Monday, March 10, 2008

Ah,..itukan cuma teori..

Dulu aku begitu kagum dengan Safir Senduk. Seorang Financial Advisor yang rutin mengisi rubrik tanya jawab ulas uang di tabloid Nova. Bahkan kemudian dia menulis buku panduan praktis tentang keuangan yang kemudian menjadi best seller. Diantaranya : Mencari penghasilan tambahan, Siapa bilang jadi karyawan nggak bisa kaya, atau Buka usaha nggak kaya percuma (terus terang judul yang ini sangat menyinggung perasaanku secara aku yang buka usaha dan masih nggak kaya-kaya, jadi..? menurut dia percuma, gitu?..) atau Mempersiapkan masa pensiun yang kaya, atau….

Safir Senduk pun menjadi panduanku dalam mengelola keuangan. Biasanya kalau diawal bulan aku pasti cepat-cepat ke Bank untuk menabung karena menurut ajaran Mas Safir adalah menabung dulu baru membagi pos-pos keuangan untuk yang lain-lain. Kemudian jika aku ingin membeli barang-barang elekronik atau gadget terbaru aku kembali teringat pesar Mas Safir bahwa lebih baik mengalokasikan dana untuk sesuatu yang menghasilkan daripada digunakan untuk membeli barang yang nantinya akan usang. Biasanya aku segera sadar dan mengurungkan niatku untuk membeli suatu barang. Lalu pada saat aku ingin memborong pakaian atau minyak goreng karena sedang diskon, biasanya adikku mengingatkan dengan mengatakan, “eling….eling….ingat Mas Safir bilang apa kemaren. Beli sesuai dengan kebutuhan. Jangan kalap duluan…” Dan ajaibnya aku seperti kena sihir langsung mengembalikan barang-barang ketempatnya dan mengambil beberapa saja sesuai dengan yang aku butuhkan.

Sebegitu kuatnya pengaruh Safir Senduk dalam hidupku. Bahkan suamiku sendiri sering meledek dengan mengatakan, “Wah muridnya Safir Senduk yang paling teladan ya. Ganti dong namanya menjadi Inge Garpu. Kan cocok tuh Senduk dengan Garpu…”. “ Woi…mana ada Senduk dengan Garpu. Yang bener itu Sendok dengan Garpu. Jangan sok plesetan deh…”kataku sewot.

Tapi memang dasar aku murid yang badung. Lama-lama kok ya omongan Mas Safir ini mulai tidak mempan lagi bagiku. Malah aku mulai berontak dengan segala yang pernah diucapkannya. Aku juga mulai membantah semua teori-teori yang dituliskannya. Hal yang berulang kali ditekankannya Investasi. Semua pasti sudah tahu manfaat yang akan kita dapatkan dengan menabung dan juga semua pasti sudah tahu dengan manfaat yang akan kita dapatkan dengan berinvestasi. Dan kita dapat dikatakan sukses jika tabungan kita dan investasi kita memberikan hasil sesuai dengan yang kita harapkan. Maksudnya mungkin bisa saja kita merasa senang jika tabungan kita dapat digunakan sebagai dana cadangan jika sewaktu-waktu dibutuhkan atau kita juga merasa sengang jika investasi yang kita tanamkan ternyata mendatangkan keuntungan dalam bentuk laba. Pasti,…pasti senang dan pasti status sukses menempel pada kita tanpa perlu diminta.


Cuma,….Ini cuma lho Mas Safir….Kenapa sampeyan tidak pernah sekalipun menulis tentang kerugian atau kegagalan. Padahal ini penting sekali lho. Kita hidup di dunia yang penuh dengan dualitas. Mengapa tidak pernah dicantumkan bagaimana caranya meminimalkan resiko. Bagaimana caranya mengatasi kerugian. Faktor X apa yang mungkin akan terjadi sepanjang perjalanan kehidupan kita. Kok ya yang disajikan yang bagus-bagusnya saja. Kalau yang jelek-jeleknya disembunyikan rapat-rapat. Saya ini pelaku ekonomi Mas Safir. Jadi saya merasakan sendiri bagaimana susahnya menjadi pengusaha. Saya yang merasakan langsung akibat dari naiknya harga-harga dan kebijakan pemerintah yang tidak benar-benar tidak bijak. Dibuku anda menyarankan untuk berinvestasi dalam bentuk reksadana, saham dan obligasi. Jika sekarang ORI 4 sudah dibuka lagi apakah itu tidak berarti pemerintah sudah benar-benar tidak punya uang lagi sehingga dana masyarakat pun diserap untuk modal pembangunan. Kasihan orang-orang yang begitu saja percaya dan tanpa pertimbangan yang matang memutuskan untuk mempercayakan uangnya disana. Dan coba sejenak pikirkan, masuk akal kah hanya dalam tempo kurang dari 2 tahun ORI diluncurkan sebanyak 4 kali. Well…well…something wrong here.


Jadi Mas Safir, maafkan lah murid mu yang murtad ini. Mulai saat ini aku memutuskan untuk tidak percaya lagi padamu. Sama tidak percayanya aku pada Tung Dasem Waringin, pada Janson Sinamo,pada Mario Teguh…Semuanya cuma bisa berteori. Hell...!..cuma teori,..men….!”

…..seorang murid yang kecewa bernama “Inge Spatula Rosalina Centong”

5 comments:

Silvianty said...

Oh mba inge....daku sependapat denganmu. Aku kan jadi pelanggan SMS premium nya mas Safir...setiap hari aku dikasi nasihat ama Safir tentang keuangan...mulai dari nasehatnya untuk menabung terlebih dahulu baru mengeluarkan untuk pos keuangan lain...sampe anjurannya untuk tidak membeli saham karena index harga saham bulan ini lagi anjlok. Sepertinya kiat kiat mas Safir baru bisa terlaksana jika orangnya punya duit banyak. Nah bagaimana kalo pegawai yang hidup dengan gaji seadanya?...boro-boro nabung....kebayar aja sekolah anak udah syukur. Belum lagi itu tu...harga barang naik....siapa yang bisa predict?...trus bagaimana menyikapinnya?.....ayo Safir...gimana tu?....Kalo keuangan masih 'gali lubang tutup lubang' mana bisa bikin 'timbunan'....so teori safir hanya cocok untuk yang udah bisa bikin 'timbunan'...ya ngga mba Inge?....

Ingerosalina said...

Huahahaha,..ternyata ada penggemar berat lainnya. Kirain cuma aku doang yang segitu fanatiknya ama mas Safir. Iya,..dia sih kadang kelewat ngegampangin masalah. Padahal kenyataannya jauh berbeda dengan teorinya. Wong kita udah jungkir balik ngatur keuangan biar bisa cukup malah disuruh investasi, itu gimana coba?...

Miss de Saire said...

duuh..aku ko ga pernah denger safir senduk ya?? tapi kalo mpu sendok dan mpu tantular sih aku tau mba, hehehe..

Mba inge ga coba reksadana aja ato FX option..? lebih save daripada main saham loh mba.. Labanya juga lebih gede sekitar 30%, daripada deposit bank yg cuma 6%..
*hehe pekerjaan anak2 bank yah gini mba..*

Ingerosalina said...

Apa tu FX? Forex maksudnya? Terangin ke aku dong,..(ndeeh...kayak duitnya banyak aja dang..)Sekarang juga deposito dh cair semua karena dibikin jadi modal usaha. Jadi nggak ng-efek mo bunganya berapa. Tapi masih tetep napsu aja kalo denger ada yang bunganya sampe 30%. Huahahaha...

Silvianty said...

iyanih sekali-sekali anak bank kayak kak aya jelasin dong ya apa aja opsi investasi yang bisa melipatgandakan duit menjadi bukit duit wakakakaka. Kalo reksadana memang lebih low risk dibanding maen saham katanya. Tapi tetap aja aku belum punya dana untuk 'bermain' permainan uang ini wakakakakak