Ini salah satu bentuk ke-dodol-an ku lagi. Ternyata sejak bulan agustus lalu tepatnya pada hari hari ulangtahunku, Surat Ijin Mengemudi-ku telah habis masa berlakunya. Dan ternyata mulai dari saat itu hingga seminggu yang lalu aku mengantongi SIM yang telah hangus. Well,..itu juga yang menyadarinya pertama kali anakku Benayu yang memang hobi bongkar-bongkar tas dan dompet-ku. Tiba-tiba dia berteriak,"Sim mami udah expired mam,..." Hah?! Terang saja aku kaget. Dan keesokan harinya aku langsung berangkat untuk mengurus perpanjanganannya di Polres.
Hari sabtu, diminggu terakhir dibulan Oktober aku terdampar di tengah-tengah kerumunan orang yang mengurus berbagai surat di Polres Tangerang. Untuk menambah rasa percaya diri, aku memaksa suami untuk ikut menemani. Agak nervous juga kalau harus berangkat sendiri karena biasanya sesampainya di tempat biasanya langsung dikerumuni oleh calo-calo pengurusan. Padahal kali ini aku bertekad untuk tidak menggunakan jasa calo. Apapun yang terjadi aku akan mengurus semuanya sendiri. Dan ini juga wujud dari tekad untuk memberantas korupsi,...taela,...
Aku kira urusannya tidak akan lama karena aku hanya memperpanjang, bukan pengajuan pembuatan sim baru. Tapi apa mau dikata, ternyata sim lama ku itu masuk dalam rayon Jakarta, sehingga jika ingin memperpanjang harus ke kantor Polres Jakarta Barat yang terletak di Jalan Daan Mogot. Haduh,...ini pasti akan sangat menyita waktu dan menguras tenaga jika harus kesana. Disamping jalanannya maceeet,..disana juga ramai seeeekali. Akhirnya aku putuskan untuk mengajukan pembuatan SIM baru di Polres Tangerang. Dan ini berarti aku harus mengikuti semua prosedur dari awal. Mulai dari
mengurus surat keterangan dokter, ujian tertulis hingga ujian praktek.
Beruntung hari itu hari sabtu dan akhir bulan. Secara tanggal tua juga cukup memberikan pengaruh di jumlah orang yang mengantri. Aku mulai semuanya secara berurutan, fotocopy ktp, menebus surat keterangan dokter, membayar biaya bank, membayar asuransi, hingga akhirnya mengantri untuk ujian tertulis. Jika lulus baru selanjutnya ujian praktek.
Pada saat ujian tertulis, kami berada dalam suatu ruangan dengan jumlah peserta ujian sekitar 20 orang. Ujian berjalan selama 30 menit dengan menjawab pertanyaan di lembaran yang telah disediakan. Aku adalah satu-satunya peserta ujian yang berjenis kelamin perempuan. Hm,..why do i feel so special,...?! hehehehe....
Pemeriksaan hasil ujian juga dilakukan secara transparan. Langsung dihadapan kita dan peserta ujian lainnya. Dari 30 soal yang diajukan, maksimal kesalahan adalah 12 soal. Jadi gampang saja, kalau sampai jawaban kita yang salah lebih dari 12 maka otomatis kita tidak lulus. Silahkan mencoba ikut lagi ujian di minggu depan. Dan aku, dengan kadar pengetahuan berlalu lintas yang pas-pasan, untungnya hanya mengantongi 8 kesalahan jawaban saja. Not bad. Jadi aku berhasil melewati tes tertulis ini. Sulit juga untuk percaya bahwa dari 20 orang peserta ujian tertulis ini hanya 7 orang saja yang bisa lolos. Sisanya,...gagal...
Setelah melewati ujian tertulis, maka saatnya untuk ujian praktek. Ini benar-benar saat yang paling mendebarkan. Bukan apa-apa, tapi mengendarai kendaraan ditempat yang relatif sempit dengan didampingi salah seorang penguji, dan disaksikan beratus pasang mata benar-benar bikin nervous. Ujiannya sendiri berupa menaiki tanjakan sempit dengan tikungan yang patah, parkir ditanjakan berikut menggunakan rem tangan ( hand break ) lalu menanjak lagi,..terus turunan curam, dan terakhir parkir mundur dengan batasan balok kayu yang sempit sekali. Fffff,...
foto ini diambil secara diam-diam oleh hubby, terlihat wajah tegang menjelang eksekusi..eh,..ujian praktek
Aku berada diurutan ke 6. Mulai dari peserta kesatu hingga kelima,...semuanya....GAGAL! Kegagalannya macam-macam; ada yang mobilnya mundur sehabis parkir di tanjakan, ada yang mesin mobilnya bolak-balik mati, ada yang membawa mobilnya endut-endutan, tapi rata-rata semuanya gagal pada saat parkir mundur. Secara balok (bukan cone, lho..)yang ditempatkan 4 disebelah kiri dan 4 disebelah kanan benar-benar ringkih.Mungkin kalau kena angin kencang sedikit juga jatoh. Hm,..Hm,...
Hingga akhirnya,..tiba giliranku,...OOOOOOW,...OOOOOOW.....
Dari awal aku berusaha untuk kelihatan percaya diri agar tidak terlalu gugup. Dan sebagai satu-satunya perempuan, kelihatan sekali kalau mereka menganggap remeh padaku. Huh,..
Naik ke mobil ujian, sang penguji memberikan sedikit wejangan kepadaku, "Sudah lihatkan tadi rutenya seperti apa. Jadi silahkan mengulang kembali persis seperti rute yang telah ditunjukkan" Dan setelah membaca Bismilah aku men-starter mobil. Aku langsung menjalankan mobil seperti biasanya,..bahkan ketika menikung pun aku sedikit agak kencang sehingga si Penguji yang duduk disebelahku berpegangan erat-erat pada sandaran kursiku,....Stop! katanya, ketika aku berada persis ditengah-tengah tanjakan. Akupun langsung berhenti dan memasang rem tangan. Yak,..sekarang jalan! katanya lagi. Aku pun menuruti perintahnya dan segera kembali ketempat semula kami mulai. Ok, sekarang kita coba parkir mundur! katanya lagi. Aku menurut,..dan mobilpun terparkir dengan sempurnanya. Hooreeee.... berhasil!
"Selamat ya,...mbok yo yang dari tadi tu semua pada kayak begini. Kan saya juga enak,...kata si Penguji. Ketika turun dari mobilpun kembali diberikan ucapan selamat oleh salah seorang penguji lain. "Selamat ya,..biarpun satu-satunya cewek tapi malah menjadi satu-satunya yang lulus..." Karena ternyata peserta terakhir yang berada diurutan ketujuh, yang diuji setelah aku,..juga gagal! Halah,..Ini sebenarnya gaya apa sih,..ujian sim saja kok pakai acara ucapan congrat-congrat segala. Hihihihi...
Sebaliknya tidak sedikit yang mencap aku seperti supir angkot, termasuk suamiku. Biar saja,..ingat pepatah; anjing menggonggong kafilah berlalu, ciee..
Tapi terus terang jauh dilubuk hatiku aku merasa sangaaat bangga. Ternyata kemampuan mengemudiku memang lumayan. HUUUUUUUU....
Dan tidak malu-maluin juga kalau ngaku sebagai penggemar offroad. HUUUUUU....
Ya iyalah,...masak offroader SIM-nya nembak,..HUUUUUUU.....
Btw,...
ini sekedar informasi untuk teman-teman,
Jangan takut untuk berurusan dengan kantor polisi.
Dan sedapat mungkin jangan menggunakan jasa para calo pembuat sim atau stnk atau apalah,..karena sekarang urusan seperti itu sudah sangat gampang. Bisa selesai dalam hitungan jam. Dan disaat-saat harus mengencangkan ikat pinggang, cara ini juga termasuk penghematan. Kemarin saja total biaya yang aku keluarkan hanya Rp 100 ribu saja. Bayangkan jika menggunakan jasa calo yang mematok harga mulai dari Rp 350 ribu hingga Rp 500 ribu. Jauh lebih hematkan....
....sepenggal dialog antara inge dengan petugas bagian photo SIM:
petugas : Sudah berapa lama mengendarai mobil mbak
inge : Sudah lama sekali mas,...
petugas : Kok nyetirnya bisa lancar gitu?
inge : Wong tiap hari saya mesti menjemput anak-anak pulang sekolah mas
petugas : Oh,..pantes...
inge : Saya boleh merapikan rambut dulu mas?
petugas : Oh,..silahkan
inge : Rambutnya bagusan dikuncir atau dilepas?
petugas : terserah...
inge : Mendingan pakai kaca mata atau nggak usah
petugas :....AAARRRRGGGGGGHHHHH!!!!!!....
inge : Ya,..ya,ya..OK..OK
Petugas : 1...2....3...KLIK!
No comments:
Post a Comment