Liburan akhir tahun kali ini awalnya tidak ada acara jalan-jalannya, karena kebetulan teman dekat suami ketika masih kuliah dulu akan datang berkunjung dan menghabiskan sisa liburan akhir tahunnya di kota kami. Jadi,..lupakan cerita tentang jalan-jalan.
Tapi,….tunggu dulu,..
Siapa sih yang bisa menahan seorang Inge Rosalina untuk pergi jalan-jalan? Rasanya kok ya mustahil. Maka jangan heran ketika sekembalinya suami dari bandara sehabis mengantarkan temannya,..sebuah travelling bag sudah tergeletak dengan pasrahnya didepan pintu kamar? Dan dalam tempo 12 jam kemudian,…kami sekeluarga sudah berada ditengah macetnya jalan tol cikampek,….Hahahaha….
Rencana kali ini mengitari kawasan Pacitan yang terkenal akan goa-nya. Ini juga atas rekomendasi dari seorang teman yang baru saja kesana pada musim liburan lalu. (..Mbak Lukie,..thank atas info-nya,..tapi perjalanan ini ternyata tidak seperti yang dibayangkan,…*sigh…*)
Jalur selatan kami pilih karena ingin suasana yang lebih sejuk. Melewati pegunungan dengan banyak hutan tentu akan mengurangi rasa kantuk di siang hari yang terik. Tapi tidak seperti biasanya kali ini anak-anak merasa pusing dan agak mual. Tentu saja karena biasanya kami melintas pada malam hari dan mereka tidak merasakannya karena tidur. Si adek bahkan bilang kalau perutnya sakit,..mungkin lapar, katanya. Padahal belum lama makan siang. Lalu dia bilang mulutnya rasanya asem, pahit dan asin. Lha,…itu namanya mual,..dek! Hahaha…
Pukul 11 malam waktu Banyumas,..kami semua merasa kelaparan. Makan malam sehabis magrib tadi tampaknya sudah habis dicerna dan tiba saatnya suffer. Sebuah warung mie nyemek yang bernama warung Bu Seto kelihatan lumayan ramai dan akhirnya menjadi pilihan kami untuk makan. Masing-masing memesan sepiring mie rebus dengan asapnya yang mengebul. Rasanya enaaaaak sekali. Bahkan kami membuat catatan no telefon dan alamat sebagai pengingat jika ingin datang kembali. Sehabis makan kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Jogjakarta.
Sampai di Jogja pukul 2 dini hari,..kami semua (3 orang dewasa) langsung berebutan masuk ke kamar mandi. Semuanya pada mulas. Nah lo! Selesai urusan kuras menguras,..semua ngorok dengan kerasnya. Hehe,..
Pagi-pagi,..kejadian tadi malam terulang kembali,..kami semua (3 orang dewasa) kembali berebutan kamar mandi. Semuanya pada mulas lagi. Nah lo lagi! Sepertinya ini pertanda buruk,..dan apa yang dikhawatikan benar-benar terjadi. Kita terserang diare,..alamak!!!!!Usut punya usut sepertinya acar dan rawit di warung mie tadi malam sepertinya sudah kadaluwarsa. Karena anak-anak tadi malam juga ikut makan mie rebus juga dan mereka berdua baik-baik saja. Kenapa? Karena mereka makan tidak pakai acar dan rawitnya. Hadooooow,…sib-nasib…! Gagallah semua rencana. Kami akhirnya hanya diam di hotel dan untuk sementara, kloset merupakan satu-satunya benda yang paling diidolakan. Rasanya ingin menggendong kloset kemana pun pergi. Hahahaha….
Namanya juga anak-anak,..gak peduli mak bapak nya nyengir kesakitan,..mereka sih happy-happy saja dikolam renang
"Ayo,..mam,..kita berenang sama-sama.."pinta mereka
"Tidak mungkin, sayang,...mami takut kalau mami nyemplung air kolamnya akan berubah warna,.." hahahahaha,...!
Hari kedua,..
Dengan penuh pengertian, dan prihatin atas penderitaan kloset yang tak henti-hentinya kami duduki dan kami nistakan,..maka kami memutuskan untuk bergerak ke kota Solo. Harus ada kloset lain yang siap untuk dijadikan mangsa selanjutnya. Solo,..here we come,…
Tiga Diva,..eh,..Tiga Sinden di Warung Nasi Liwet Mbok Lemu
Anak-anak mencari kesibukan sendiri karena ortunya belum cukup kuat untuk keluyuran
Hari ketiga,..karena istirahat yang cukup dan tekad yang kuat untuk sembuh,..halah,..maka kami pun berhasil melewat masa-masa sulit dan menghilangkan ketergantungan hebat pada kloset…Hahaha..Dan sisa satu hari terakhir yang sangat berharga ini tidak akan kami sia-siakan.
Pukul 8 hingga pukul 11 siang kami menjelajahi kawasan batik di daerah Kauman. Disini sentra batik rumahan dengan berbagai macam jenis pelayanan. Ada yang benar-benar rumahan dalam arti pabrik batik merangkap sebagai rumah tinggal. Dan ada yang berupa butik-butik yang menyediakan aneka produk batik dengan pelayanan dari para pelayan yang ramah dan profesional. Sumpah,..belum pernah belanja sampai agak kalap seperti kali ini. Habis,..barang-barangnya bagus-bagus dan harganya juga variatif. Koleksi batik untuk interior rumahnya juga keren-keren,..Saking kalapnya aku membeli taplak meja, bantal dudukan kursi, saputangan, piyama, dress, kemeja,..pokoknya…kalap,..kalap!. Tinggal bulan depan kepala nyut-nyutan melihat tagihan kartu kredit…” Sigh… “
Pukul 11 hingga pukul 13 giliran pasar keweler,..eh,..kelewer yang jadi sasaran. Karena harga disini lebih murah,..maka tempat ini menjadi tempat pilihan belanja oleh-oleh seperti baju daster dan baju batik murah. Hm,..lumayan juga,…untung disini semua harus bayar cash,..jadi kartu kredit tetap tersimpan aman didalam dompet dan itu berarti tidak menambah lonjakan tagihan dibulan depan,..Dan untuk direnungkan,..pada hari itu aku baru menyadari bahwa : “perempuan dan kartu kredit adalah kombinasi yang mematikan”
Pukul 14 kami meninggalkan kota Solo,..ternyata jalanan sepanjang Boyolali-Semarang macet berat. Jam 17 baru masuk Semarang. Dan dari Semarang giliranku mengambil alih kemudi karena jalanannya lurus dan mulus. Sampai Pekalongan kami rehat sejenak sekalian makan malam,…posisi sopir kembali digantikan oleh suamiku. Jam 1 dini hari masuk tol Cikampek, di rest area kembali bertukar tempat duduk,..aku yang gantian nyopir,..jam 3 pagi,…sampai di rumah deh,..tanpa perlu membongkar bagasi, mobil langsung dikunci,..mandi,..trus tidooor…! Sedaaaaap….!
2 comments:
hwaa asiknya liburan..traveler sejati ya, bu?
salam kenal :)
Hallo bulet,..salam kenal juga,..He-eh,..meski belum jadi traveler sejati pokoke hidup traveling..! :-)
Post a Comment