Thursday, November 19, 2009

we are a partner in crime

Sudah tiga hari berturut-turut datang ke bioskop dengan pemandangan full booked. Demam 2012 memang sedang melanda. Dimana-mana orang-orang terlihat heboh dengan 2012. Sesungguhnya niat kami untuk menonton film ini murni hanya sebagai hiburan. Makanya tidak kelawat ngoyo. Kalau dapat tiketnya, ya nonton. Tapi kalau tidak kebagian tiket juga tidak masalah. Toh besok bisa datang kembali untuk mencoba. Benar-benar hanya sebuah hiburan saja. Makanya aku sempat terlongo-longo ketika melihat reaksi seorang ibu yang terlihat marah-marah didepan counter pembelian tiket. Si ibu mengomel-ngomel karena sudah beberapa mal dia datangi untuk menonton film 2012 tapi ternyata semua tiketnya sudah terjual habis. Dan si ibu terlihat semakin kesal ketika seorang bapak sempat menghembuskan gossip ketelinga ibu itu bahwa film 2012 akan dilarang dan ditarik dari peredaran. Halah, sampai segitunya.

Jadilah malam tadi malam ketiga kami gagal menonton 2012. But it’s okey. Mungkin besok di coba lagi, atau kalau besok tidak sempat, yah…dicoba besok-besoknya lagi. Bukan sesuatu yang mendesak, dan sama sekali bukan masalah karena jarak rumah kami cukup dekat. Sehabis makan malam di salah satu restoran kami tidak ingin berlama-lama. Obrolan singkat dan ringan terus mengiringi sepanjang perjalanan kami menuju pelataran parkir di basement. Aku yang mengendarai mobil. Sementara suamiku duduk santai disebelah. Hingga beberapa saat kemudian kendaraan tidak bisa berjalan karena dari kejauhan terlihat dua orang sedang bertengkar. Dengan melihat posisi kendaraan yang serampangan aku menduga telah terjadi benturan, atau geseran atau serempetan, atau apalah namanya. Yang pasti beberapa kendaraan yang terhalang, termasuk kendaraanku mulai membunyikan klakson untuk memberikan sinyal agar mereka menepikan kendaraannya dulu sehingga tidak merugikan orang lain yang mau lewat. Eeeeehhhh,..tiba-tiba salah seorang dari mereka berteriak: “DIIIAAAM…!!!!!! DIAAAAM SEMUA…!!!!! Teriakannya terdengar membahana. Suamiku menyabarkanku. Dan memberikan pengertian kepadaku bahwa sebaiknya kita tidak mencari masalah dengan orang yang sedang dilanda emosi seperti itu. Aku sempat protes, tapi setelah aku pikir-pikir, suamiku ada benarnya juga. Selang beberapa sesaat kemudian aku dan beberapa mobil lain kembali memberikan klakson pendek lagi dengan maksud agar mereka menepikan kendaraan karena antrian menjadi semakin panjang. Dan kali ini dia kembali berteriak dengan kalapnya,”DIIIIAAAM !!!!!! DIIIAAAAM……SEMUA!!!! Pekiknya seraya tangannya menunjuk kearahku. Bahkan dia seolah-olah ingin menghampiriku dengan berjalan beberapa langkah kearah mobilku. Aku sendiri cukup terperanjat. Suamiku kembali menyabarkanku. “Sudah,..sudah, jangan diladeni..” katanya. Aku menuruti katanya. Tidak lama beberapa mobil yang didepanku mulai bisa lewat hingga akhirnya kendaraanku juga ikut dalam barisan mobil yang berjalan pelan. Entah mengapa pada saat mobilku akan melewati posisi pria kalap itu, dia kembali melimpahkan emosinya, “DIAAM…!!!! DIAAM…!!!!”teriaknya sambil menghentakkan telunjuknya berulang-ulang kearahku. LHO!!!! Tiba-tiba suamiku mendadak melepaskan sabuk pengamannya dan berlari menghampiri pria kalap itu. “Apa maksud kau ngomong gitu..?!”seraya merenggut bajunya dan menghadiahkan satu kepalan tinju ke dadanya. JEDEEEERR!!!!!! Pria itu terjajar kebelakang dan hingga kacamatanya terlepas. Kali ini tiba-tiba keadaan langsung berbalik. Suami mulai terlihat emosi. Aksi dorong mendorong terjadi. Terus terang pria kalap tadi berpostur lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan suamiku. Tapi nyalinya sudah terlanjur jatuh sehingga dia terlihat seperti orang bengong. Mungkin dia mengira hanya akan terjadi perang mulut. Mungkin juga agak shock karena tidak menyangka sama sekali akan diajak berkomunikasi dengan bahasa bar-bar seperti itu, tanpa ba bi bu langsung main timpa saja.Beberapa petugas sekuriti berlari menghampiri dan mulai memisahkan. Suami berteriak, “ambil kunci setir,mi!” Dan aku dengan tangkasnya langsung menyerahkan kunci stir ketangan suamiku. “Hajar aja si tengik itu..”ucapku. Suamiku kembali berjalan menuju pria tengil itu,..”Siapa kau,..maksud kau apa sih?..”tapi sekitar empat sampai lima orang menahan dan memeganginya. Salah seorang dari mereka merebut kunci setir yang ditangan suamiku. Sambil terus berusaha menyabarkan mereka menuntun suamiku kembali kemobil dan memintaku untuk segera menjalankan kendaraan. Tapi aku duduk diam dibelakang kemudi dengan perasaan sangat kesal. Aku terus menatap si tengik yang ternyata juga kenyik (pengecut).Mereka meminta dengan sangat agar aku segera meninggalkan tempat itu. Perlahan-lahan aku pun menjalankan kendaraan. Meninggalkan kerumunan yang semakin lama semakin ramai.

(di dalam mobil,..dalam perjalanan menuju rumah…)
Inge: Ternyata kenyik…abis ditimpa langsung bengong. Sama sekali nggak bersuara.
Agung: Hmmmm
Inge: Tadi nasehatin agar aku sabar,..ternyata, kok lha ya situ juga gak sabar..
Agung: Udah sabar,.eh tu orang kok malah kurang ajar
Inge: Padahal aku tadi nunggu kepala dia bocor
Agung: Istri aneh, bukannya malah menenangkan suaminya, malah diberi senjata
Inge : HUAHAHHAHAAAAAA,..I LOVE YOU, HONEY...

(di garasi,..sambil siap-siap turun dari mobil..)
Agung: Oh ya,..kunci stir-nya mana..
Inge: Ada dibelakang kayaknya
Agung : Coba diliat…
Inge : (nyari..nyari.. tapi tidak ketemu ) Gak ada say
Agung: Yah,..berarti diambil satpam tadi,..gak dibalikin
Inge : Mau aku ambil lagi kesana
Agung : Udah nggak usah,..cari penyakit lagi
Inge : Berarti besok mesti beli lagi dong
Agung : he..eh..

Keesokan harinya,..ketika sarapan pagi
Agung : Tanganku “loro”
Inge : karena nonjok tadi malem?
Agung : He..eh..
Inge : Faktor U,..faktor umur
Agung : Iya,.ternyata dah nggak muda lagi ya,..
Inge : He..eh,..but dont’t worry, you always young for me,…muuaaahhh,.. muuuaaah..
By the way, I like your dark side, so is mine,..
(and then I kissed him tenderly… ) Uhuuuuuy…

No comments: