I’m not complaining, but what happened to me lately is really suck
Tadi, dalam perjalanan menjemput anak-anak pulang sekolah tiba-tiba saja aku menangis sesegukan. Hanya sebuah kalimat sederhana yang aku ucapkan dalam hati dan tiba-tiba saja aku merasa begituuuuu sedih. Semua pemandangan berubah menjadi kabur seperti menyetir pada saat turun hujan. Semakin lama semakin buram seiring dengan air mataku yang semakin deras.
What happened to you inge,…Look at you. You look so ugly with red wet eyes and those pinky nose…aku bisikkan kalimat bodoh yang aku kira dapat meredakan kesedihanku. Tapi airmata itu semakin deras dan semakin deras lagi.
Why am I crying? So many reason…Mulai dari tubuhku yang sangat tidak kooperatif; haid tidak teratur, tangan pecah-pecah dan mengelupas karena alergi terhadap begitu banyak jenis makanan, sariawan, berat badan dibawah normal alias underweight, jerawatan, dan lain-lain, dan lain-lain,…hingga mentalku yang tidak stabil; mudah marah, mudah tersinggung, murung, sensitif dan melankolis. Lingkungan luar pun turut ambil andil dalam kekacauan ini. Kesibukan yang luar biasa ditambah dengan tekanan dari sekelilingku. Aku mulai menyadari tidak adanya keselarasan antara mind, body and soul.
Ya, ternyata ketiga hal diatas, mind-body-soul haruslah sejalan. Selama ini aku mengira tidak ada masalah. Tapi setelah aku amati ternyata ada yang tidak beres antara tiga serangkai itu. Maksudnya begini, my mind = pikiranku, berjalan dengan logis. Aku menerima kenyataan yang terjadi. Bahwa aku harus meninggalkan semua zona kenyamanan yang selama ini aku nikmati, dan bahwa untuk dapat mencapai apa yang telah dicita-citakan sebelumnya aku harus bekerja dan bahwa aku pun harus bekerja lebih keras lagi. Tapi ternyata my soul = jiwaku, masih belum bisa menerima kenyataan itu. Ternyata jauh didalam lubuk hatiku, jauh dialam bawah sadarku terjadi penolakan atas perubahan yang teramat drastis ini. Dan seperti seorang provokator dia menghasut my body = tubuhku, untuk bereaksi. Reaksinya bermacam-macam seperti yan sudah aku sebutkan diatas. Dan ketika my mind = pikiranku, satu-satunya yang masih berjalan sesuai dengan track, masih rasional, terkena benturan (bukan kejedot tembok ya)sedikit saja,...hasilnya,.....ya itu tadi, tiba-tiba merasa lemah dan ingin menyerah... C-E-N-G-E-N-G, ...CENGENG!
Apa yang harus aku lakukan? Satu-satunya jalan adalah berdamai dengan keadaan. Aku harus berdamai dengan hati kecilku yang bandel itu. Dialah biang kerok dari semua ini. Karena ini masalah hati, aku rasa hanya perlu sedikit kesabaran. Pelan-pelan seiring dengan waktu pasti hatiku akan mencair. Aku harus berdamai dengan keadaan yang mengharuskan aku untuk mengurusi segala yang telah menjadi tanggung jawabku. Dan aku juga mesti berdamai dengan keadaan sekelilingku. Bahwa belum tentu apa yang menurutku baik, juga baik menurut orang lain. Bahwa apa yang menurutku adil, belum tentu adil bagi orang lain. Bahwa apapun yang aku lakukan aku tidak perlu memikirkan tentang apapun anggapan orang lain. Just do what you have to do, inge....
2 comments:
"ikhlas" mbak...hehehehe
Iya,...suami juga bilang gitu. Kuncinya cuma satu :IKHLAS...
Post a Comment