Sunday, April 27, 2008

Djarum Super 4x4 Rookies Challenge


Informasi tentang event Djarum sudah kami dapatkan lebih kurang tiga minggu sebelumnya. Tidak ingin kehilangan event berharga maka reminder pun sudah di set di handphone. Acara akan diselenggarakan selama 2 hari yaitu hari jum’at dan sabtu.
Karena jum’at masih harus masuk kerja, maka aku dan suami memilih untuk datang menonton dihari sabtu.

Sabtu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Sempat menghabiskan setengah hari dulu di percetakan, akhirnya setelah makan siang kami berangkat. Udara sedang panas-panasnya memang. Sesuai dengan tema acaranya yang berupa kompetisi offroad maka kami memutuskan untuk membawa si Mere saja maksudnya biar agak nyambung dengan atmosphere-nya. Jarum penunjuk indikator bahan bakar menunjukkan dibawah E, yang artinya bensinnya sudah tiris banget. Dengan perkiraan cukup sampai ke pom bensin yang masih diareal perumahan kami segera berangkat dengan penuh percaya diri. Tapi apa mau dikata ketika sampai disana kami disambut dengan papan bertuliskan “Premium Habis”. Nah lo…

Ada dua pilihan, untuk tetap melanjutkan perjalanan sambil berusahan untuk menemukan pom bensin terdekat atau kembali kerumah untuk berganti kendaraan. Aku dan suami akhirnya memilih alternatif yang pertama. Tetap melanjutkan perjalanan dengan resiko mogok dijalan. Sepanjang perjalanan sambil mengobrol mata kami berdua tidak pernah lepas dari jarum fuel indicator. Siapa tahu aja kalau dipelototin terus jarumnya jadi berpindah dari E ke F gitu,…hehehe…

Tapi memang untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, kura-kura dalam perahu pura-pura tidak tahu, empat kali empat enambelas sempat tak sempat harap dibalas,…(iya,…berpantun aja terooos…).
Hal yang kami takutkan akhirnya terjadi. Setelah batuk-batuk beberapa saat akhirnya si Mere pingsan. Diam dan tidak bergerak. Berkali-kali kami memanggil namanya tapi dia tetap diam. Aku malah berininsiatif untuk memberikan bantuan pernafasan ala CPR gitu tapi suamiku malah melarang. Ya iyalah,…diakan bukan manusia tetapi dia seekor Jeep.

Aku mulai cemberut. Hari menunjukkkan pukul 2 siang dan kami berdua duduk diam didalam sebuah jeep yang mogok. Ini sama sekali tidak romantis, protesku. Lho, yang mau ngajak romantisan siapa, balas suamiku. Duh,…rasanya sebal sekali. Apalagi ketika aku diharuskan memilih antara membeli bensin ke pom bensin terdekat atau menunggui jeep. Tentu saja aku memilih untuk menunggui jeep. Ogah mesti bawa-bawa jerigen ke pom bensin. Jadi kalau ada yang lewat jalan raya serpong hari sabtu kemaren jam 2 siang, terus melihat seorang perempuan dengan wajah menyeramkan sedang bersembunyi dari panasnya sinar matahari dibawah kolong jeep merah, itu aku, bukan vampire…

Sambil tidur-tiduran ayam karena saking lamanya menunggu, tiba-tiba mata yang ngatuk berat dan tidak bisa dibuka mendadak terbelalak. Cairan merah menetes di kolong depan. Tadinya aku sempat berfikir bahwa si Mere mendapat kan haidnya yang pertama. Tapi lagi-lagi aku sadar bahwa Mere bukanlah seorang manusia. Melainkan seekor Jeep.
Oh my God,…cairan apakah gerangan?..

Selang beberapa waktu yang tidak terlalu singkat alias,…lama bangeeet…aku sampai garing…, suamiku pun datang dengan menenteng jerigen. Sambil menunggu ia menuangkan bensin yang di jerigen ke dalam tangki aku ceritakan kejadian yang barusan kulihat. Setelah membuka kap mobil dan melihat kedalam diketahui bahwa yang menetes itu adalah oli rem. Karena sudah terlanjur kering, kami pun memutuskan untuk memasukkan jeep kebengkel langganan dan sepanjang perjalanan itu kami mengendarai mobil dengan rem yang nyaris blong. Walah…walah…

Hari semakin sore. Sudah tiga jam berlalu dan kami malah kembali lagi kerumah untuk menukar kendaraan. Terus terang aku pesimis karena hari semakin sore berarti acara sudah hampir selesai. Dari pada tidak sama sekali kami pun memilih untuk tetap berangkat meskipun sudah telat.

Sesampainya disana kompetisi tinggal 2, yang satu untuk pemula dan yang kedua slalom. Huhuhu,….Sedihnya hatiku….

Sebagai pelipur lara aku memilih untuk berjalan-jalan mengitari stand-stand yang menjual berbagai macam perlengkapan offroad. Mulai dari merchandise, kaos dan atribut yang berbau offroad hingga segala macam tools untuk kendaraan jeep.


Ini salah satu stan yang menjual bermacam-macam tool untuk jeep. Mulai dari winch(motor penggerak kawat baja untuk menarik kendaraan), sling (tali untuk menarik atau mengikat kendaraan), high lift jack(sejenis dongkrak tapi khusus untuk jeep), berbagai perlengkapan camping, dll..

Foto yang diambil miring karena kaget ketika aku ditegur oleh yang punya. Maklum namanya juga jurnalis icak-icak, masih belum tahu tata karma untuk merekam sebuah gambar. Si empunya sempat dengan nada tidak senang bertanya padaku, “Mau dimuat dimana?”…Kataku,”Oh,..enggak dimana-mana pak. Cuma untuk dokumentasi pribadi saja,..” Aku pun buru-buru menyimpan kamera. Ngeri juga melihat raut juteknya.

Tapi tidak lama setelah aku membeli beberapa barang ditempatnya mendadak menjadi ramah. Dia malah menyilakanku untuk mengambil foto-foto lagi. Tidak bayar kok, timpalnya lagi. Oh,…jadi tadi maksudnya jutek itu karena tidak ada perjanjian harga toh,…pantesan. Tapi walau bagaimanapun aku bangga karena orang kita ternyata telah mengerti hak-haknya. Tidak seperti jaman dulu kalau dimasukkan ke teve atau majalah malah bangga meskipun sama sekali tidak tahu untuk media mana dan kepentingannya apa. Salut..


Ditempat lain aku sempat memotret seorang anak yang masih berumur 9 tahun, seumuran dengan putriku Kengie, sedang berlatih dengan sebuah jeep rakitan. Ck..ck..ck..salut lagi untuk orang tua yang serius untuk menciptakan calon=calon juara nantinya.


Temuan unik lainnya adalah sebuah jeep yang sudah didesain dengan tempat duduk beserta matras tempat tidur diatas atapnya. Sudah sering melihat yang seperti ini tapi yang satu ini agak berbeda. Karena pemasangannya yang rapi dan sangat compartable.

Jeep ini sengaja di desain sedemikian rupa karena pemiliknya punya hobby berburu. Kursi diatas roof berfungsi untuk mengintai buruan dan juga sebagai tempat tidur. Sedangkan dibagian belakang dipasang sebuah besi yang portable yang bisa disetel sesuai kebutuhan apakah untuk membawa hasil buruan, atau motor trail atau perlengkapan logistik.

Setelah puas berkeliling dan mampir sana-sini, aku dan suami pun segera pulang. Meski pada awalnya agak menjengkelkan tapi semua sudah tergantikan dengan oleh-oleh berupa sebuah payung, sebuah ember dan sebuah kanopi…..(Asli,…belanjaan mamak-mamak..!)

No comments: