Ini kejadian sudah cukup lama. Kira-kira setengah tahun yang lalu. Tapi ketika membaca sebuah ulasan yang membahas tentang tindakan kriminal dijalan oleh sebuah free magazine aku langsung flash back,..zet..zet...
Siang yang terik itu seperti biasanya aku menjemput si bungsu dari sekolah. Karena si Kakak ada kegiatan ekskul di sekolah maka hari itu hanya ada aku dan si Dedek. Sambil menyanyikan lagu Love Today dari Mika aku pun menyetir dengan santainya. Selang beberapa saat sebuah sepeda motor menyalipku dan orang yang duduk di boncengannya menunjuk-nunjuk kearah ban belakangku. Tapi bukannya berhenti aku malah menambah kecepatan mobilku. Aku curiga jangan-jangan ada orang yang bermaksud jahat. Dan tidak sedikitpun aku memperlihatkan tanda-tanda akan berhenti. Tapi tidak lama setelah aku sampai di sebuah perapatan yang agak ramai, aku pun meminggirkan kendaraan. Aku menuju ke ban belakang,..dan oh,..Gosh...ban mobil itu sudah hampir hancur karena tergilas oleh pelek dan samar-samar mengeluarkan suara mendesis menandakan masih banyak angin yang keluar. Alangkah konyolnya. Aku sempat menyesal mengapa tidak mendengar pemberitahuan dari orang yang naik motor tadi. Dalam hati aku juga sempat menyatakan penyesalan karena telah berburuk sangka terhadap orang yang bermaksud menolongku.
Bingung juga mesti melakukan apa. Tiba-tiba aku ingat ada emergency pump (yang bisa di colokkan di lighter) di bagasi belakang. Setelah menelfon suami untuk bala bantuan (kebetulan hari itu dia telat berangkat ke kantor karena sesuatu hal) aku mulai mencoba-coba memecahkan masalah. Ban itu benar-benar kelihatan babak belur. Ada bekas sobekan berbentuk V sepanjang 3cm yang masih mengeluarkan angin. Ini sia-sia. Semakin aku pompa semakin kencang angin yang keluar dari lubang itu. Dengan semangat Mac Gyver yang tak pernah padam aku tiba-tiba mendapat ide untuk menambalnya dengan permen karet. Kebetulan ada warung kecil yang kebetulan juga menjual permen karet. Cepat-cepat aku kunyah 5 lembar permen karet yang tipis itu dan begitu rasa manisnya hilang aku segera mengambilnya dari mulut dan menyumpalkannya kedalam lubang yang masih mengeluarkan angin itu. Tapi apa yang kemudian terjadi?...Oh My God. Gumpalan permen karet itu perlahan-lahan berubah bentuk menjadi sebuah balon yang semakin lama semakin besar. Anakku yang tadinya takjub dan terpesona melihat keahlian ibunya akhirnya tertawa terbahak-bahak. Aku pun ikut tertawa tak henti-henti melihat fenomena alam yang aneh itu. Akan lebih seru lagi jika ada suling atau pianika. Tinggal di coblosin, pencet sana sini, bisa mainin lagi Ibu kita Kartini deh,..Huahahaha....dasar emak-emak dodol..!
Putus asa (sedikit kok,...)aku memilih untuk menunggu kedatangan suamiku. Syukurlah tidak lama kemudian artis yang ditunggu-tunggu itu nongol juga. Lalu dengan mengabaikan intonasi, tanda baca dan titik-koma aku menceritakan kejadiannya. Bla..bla..bla...gitu lo,..kejadiannya.
Agung : Makanya kalo bawa mobil jangan asal gas aja...
Inge : Tapi tadi waktu disekolahan rasanya nggak ada apa-apa kok. Kalaupun iya pasti pak satpam udah ngasih tau...
Agung : Tapi ini masak bannya sobek lagi sih? Dua bulan yang lalu juga dah beli ban baru karena sobek dan nggak bisa ditambal. Lah,..sekarang kejadian lagi?..
Inge : Ya nggak tau,...mungkin bannya palsu kali, jadi cepet ancur (mulai nge-les)
Agung : Bukan,..ini sobeknya karena benda tajam. Bisa batu yang runcing atau pinggiran aspal. Tapi anehnya kenapa sobek dideket pelek ya?...(mikir...)
Inge : (Pura-pura ikut mikir,...hihihi...) Hm,...Jangan-jangan di parkiran sekolahan ada orang yang marah atau kesel ama aku trus nyoblos ban mobilku pake piso, ngkali...
Agung : Nggak mungkin lah, lagian parkirnya kan didepan pak satpam pasti dia ngeliat kalo ada yang nggak beres.
Inge : Lah,...jangan-jangan pak satpam-nya sendiri kali. Marah karena cintanya aku tolak....
Agung : Ngaco! Ya udah biar yang ini diberesin dulu. Pulang aja duluan dengan mobil yang itu,....
Akhirnya memang benar mesti mengganti dengan ban yang baru karena sobeknya terlalu lebar jadi tidak bisa ditambal. Suamiku sempat mewanti-wanti jika dalam kurun waktu satu atau dua bulan kedepan kejadian ini terulang lagi, aku disuruh naek jeep merah aja. Huhuhuhu,...takut....!(takut panas maksudnya, karena nggak ada ac-nya). Dan sukurlah hingga sekarang kejadian itu belum terulang lagi. Amit-amit jabang bayi,..jangan sampe deh terulang lagi.
Hingga akhirnya aku baca artikel di majalah Info Serpong ( sumpah,..ini bukan bermaksud promosi dengan menyebutkan nama majalahnya, tapi suer,..ini majalah gratis, bo' )tentang tertangkapnya sindikat pencuri yang modusnya mengempiskan ban mobil. Jadi mereka terdiri atas 6 orang dengan 3 sepeda motor. Berarti 1 motor dinaiki oleh 2 orang, kan ya? Jadi kalo orangnya ada 8, motornya harus ada 4, kan ya..(penting nggak sih?...kok jadinya kayak soal cerita pada ujian matematika gini?) Ya,..udah lupakan tentang angka-angka daripada kita nanti jadi gila.
Lanjut ceritanya; Jadi masing-masing sudah mempunyai tugas. Motor yang pertama mencoblos ban dengan menggunakan pisau. Motor yang kedua memberikan aba-aba atau menunjuk-nunjuk kearah ban mobil atau menyetop mobil dan mengatakan bahwa ban mobil kempis. Sedangkan motor yang ketiga adalah pemetik, arti ketika pengendara turun untuk mengecek kendaraannya mereka merampas apa saja yang ada didalam mobil itu, bisa tas, laptop, hp, dll..Tapi kalau kaset atau botol susu atau kacamata mereka tidak mau...Ya iya lah...Lagian kacamata gitu loh,...Kalo kacamatanya dapet yang kacamata minus sementara dia udah plus,..kan nggak cocok..Apalagi kalo silinder kayak aku. Udahlah silinder, kacamatanya pantat botol lagi. Siapa yang sudi...(..udah ah,..ini omongan nggak penting..bener-bener nggak penting, tau...)
Setelah membaca artikel itu aku tercenung. Kejadian yang menimpaku kala itu bisa saja merupakan bagian dari kegiatan mereka. Ketika yang pertama gagal mereka mungkin masih mencoba untuk yang kedua kalinya. Tapi akhirnya mereka pun menyerah dalam menghadapi emak-emak yang satu ini. Soalnya PINPINBO alias pintarpintarbodoh. Bayangkan,..waktu dikasih tau eh,...malah di gas pol, udah gitu giliran mau mengecek bannya, eh,..milih berentinya ditempat yang rame banget, gimana mereka bisa beraksi. Dan emang dasar akunya juga rada dodol. Tapi terlepas dari itu semua, aku mengucapkan terima kasih kepada pelindungku, maha besar....: ALLAH S.W.T
Terima kasih ya Allah...I Love YOu...muah..
No comments:
Post a Comment