Pada rute yang sama dan pada jam yang sama maka aku pun bisa merekam kejadian yang sama ditempat yang sama. Bingung? Maksudnya begini, pada rute graha raya, pada jam dua, ada orang-orang tertentu yang tempatnya selalu tetap disitu, yang menjadi perhatianku.
Siapa saja mereka?
1. Bapak tua penjual lampu minyak.
Dijaman serba moderen seperti sekarang ini masih tersisa orang-orang yang mencoba berjualan benda yang nyaris jarang digunakan lagi. Memang listrik sudah tersambung dimana-mana. Tetapi pemadaman bergilir mungkin masih menjadikan berkah tersendiri bagi si bapak penjual lampu minyak. Mungkin bagi beberapa kalangang yang tergolong mampu membeli genset adalah alternatif yang paling sempurna. Namun bagi kalangan bawah lampu minyak adalah alternatif yang paling tepat. Dengan adanya konversi minyak tanah ke gas membuat usahan si bapak benar-benar berada diujung tanduk, sebab dengan sulitnya mendapatkan minyak tanah orang pun berfikir dua kali untuk menggunakan lampu minyak. Akhirnya lilin dianggap lebih praktis dibandingkan lampu minyak. Kasihan si bapak itu. Sampai kapan dia akan sanggup bertahan untuk berdagang lampu minyak…
2. Anak lelaki berambut jagung
Setahun yang lalu, di suatu hari hujan turun dengan dengan derasnya. Dibawah siraman hujan dan mendung pekat yang menutupi langit itulah tiba-tiba pandanganku terbentur pada seorang anak yang sedang menangis dipinggir jalan. Dengan memegang sebuah karung plastik putih dia duduk ditrotoar tanpa sedikit pun berusaha untuk menghindar dari derasnya hujan. Anak lelaki itu berumur sekitar 9 tahun, seumuran dengan anakku, berbadan kurus dengan rambut berwarna pirang karena terbakar matahari. Aku tidak tahu dia menangis karena apa. Tapi aku begitu tersentuh olehnya. Sepanjang perjalanan bayangan anak itu tidak bisa hilang dari ingatanku. Dalam hati aku perang batin. Antara ingin kembali ketempatnya atau tetap meneruskan perjalanan. Hati kecilku terus mendesak dan bertanya-tanya. Tertabrakkah dia? Sakitkah dia atau kelaparankah dia? Tapi hatiku yang lain mengatakan untuk tidak berbuat konyol. Ini Jakarta. Mungkin saja ada yang menyuruhnya untuk berbuat seperti itu seperti sindikat anak jalanan dilampu2 merah itu. Atau mungkin saja aku malah diperas dengan tuduhan telah menabrak dan diharuskan membayar ganti rugi untuk sesuatu yang tidak aku lakukan. Perang batin itu terus terjadi didalam hatiku hingga aku sampai kerumah. Tapi aku mencoba untuk melupakannya. Aku berharap agar keesokan hari bisa melihat anak itu dalam keadaan yang berbeda. Harapanku tercapai. Keesokan harinya aku melihat lagi anak itu ditempat yang sama. Tapi kali ini sedang bermain-main dan tertawa gembira bersama beberapa temannya ( dan masih tetap dengan membawa karung plastik, aku berasumsi dia dari keluarga pemulung ) Aku merasa sangat lega . Setidaknya bukan sesuatu yang teramat buruk terjadi padanya kala itu. Dan ketika keesokannya lagi, dan keesokannya lagi,..aku masih tetap dapat melihat dia aku menjadi semakin lega. Hingga tanpa aku sadari anak lelaki berambut jagung dengan sebuah karung menjadi sahabat imajinerku yang selalu aku rindukan. Suatu saat jika aku sudah memiliki keberanian aku akan menemuinya dan mengajaknya untuk benar-benar menjadi temanku.
3. Bapak bongkok penjual gado-gado
Satu lagi yang juga tidak pernah luput dari perhatianku adalah seorang bapak setengah tua penjual gado-gado. Banyak penjual gado-gado yang pernah aku lihat dan temui. Tapi bapak ini berbeda. Dia memiliki keterbatasan dengan bentuk tubuhnya yang tidak sempurna. Tapi itu tidak mengurungka niatnya untuk berbuat layaknya manusia normal. Dengan tubuh bongkoknya itu dia setiap hari mendorong gerobak gado-gadonya. Aku sangat kagum dengan semangat hidupnya. Keterbatasan fisik tidak menghalanginya untuk menjadi manusia seutuhnya. Dia mengalahkan orang-orang muda yang bertubuh sempurna yang hanya menjadi polisi cepek di setiap putaran balik atau menyorongkan baskom kosong disetiap jalan-jalan yang rusak dan berlobang dengan dalih telah berjasa menambal jalan.
Ketiga orang ini benar-benar telah mencuri perhatianku. Setiap hari aku selalu mencari-cari mereka dalam pemandanganku. Jika ada salah satu yang luput dari perhatianku karena tidak terlihat maka dalam hati aku pun bertanya-tanya kemana gerangan mereka. Hanya bisa berharap bahwa hidup yang keras ini tidak akan mengalahkan semangat mereka untuk tetap terus berjuang. Allah selalu menjaga dan melindungi kalian sahabat-sahabatku….
No comments:
Post a Comment