Tuesday, May 13, 2008
strolling the night with mud freak
Libur akhir pekan di akhir April adalah long weekend. Senang sekali karena aku diajak untuk turut serta dalam perjalanan light offroad ke daerah Wanaherang, Narogong. Biarpun hanya duduk sebagai navigator tapi rasanya aku mulai jatuh cinta pada kegiatan yang satu ini. Perjalanan direncanakan untuk dimulai pada tengah malam karena sebagian masih harus bekerja pada jumat siangnya. Ini pengalaman baru untuk merasakan indahnya bermain-main dengan lumpur di malam hari.
Jam 11 malam setelah sebelumnya sempat untuk menidurkan anak-anakku dulu, aku dan suami berangkat. Hari itu, jumat tanggal 2 Mei bertepatan dengan hari pendidikan nasional hari itu juga merupakan wedding anniversary kami. Sudah genap sebelas tahun kami mengarungi mahligai rumah tangga. (caile,...bahasanya kayak rubrik oh mama, oh papa dimajalah kartini aja...)Perjalanan ini kami anggap sebagai kado perkawinan sekaligus bernostalgia sambil mengenang saat-saat kami berpacaran dulu. Uh…hui…
Kira-kira jam setengah satu seluruh anggota rombongan yang terdiri dari : 1 CJ, 1 Landy, 1 Hardtop dan 3 Jimny telah berkumpul . Kami segera berangkat setelah masing-masing menghangatkan perut dengan semangkuk indomie rebus dan bubur kacang ijo.Sepanjang perjalanan kami semua masih berharap agar hujan turun sehingga permainan bisa jadi lebih seru. Tapi sayang hujan yang ditunggu-tunggu tidak kunjung turun juga. Ah,…kecewanya...
Selang beberapa waktu kami sampai di sebuah sebuah lapangan luas dengan puluhan kubangan dan gundukan. Sesungguhnya ini bukanlah trek resmi untuk offroad melainkan sebuah areal yang masih berdekatan dengan pabrik Holcim yang pada saat musim kemarau biasa dilewati oleh truk-truk yang mengangkut bahan baku semen. Mereka memilih untuk melintasi rute itu untuk mempersingkat jarak. Ketika musim hujan tiba, lapangan tanah merah itu berubah menjadi kubangan lumpur, lengkap dengan undakan dan genangan air luas menyerupai danau kecil. Semua dipersilahkan untuk berguling dan berloncatan semaunya. Puas-puasin deh…
Capek bermain-main kami kembali berkumpul dengan membentuk sebuah lingkaran. Sambil berbincang-bincang kami menikmati camilan yang sudah persiapkan sebelumnya. Rupanya cahaya yang kami pantulkan menggoda seorang sopir truk untuk mencoba melintasi kawasan yang penuh jebakan itu. Akibatnya amatlah fatal. Truknya langsung lengket ditanah. Oh,..men….
Tidak tega melihat sopir yang nyaris putus asa, kami berusaha untuk menolongnya keluar. Malam ini si Mere dapat tugas untuk jadi rescuer. Setelah sebelumnya semua mobil, kecuali landy, mendapat jatah untuk ditarik kini tiba saatnya untuk melakukan sebuah proses recovery yang tidak mungkin alias mission impossible. Hardtop mencoba untuk menarik Fuso. Ini sih seperti pertempuran David melawan Golliath. Dan untuk versi yang ini sudah pastilah tidak mampu. Secara Fuso bobotnya 8 ton gitu loh…
Berbagai cara sudah dicoba tetapi tetap tidak mendatangkan hasil. Akhirnya dengan berat hati kami katakan kepada sopir truk agak beristirahat dulu menunggu datangnya pagi dan kemudian meminta bantuan kepada teman-temannya sesama truk. Eh,…kira-kira setengah jam kemudian mendadak datang sebuah truk Fuso yang akan memberikan bantun. Ya elah,…mbok ya dari tadi kek..
Selama beberapa jam suasana agak hening karena masing-masing sudah tertidur didalam kendaraanya. Samar-samar terdengar suara azan subuh dari kampung sekitar. Beberapa mulai terbangun dan segera menunaikan shalat subuh. Biarpun in the middle of nowhere tapi tetap ingat Tuhan.
Tidak ingin kehabisan waktu kami segera melanjutkan perjalanan menuju ke kawasan penggalian batu kapur. Kalau tadi malam permainan dengan areal lumpur sekarang berubah keareal bebatuan.
Kawasan yang diperuntukan bagi pertambangan pasir dan batu sebagai bahan dasar pembuatan semen Holcim yang dulunya dikenal sebagai semen Cibinong masih terus beroperasi.
Bahkan pada saat photo session (caile…norak nggak sih, offroad tapi banci kamera..)sesekali terdengar suara dentuman yang ternyata berasal dari ledakan yang dilakukan untuk memecah bukit batu. Lihat 2 orang yang terlihat amat kecil dan mengenakan baju biru pada gambar diatas, mereka lah orang-orang yang melakukan proses peledakan. Aku sempat bertanya dari mana mereka mendapatkan bahan peledak, tapi mereka berkilah dengan mengatakan bahwa itu hanyalah bom tradisional yang terbuat dari campuran arang, karbit, dan beberapa bahan-bahan tertentu yang bisa didapat dari toko kimia. Gosh….Kalau pemerintah begitu panik dan paranoidnya dengan isu bom teroris,…ternyata tidak usah jauh-jauh dan repot-repot. Bom ternyata hal yang teramat biasa bagi masyarakat kita. Contohnya saja ya kejadian diatas itu tadi.
Semakin lama matahari semakin tinggi. Jam 10 sudah terasa panas sekali karena kami berada ditengah-tengah bukit kapur. Tidak ada lagi lumpur. Yang ada hanyalah batu dan tanah kapur dimana-mana. Ketika menemukan sebuah danau kecil beberapa sudah tidak sabar dan langsung menceburkan mobilnya kedalam air. Perut pun mulai keroncongan.Tapi yang tersedia hanyalah beberapa roti sobek dan soft drink. Jeritan kelaparan pun mulai terdengar dimana-mana. Sebagian ingin tetap melanjutkan perjalanan tetapi sebagian lagi ingin segera pulang. Sempat terpecah menjadi berbeda keinginan akhirnya diputuskan untuk segera pulang kerumah masing-masing.
Semua kembali berjalan beriringan menuju pintu tol hingga akhirnya berpisah karena tujuan yang berbeda. Sempat mampir makan dulu di Rest Area Tol yang disebelah kiri kalau kita dari cibinong ke Jakarta. Kalau tidak salah pom bensinnya Shell gitu. Tapi demi Tuhan,…makanannya semua: SUMPAH,.. TIDAK ENAK..! Aku makan nasi uduk,…eh..rasa minyak tanah. Emangnya aku kompor apa? Mesti diisi dengan minyak tanah segala. Kecewa dengan nasi uduk aku memesan ketupat sayur,…eh….ternyata ketupatnya terbuat dari singkong. Jadi liat dan tidak bisa dikunyah. Mana kuahnya bukan santan melainkan susu dancow. Eneg banget kan dimakannya. Terus mau tau harganya berapa untuk sepiring ketupat sayur tidak enak itu? Delapan belas ribu rupiah. YAP!...Unbelieveable….Pengen rasanya numpahin semua makanan itu kemuka pelayannya. Tapi ya sutra lah….Ini sebagai peringatan juga bagi semua,…JANGAN PERNAH MAKAN DI REST AREA YANG AKU SEBUTKAN DIATAS. Karena tidak satupun makanan yang dijual disana layak dimakan. Mending beli Dunkin Donuts-nya saja deh….
Dengan perut yang masih keroncongan, udara panas menyengat, capek, jendela dibuka setengah,…aku benar-benar tidak dapat melawan rasa kantuk. Aku tertidur dengan berbagai macam gaya. Kadang mendengkur, kadang ngiler, kadang “ngowoh”( tidur dengan kondisi mulut terbuka lebar) Komplit deh pokoknya. Bahkan saking pulasnya aku tidak sedikitpun menyadari bahwa suamiku sempat 2 kali menepikan kendaraan karena terserang rasa kantuk juga. Logikanya siapa yang tahan sih kalau melihat orang yang duduk disebelah dengan nikmatnya dibuai mimpi indah. Mendingan menepi dan ikut ngorok sekalian. Sedaaaap….betuuuuul……
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment