Hidup ini aneh. Suatu kejadian biasanya akan terjadi secara berturut-turut. Kalau sedang apes,..biasanya apes berturut-turut. Kalau sedang beruntung,..biasanya beruntung berturut-turut. Kalau sedang lupa,..biasanya lupa berturut-turut.Begitu juga kalau sedang dodol aka bodoh,..maka biasanya juga akan dodol berturut-turut. Untuk kejadian apes, beruntung, dan lupa juga aku alami. Tapi yang paling segar dalam ingatan adalah kejadian terakhir,..yaitu ke-dodol-an yang berturut-turut.
Coba saja perhatikan kejadian yang aku alami secara berturut-turut diminggu yang lalu;
kedodolan pertama:..aku melewati pos satpam di Makro tanpa mengambil karcis parkir. Ceritanya aku sedang nyetir sembari melamun,..masuk ke areal parkiran di Makro samar-samar aku mendengar suara sempritan yang panjang. Priiiiiiit....priiiiiit,...(dalam hati aku sempat berkata,"siapa sih yang mainan pluit siang-siang bolong begini") Sambil tetap melajukan kendaraan aku sempat melihat ke kaca spion dan dari kejauhan aku lihat seorang petugas satpam yang cukup gendut sedang berlari-lari kearah mobilku. Oh, ternyata dia yang meniupkan peluit. Oh my God,..aku langsung menghentikan kendaraan dan memundurkannya. "Haduuuuuuh pak..maaf, saya lupa dan saya tidak lihat bapak. Maaf ya pak,...maaf.." ujarku berkali-kali sambil menunjukkan wajah penuh penyesalan. "Huuuuh,..ibu gimana sih,..saya sudah panggil-panggil tadi, sampai saya tiup pluit masih nggak kedengeran" katanya sambil menyerahkan karcis parkir. "Iya pak, saya tahu saya salah,..maaf ya pak,..bener-bener tidak sengaja" Akhirnya tidak lama kemudian si pak satpam tersenyum juga melihat wajahku yang innocent ini (cuiiiih..! hahhahaha...)
Kedodolan kedua,..aku merubah warna kemeja kerja suamiku
Ceritanya sejak habis lebaran kemaren tukang cuci yang telah bekerja padaku selama 9 tahun memutuskan untuk pensiun. Karena anak-anak yang selama ini menjadi tanggungannya, alhamdullillah semuanya sudah bekerja. Dan sejak saat itu kegiatan mencuci pakaian kembali menjadi kewajibanku. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk penemu mesin cuci karena telah menciptakan alat yang bisa meringankan pekerjaan terberat di dalam rumah tangga. Tinggal memasukkan pakaian kotor, masukkan detergent dan pewangi, pencet satu tombol,...taaaadaaaaaa,...stengah jam kemudian pakaian sudah keluar dalam keadaan nyaris kering. Tapi kali ini ada sedikit kejutan ketika aku mengeluarkan pakaian-pakaian itu,...taaaaadaaaaaa,..kemeja kerja warna krem milik suami berubah warna menjadi hijau toska,..dan semua pakaian yang berwarna putih menjadi kebiru-biruan,...wwwwhhhaaaaa....
Kedodolan ketiga,..menjatuhkan tangan manekin
Sungguh lelah rasanya menjadi pekerja rangkap-rangkap seperti ini. Diakhir pekan aku menemui beberapa orang temenku untuk kumpul sejenak. Seperti biasa makan menjadi satu-satunya jalan keluar. Sehabis makan salah seorang temanku tertarik dengan iklan big sale. Baru saja masuk kedalam toko retail itu,..mendadak aku menyenggol salah satu manekin. Dan dalam hitungan detik tangan manekin itu tiba-tiba "protol" alias copot. Dengan gugup aku memungut tangan itu dan berusaha untuk memasangnya kembali ketempat semula. Tapi tidak berhasil. Aku memandang kesekeliling mencoba menemukan karyawan atau petugas yang mungkin bisa membantu. Tapi sialnya semua pura-pura tidak melihat (atau memang benar-benar tidak melihat) Akhirnya ketika aku kembali memcoba memasang dan memutar-mutar tangan itu, datang juga bantuan. Sambil mengucapkan maaf aku buru-buru kabur dari tempat itu,..hhhhuuuuuuu,...inje,..inje,..
See,..
tiga hari berturut-turut lho,..
ck,..ck,..ck...
Thursday, October 29, 2009
Sunday, October 4, 2009
mudik lebaran
Lebaran ternyata lebih cepat satu hari.
Alhasil aku sekeluarga yang tadinya berencana untuk berangkat mudik sehabis shalat Ied malah akhirnya menjadi berangkat dilebaran kedua,..hiks..mau gimana lagi..
Menginap semalam dipekan baru,..pada hari lebaran ketiga kami langsung berangkat ke Sumatera Barat. Rute kali ini Bukittinggi, Padang (via Pariaman) lalu Sawahlunto.
Di Bukittinggi menginap semalam dan di Sawahlunto menginap semalam. Trip kali ini aku awalnya aku berniat untuk mendokumentasikan perjalanan, tapi entah mengapa penyakit malas menghinggapi diriku. Penyakit malas yang benar-benar akut hingga akhirnya tidak banyak gambar yang bisa aku share,.. hihihihi...namanya juga liburan,..enjoy the trip lah sekali-kali,..apalagi kemaren sehabis puasa sebulan, selain enjoy the trip, enjoy the food juga dong,..hihihihi...
Oh ya,..aku sempatkan untuk mengabadikan "kelok sembilan" yang terkenal itu. Konon untuk menjaga agak kelok sembilan ini lebih long lasting (halah,..bahasanya,..)akan dibangun fly over.Tampak pada gambar paling atas kelok sembilan yang asli,..sementara ,di gambar tengah adalah sebagian bukit yang "dipapras" dan gambar yang paling bawah adalah sebagian konstruksi yang telah jadi. Hm,..cukup menakjubkan juga proyek ini yah...
Sesampainya kami di Bukittinggi sudah sulit untuk mendapatkan hotel yang ditengah kota. Daripada repot cari sana sini kami langsung memutuskan untuk menginap di Hotel Pusako. Sungguh sayang rasanya melihat hotel yang mestinya sangat bagus ini kelihatan kurang terawat. Bangunan dengan cat yang mulai mengelupas dan genteng yang mulai berlumut membuat hotel ini kurang menarik. Si kakak bahkan berkomentar, "Quite scary, mom.." secara di belakang playground tempat anak-anak bermain adalah taman pemakaman umum. Hihihihi,..
Hari berikutnya tujuan kami adalah kota Padang. Sengaja memilih jalur yang melambung dan pastinya lebih jauh. Tujuannya tidak lain agar bisa mengulang lagi melintasi "kelok 44" sambil menikmati indahnya pemandangan Danau Maninjau.
Kota terakhir yang kami singgahi adalah Sawahlunto. Selalu timbul perasaan nostalgia tiap kali menginjakkan kaki dikota ini. Dari tahun ke tahun tampilannya tidak pernah banyak berubah. Kota yang benar-benar klasik. Niat awalnya sih aku kepengen mengabadikan bangunan-bangunan tua disini. Tapi apa daya,..jika sudah berkumpul bersama keluarga besar rasanya malas untuk keluar rumah. Akhirnya yang sempat diabadikan hanyalah foto rame-rame,kebon kakao-nya si mbah (yang panennya cukup lumayan) plus sungai deras dipinggir jalan menuju keluar kota. Rasanya liburannya terlalu singkat. Mudah-mudahan dilain waktu bisa lebih lama lagi jadi bisa merekam gambar yang lebih bagus lagi (aaaaahhhhh,..bokis abis,..huahahhaha...)
Alhasil aku sekeluarga yang tadinya berencana untuk berangkat mudik sehabis shalat Ied malah akhirnya menjadi berangkat dilebaran kedua,..hiks..mau gimana lagi..
Menginap semalam dipekan baru,..pada hari lebaran ketiga kami langsung berangkat ke Sumatera Barat. Rute kali ini Bukittinggi, Padang (via Pariaman) lalu Sawahlunto.
Di Bukittinggi menginap semalam dan di Sawahlunto menginap semalam. Trip kali ini aku awalnya aku berniat untuk mendokumentasikan perjalanan, tapi entah mengapa penyakit malas menghinggapi diriku. Penyakit malas yang benar-benar akut hingga akhirnya tidak banyak gambar yang bisa aku share,.. hihihihi...namanya juga liburan,..enjoy the trip lah sekali-kali,..apalagi kemaren sehabis puasa sebulan, selain enjoy the trip, enjoy the food juga dong,..hihihihi...
Oh ya,..aku sempatkan untuk mengabadikan "kelok sembilan" yang terkenal itu. Konon untuk menjaga agak kelok sembilan ini lebih long lasting (halah,..bahasanya,..)akan dibangun fly over.Tampak pada gambar paling atas kelok sembilan yang asli,..sementara ,di gambar tengah adalah sebagian bukit yang "dipapras" dan gambar yang paling bawah adalah sebagian konstruksi yang telah jadi. Hm,..cukup menakjubkan juga proyek ini yah...
Sesampainya kami di Bukittinggi sudah sulit untuk mendapatkan hotel yang ditengah kota. Daripada repot cari sana sini kami langsung memutuskan untuk menginap di Hotel Pusako. Sungguh sayang rasanya melihat hotel yang mestinya sangat bagus ini kelihatan kurang terawat. Bangunan dengan cat yang mulai mengelupas dan genteng yang mulai berlumut membuat hotel ini kurang menarik. Si kakak bahkan berkomentar, "Quite scary, mom.." secara di belakang playground tempat anak-anak bermain adalah taman pemakaman umum. Hihihihi,..
Hari berikutnya tujuan kami adalah kota Padang. Sengaja memilih jalur yang melambung dan pastinya lebih jauh. Tujuannya tidak lain agar bisa mengulang lagi melintasi "kelok 44" sambil menikmati indahnya pemandangan Danau Maninjau.
Kota terakhir yang kami singgahi adalah Sawahlunto. Selalu timbul perasaan nostalgia tiap kali menginjakkan kaki dikota ini. Dari tahun ke tahun tampilannya tidak pernah banyak berubah. Kota yang benar-benar klasik. Niat awalnya sih aku kepengen mengabadikan bangunan-bangunan tua disini. Tapi apa daya,..jika sudah berkumpul bersama keluarga besar rasanya malas untuk keluar rumah. Akhirnya yang sempat diabadikan hanyalah foto rame-rame,kebon kakao-nya si mbah (yang panennya cukup lumayan) plus sungai deras dipinggir jalan menuju keluar kota. Rasanya liburannya terlalu singkat. Mudah-mudahan dilain waktu bisa lebih lama lagi jadi bisa merekam gambar yang lebih bagus lagi (aaaaahhhhh,..bokis abis,..huahahhaha...)
Subscribe to:
Posts (Atom)