiatan pagi hari tidak ada masalah. Kegiatan yang mobile mulai dari kepasar hingga ke atm berjalan dengan lancar.Tahapan kedua sehabis makan siang adalah tahapan bekerja, kali ini pekerjaanku adalah memata-matai pabrik. Maksudnya, berkeliling ke kawasan sekitar yang kira-kira ada pabriknya. Lalu aku dengan salah seorang karyawanku mulai mencatat nama,alamat dan nomor telefon pabrik yang kira-kira akan bisa dijadikan prospect sebagai costumer tetap. Aku paling suka kegiatan ini karena aku merasa seolah-olah menjadi seorang agen mata-mata yang sedang menyamar. Dasar penghayal kelas berat dan kebanyakan nonton film hollywood. hihihihihi..
Banyak kejadian kocaknya. Misalnya saja, jika pada saat aku sedang berkeliling dan dipergoki oleh satpam yang merasa curiga aku biasanya berlagak menelefon seolah-olah sedang mencari alamat. Jiaaaaah,...acting banget. Hahahhaha....Bahkan kalau satpamnya keliatan agak galak diajak bercanda aja sekalian, misalnya saja mengucapkan kalimat seperti,"kumis bapak bagus banget...itu asli apa pakai obat penumbuh kumis ya pak?" jangan lupa pada saat mengatakan ini pasang wajah se-innocent mungkin. Dijamin hati langsung luluh dan bicaranya langsung lembut. Dan jangan coba-coba mengucapkan kalimat ini sambil ngupil,..apalagi sambil garuk-garuk ketek,..dijamin dalam hitungan detik pentungannya langsung mendarat dikepala. Langsung benjol! Huahahahhaha,... (ngelucu sendiri trus ketawa sendiri,..week!)
Strategi jitu lainnya, memata-matai tanpa harus ketahuan,..membaca nama perusahaan yang tercantum di seragam yang sedang dikenakan karyawan. Biasanya di bagian depan kiri atau kanan. Ini juga harus hati-hati. Jangan coba-coba kalau anda adalah seorang laki-laki memelototi dada perempuan. Bisa-bisa anda pulang dengan lingkaran ungu di kelopak mata kiri atau kanan atau bahkan kedua-duanya, ditambah bonus bekas pentungan satpam di kepala. Komplit daaah...

Dan siang yang panas ini misi berjalan lancar dan penyamaran berhasil. Cukup sukses mengantongi beberapa nama dan nomor telfon perusahaan. Tinggal satu lagi perkerjaan terakhir yaitu mengirimkan barang hasil cetakan ke sebuah perusahan properti. Sementara karyawanku melakukan sedikit basa-basi di bagian serah terima barang,..aku pun mencari parkiran ketempat yang agak teduh dibawah pepohonan. Dalam posisi bersiap-siap masuk ketempat parkiran yang dituju, tiba-tiba....BEEET. Mati-ti. Dan diam ditempat. "Come on, babe...jangan malu-maluin ah.." Aku mencoba untuk menstarter kembali. Tapi tidak ada nafas sedikit pun. Tidak ada ngeeek-ngeeeek-ngeeeeeeeek sedikitpun. MODAR AKU!!!!! Mobil itu mati-ti. OOOOOHHHHHH...
Berusaha untuk tetap cool,..aku turun dan mencoba mendorong pelan-pelan sambil memegangi setir. Hekkkkk,...tidak bergerak. Tambah tenaga dorong lagi,..HHHHHEEEEKKK. Masih tidak bergerak. Bismilah,..1,..2,..3..HHHHHHEEEEEEKKKKKKK!!!!! Tetap, masih, tidak bergerak!!!! Sigh.....ini karma,..kata siapa gampang didorong kalau mogok. Apalagi oleh seorang perempuan kurus seperti akuh. Kwalat kowe ingeee...
Bengong beberapa saat,..dari kejauhan terlihat seorang office boy. Dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin aku berujar,"Mas,...minta tolong didorong kesana sedikit boleh mas?" Si mas itu pun tanpa babibu langsung membantu mendorong mobil. Tidak lama mobilpun berada pada posisi yang aku inginkan. "Terima kasih ya mas,..Terima kasih banyak..."
Langkah selanjutnya pencet nomor telefon untuk meminta bala bantuan. Untungnya hari itu suamiku sedang tidak keluar kantor. Maka dalam hitungan setengah jam di sudah sampai di tempat kejadian perkara. Setelah di "jumper" mobilpun akhirnya menyala. Ternyata dinamo-nya yang baru diganti seminggu yang lalu bermasalah. Halah..halah..! Jimun,....jimun,...kamu kok ya maunya main-main terus. Kalau diajak oprot tidak ada masalah. Giliran diajak mencari duit aja,....MOGOK! Jangan begitu dong sayang,..Jangan mogok dong, sambel...

inge : "Kayaknya mami perlu kursus montir deh.."
agung : "Udah sana,...cepetan pulang,...jangan aneh-aneh!!!"
inge : "Huahhahahaha......!!!!!"

tentang teman..

Beberapa waktu yang lalu salah seorang teman lamaku menghubungiku. Tentu saja aku senang karena aku kira dia merindukan percakapan antar sahabat layaknya ketika kami masih di bangku sekolah dulu. Tapi kegembiraan itu berubah manakala temanku ini menyampaikan masalah keuangannya. Dengan dalih ada beberapa kejadian yang tidak diduga dalam pada beberapa kerabatnya hingga dia harus mengulurkan bantuan, maka dia memintaku untuk membantu cash flow-nya yang agak berantakan. Terus terang aku agak cemas karena bukan baru kali ini aku mengalami kejadian serupa. Aku cemas jika urusan pertemanan nantinya akan menjadi kacau karena bercampur dengan urusan uang. Yah,..itu benar. Sudah berapa persahabatan yang hancur gara-gara uang. Jangankan persahabatan, beberapa perkawinan juga hancur gara-gara uang. Bahkan hubungan kekeluargaan ataupun kekerabatan juga bisa hancur gara-gara uang. Uang seperti pedang bermata dua yang di satu sisi dia bisa mendatangkan kebahagiaan tapi disisi yang lain dia juga bisa mendatangkan malapetaka.

Aku tidak tega untuk menyampaikan pendapatku ini karena aku tidak ingin mengecewakannya hingga akhirnya aku bersedia untuk membantunya. Apalagi dia berjanji akan segera mengembalikannya saat ia menerima gaji dibulan berikutnya. Dia memintaku untuk mempercayainya karena kami telah bersahabat begitu lama. Tentu aku percaya kepadanya tapi jauh dilubuk hatiku aku cemas karena dia berani mempertaruhkan persahabatan kami. Dan jumlah uang itu benar-benar tidak seberapa jika dibandingkan dengan persahabatan kami selama ini.

Waktu pun berlalu. Apa yang aku khawatirkan sebelumnya memang terjadi. Beberapa kali aku mengecek saldo untuk mengetahui apakah ada pemindahan dana darinya. Ternyata tidak ada. Aku pun menunggu kabar darinya yang mungkin mengatakan bahwa dia sedang sangat sibuk atau dia belum mampu melunasi untuk saat ini, atau dia lupa, atau apalah,..tapi ternyata juga tidak ada kabar beritanya. Ape nak dikate (baca pake e lemah ya,..ini bahasa melayu,..bukan betawi )

Dan akhirnya setelah sekian lama aku menerima pesan singkat darinya yang menanyakan kembali no rekeningku. Aku pun memberikan kembali no rekeningku. Tunggu di tunggu hingga hari ini belum juga ada pemindahan dana. Ketika aku menanyakannya lewat pesan singkat dia bilang sudah melakukan pemindahan dana sejak 1,5 bulan yang lalu. Aku pikir tentu bank melakukan kesalahan administrasi karena tidak mungkin prosesnya begitu lama. Aku pun meminta sahabatku untuk mengirimkan bukti pengirimannya lewat faksimili agar aku bisa mengurusnya di bank yang bersangkutan tapi hingga hari ini aku belum menerima kabar darinya.

Terus terang aku merasa sangat kecewa. Pertama ketika dia memanfaatkan pertemanan kami untuk kepentingan pribadinya, kedua ketika dia tidak bisa memenuhi janjinya untuk sesegera mungkin melunasi pinjamannya, ketiga ketika dia tidak sedikitpun berusaha untuk menghubungi untuk menetralkan keadaaan. Seandainya saja dia mengatakan padaku bahwa dia meminta perpanjangan waktu tentu aku akan dengan tulus mengabulkannya. Bahkan jika dia mengatakan ketidak sanggupannya aku pun akan segera mengikhlaskannya. Semua bisa dicari jalan keluar yang terbaik tanpa harus mengorbankan persahabatan kami.
Tapi kenyataannya dia seperti menghilang ditelan bumi. Dan akhirnya aku harus mengakui apa yang selama ini aku percayai, bahwa uang bisa menghancurkan segalanya termasuk persahabatan. Bahwa di hari dimana kepercayaan itu ternodai,..maka di hari itu juga lah persahabatan tidak akan sama seperti dulu lagi.

Monday, June 15, 2009

Horaaay....

Dapat izin dari suami untuk mengikuti trip photography selama 4 hari ke Lombok,..benar-benar luar biasa. Sepanjang pernikahan kami belum pernah sekalipun aku meninggalkannya untuk waktu yang lama. Tapi kali ini dia rela menghabiskan akhir pekannya untuk mengurusi anak-anak dan mengijinkanku untuk belajar memotret plus jalan-jalan. Masih dengan rasa tidak percaya berkali-kali aku bertanya kepadanya,.. "Are you sure,..honey?! Can you handle the kids?!..Dan dia, lagi-lagi dengan senyum yang paling tulus menganggukkan kepalanya. Ohhhhhh,....darling,... i love you soooo much!!!!Muuaah!