Jalan-jalan jauh-jauh ke Vietnam dijejali dengan wisata sungai, padahal di kampung halaman sendiri juga boleh dibilang orang sungai, meskipun tidak berumah dipinggir sungai. (apaan sih maksudnya?...)
Maksudnya, meskipun tidak bisa berenang, sungai Siak benar-benar punya keterikatan batin yang kuat denganku. Dulu,...dulu sekali sebelum orang tuaku hijrah ke Duri, aku yang memang dilahirkan di PekanBaru, sempat merasakan masa balita disana. Dan imajinasiku yang paling liar adalah bermimpi punya rumah dipinggir sungai Siak. Padahal rumahku jauh dari sungai. Tapi pemandangan yang sering aku lihat ketika melintasi sungai Siak, benar-benar merasuki pikiran anak-anakku. Jadi kalau sedang bermain-main sendirian, aku sering berlagak sebagai seorang ibu yang tinggal dipinggir sungai dan sedang melakukan aktifitas sehari-harinya juga dipinggir sungai. Aku berpura-pura sedang mencuci pakaian, atau mencuci piring, atau mandi,..hingga seolah-olah harus mengunjungi tetangga sebelah rumah dengan menggunakan sampan kecil. Woow,...indahnya,...
Dan hingga kini,..30 tahun kemudian,...ketika aku tidak lagi tinggal di Pekanbaru bahkan jauh meninggalkan Pekanbaru, Sungai Siak tetap ada dihatiku. Setiap pulang aku selalu menyempatkan diri untuk melewati dan menyusuri pinggiran sungai ini. Yah,..sekedar menghidupkan kenangan lama dan bermain-main dengan khayalan masa kecil dulu. Meskipun sekarang telah banyak berubah,..bagiku Sungai Siak tetap seindah yang dulu.
Aku tiiiidak pernah bosan dengan pemandangan ini,...
Kesenanganku ini semakin lengkap ketika aku menemukan sebuah restoran panggung masakan melayu yang berdiri tepat ditepi sungai Siak. Tempat inilah yang juga menjadi tempat kunjungan wajib setiap aku pulang kampung. Ada yang ingin mencicipi makanan di restoran ini,...silahkan....
Terimakasih Pak Haji,..karena telah menyediakan makanan yang enak, tidak mahal dan tempatnya menyenangkan,.....
No comments:
Post a Comment