Harga awal agustus rp 65 ribu naik menjadi rp 70 ribu
Dua pekan kemudian naik dari 7rp 70 ribu menjadi rp 75 ribu
Kemaren persis, rabu, aku beli seharga rp 78 ribu
Ada apa ini?....
Sebagai orang awam aku tidak mengerti apa yang menjadi pertimbangan pertamina atau dalam kenaikan harga ini. Dan yang lebih mengerikan lagi pertamina malah sudah menjanjikan kenaikan rutin harga elpiji setiap bulannya. What a hell,…
Jawaban Pertamina selalu sama : Pertamina menanggung banyak kerugian karena harus menyubsidi harga elpiji pada masyarakat. (seperti halnya bahan bakar minyak ) Ini omong kosong. Omongan tentang subsidi ini sungguh tidak masuk akal karena beberapa kontrak penjualan gas diluar negri menunjukkan bahwa gas Indonesia dijual sangat murah jauh dibawah harga pasar dunia. Contohnya pemerintah menjual gas Tangguh ke China lebih murah daripada menjual gas kerakyatnya sendiri. Harga gas Tangguh US$ 3,34 per, MMBT, sedangkan elpiji ukuran 3 kg saat ini setara dengan US$ 9,9 per NNBTU. Bayangkan sodara-sodara,….
Kalau Pertamina berkelit mengatakan bahwa mereka mengalami kerugian, hei,..hei,..hei..tunggu dulu,….
Mau aku lampirkan data yang disampaikan oleh Ilyani S Andang?
Ini beberapa yang bisa aku kutip:
Pada tahun 2007 saja,
Pertamina membukukan keuntungan sebesar 24,5 Triliun, naik 29% dari tahun sebelumnya. Keuntungan ini jauh melebihi target keuntungan Pertamina sebesar 17,7 Triliun (sumber:RUPS Pertamina 2008) Jadi,..apanya yang rugi?...
Satu lagi, jika alasan pertamina atas kenaikan biaya operasiaonal adalah harga bbm, justru harga bbm sedang turun secara drastis dipasar internasional dari 137 US$ perbarel menjadi 113 US$ perbarel. Logikanya biaya operasional juga turun kan?
Ok,…sekarang go to hell lah untuk angka-angka yang bikin pusing diatas. Tapi yang jelas tercium disini adalah betapa kisruh dan semrawutnya pengelolaan energi di Indonesia. Dan yang paling menyedihkan adalah kita sebagai rakyat yang pasrah dan nrimo atas segala yang dilakukan pemerintah selama. Gugatan konsumen terhadap Pertamina sehubung dengan kenaikan harga elpiji tahun 2001, berakhir dengan kekalahan konsumen di pengadilan. Apa lagi? Mau menggugat PLN ke pengadilan? Ya,..bisa ditebak,…pasti konsumen kalah lagi. Pokoknya jika konsumen indonesia berhadapan dengan perusahaan yang memonopoli hajat hidup orang banyak, sudah pasti kalah. Rakyat melawan pemerintah? Sama dengan David melawan Goliath. Tapi aku masih berharap suatu hari nanti akan ada revolusi… Entah itu revolusi para mamak-mamak yang turun kejalan untuk menggulingkan pemerintahan. Secara mahasiswa saat ini tidak bisa terlalu diharapkan. Mereka terlalu sibuk nongkrong di Starbuck sambil membuka Friendster atau Facebook,..iya kan?...
I wish Indonesia someday punya pemimpin yang seberani Hugo Chavez….
No comments:
Post a Comment