Perbedaan antara memakai mobil baru dengan mobil lama memang sangat jelas. Jika mobil baru kita tidak perlu khawatir mesin akan ngadat, maka hal sebaliknya terjadi pada mobil lama, apalagi jika mobil itu lebih sering digunakan untuk di medan offroad. Entah memang mobilnya sendiri yang alergi terhadap jalan mulus atau bagaimana, aku kurang tahu, yang jelas siang ini aku kembali dikerjai oleh mobil klangenan-ku itu.
Tepat pukul 2 siang, saat matahari bersinar dengan teriknya,..aku terdampar di tepi jalan di kawasan alam sutra. Tepat di bundaran ketika mobilku mulai kehilangan tenaganya,..setelah beberapa detik tersengal-sengal akhirnya dia menghembuskan nafas terakhirnya. Untungnya aku cukup sigap menepikan kendaraan pada detik-detik menjelang kematiannya. Cuih,..mendeskripsikan mobil mogok saja sampai sebegitu dramatisnya,..hehehehe….biarin,..weeeek..
Dan mulailah aku berjuang memencet beberapa nomor telfon dengan persedian batere yang sudah sangat menipis di hape. Kebiasaanku yang malas menge-charge hape akhirnya mendatangkan bencana. Di saat darurat aku baru sadar bahwa punya hape dengan pulsa yang melimpah akan percuma jika baterenya habis. Awalnya aku menghubungi karyawanku yang dibengkel,..meminta salah seorang dari mereka untuk mengantarkan kendaraan pengganti apapun bentuknya, asal jangan getek, hahhaha(garing banget sih gue ;-P). Dan dengan sisa-sisa power di hape aku berusaha menghubungi ajudanku,..pelindungku, mc gyver-ku,..siapa lagi kalau bukan agung. Sia-sia karena nomornya tidak dapat dihubungi. Aku mengirim pesan singkat,”MOBILKU MOOOOGOOOK,….ALLAHUAKBAR,..!!!!
Selang beberapa saat aku mendapatkan telfon balik darinya. Aku meminta dia untuk berbicara cepat, singkat dan padat karena aku tidak yakin berapa lama lagi hape-ku sanggup bertahan. Dan dengan mengikuti instruksinya aku mulai membuka kap mobil dan menggetok-getok beberapa bagian didalam kap mobil itu. Percuma,..hasilnya nihil. Aku mulai putus asa hingga akhirnya aku menyerah dan memilih untuk menunggu datangnya bala bantuan. Seiring dengan itu hapeku pun ikut mati,..bet.
Well,..here I am,..
Didalam mobil,…yang makin lama makin panas. Sebuah mobil tangki penyiram tanaman berkali-kali meng-klakson menyuruhku untuk pergi. Dengan wajah penuh penyesalan aku mengatakan bahwa mobilku mogok. Aku tidak bisa memindahkan posisi mobilku. Akhirnya dia mengerti dan berjalan melewatiku. Menit-demi menit berlalu. Didalam mobil terasa seperti direbus. Panasnya minta ampun. Akhirnya aku mengalah. Mobil aku kunci dan aku pergi berteduh disebuah pohon besar. Dengan wajah penuh harap aku memandang kekejauhan menunggu datangnya mobil pikap merah yang menjadi kendaraan operasional bengkel. Belum pernah aku merasa serindu itu pada si mobil gerobak yang penuh dengan ceceran oli dan kabin apek. Bahkan hampir semua bagian interiornya protol dimana-mana,..mulai dari sabuk pengaman yang cantelannya sudah patah,..bukaan jendela yang copot,..tutup laci yang lepas,..lebih baik agar aku tidak menceritakan lebih jauh bagian-bagian lain yang kerusakannya bisa membuatku menitikkan air mata. Hahhahahha,..lebay…
Tunggu dan terus menunggu,..entah sudah berapa angkot yang berhenti dan menawariku untuk naik. Bosan menolak angkot,..aku memilih untuk menghadap ke pohon. Tapi setelah kupikir-pikir aku terlihat seperti seorang pria yang sedang buang air kecil. Huh,..akhirnya aku kembali menghadap kearah jalanan dan hanya bisa menggerutu kesal saat beberapa pengemudi mata keranjang mencoba untuk menghentikan kendaraannya dengan memberi sinyal lampu,..damn you,..grrrrrrrhhhhhh…
Akhirnya kereta kencana itu tiba,..kijang pikap merah itu tersenyum kepadaku dari kejauhan,..oh dewa penyelamatku,..akhirnya kau tiba juga, ujarku sambil mengelus dasbor mobil. Babak selanjutnya adalah pemindahan barang-barang bawaanku,..tas jinjing yang lumayan besar ( yang seluruh isi pernah aku beberkan sebelumnya pada cerita olala ;-P ) lalu komputer jinjing, lalu folder plastik penuh dengan map-map, lalu lunch box, lalu termos minumanku, lalu satu buah semangka bulat, utuh, plus sekantong plastik belanjaan berisi susu segar dan jus buah yang barusan aku beli karena memang rute yang aku lalui melewati sebuah toko buah segar di kawasan alam sutra. Maaakkkk,..kabin pikap ini sudah penuh dengan barang-barangku lantas anak-anak berikut tas-tasnya nanti bagaimana? Hooooo,…lebih baik kebut dulu karena aku sudah cukup terlambat dari jam kepulangan mereka.
Sesampainya disekolahan anak-anakku terbelalak. Kenapa pake mobil ini mam? Protes mereka. Dan aku tahu jawapan yang paling jitu. “Cepetan naek,…kalau tidak mau naik silahkan pulang jalan kaki…”dan berhasil…mereka pun berebutan untuk naik kedalam kabin yang sempit itu. Aku nyaris tertawa ketika mereka duduk berdesak-desakan dengan barang-barangku. Si kakak malah kebagian memangku semangka agar tidak bergulir kesana kemari setiap kali aku menikung. Dan sepanjang perjalanan aku menceritakan kronologis kejadian hingga aku harus menjemput dengan mobil pikap itu. Tapi belum sampai setengah jam aku bercerita mereka sudah jatuh tertidur. Tampaknya angin yang bertiup dari jendela yang terbuka lebar membuat mereka mengantuk bukan kepalang. Ooooohhhhhhh,…..my babies….. mommy loves you…
Wednesday, September 9, 2009
Wednesday, September 2, 2009
teman imajiner
Teman imajiner
Ada sesuatu yang terungkap ketika dalam trip terakhir kami ke tanjung lesung kemarin. Sesuatu yang kedengarannya misterius dan sedikit menakutkan. Ini adalah cerita tentang anak bungsuku benayu dengan teman imanjinasinya.
Berawal dari coretan-coretan bena dikertas,..yang buru-buru disembunyikannya ketika aku mencoba untuk melongok apa yang sedang dikerjakannya. Aku pun menjadi penasaran dengan hal yang ingin disembunyikannya itu. Diam-diam ketika dia sedang mandi aku mulai mencari kertas yang ditulisnya tadi. Tidak sukar untuk menemukannya di kamar yang hanya berukuran 5x5 meter itu. Aku menemukan selembar kertas yang terlipat dan bertuliskan; “ my secret “. Tentu aku semakin penasaran dibuatnya. Ketika aku membuka lipatan kertas itu aku menemukan tulisan; “my imagination friend: margareta magenta”. Dibawah tulisan itu ada gambar rumah lengkap dengan pintu dan jendelanya dan disampingnya berdiri seorang anak perempuan berambut panjang yang terlihat manis dengan dress bermotif bunga. Hmmmm….nice pic…
Selesai dia mandi aku mulai menjalankan aksi detektifku,..
Mula-mula aku ajak dia berbaring sambil mengobrol-ngobrol. Dan pelan-pelan aku mulai mengorek cerita siapa teman dekatnya. Dan makin lama aku makin mengarahkan topik kearah teman imajinatifnya. Awalnya dia terlihat agak marah, karena dia langsung menebak aku telah melihat apa yang disembunyikannya dariku sebelumnya.
Bena: Mami pasti ngeliat kertasku,..kan aku dah bilang itu secret mami,..S E C R E T !
Mami: Anak-anak tidak semestinya punya rahasia dari orang tuanya,..terutama terhadap mamanya,…kakak aja nggak pernah berahasia dengan mami,..
Bena: (terdiam,..dan terlihat ia sedang berfikir keras untuk memutuskan apakan dia akan berbagi rahasianya denganku atau tidak,..)
Mami: (aku berdo’a mudah-mudah dia mempercayaiku dan mau berbagi rahasianya denganku)
Bena: Aku punya temen yang kadang-kadang invicible mam, namanya margareta magenta,..
Mami: Ohya,…umur berapa dia?
Bena: lebih tua dari aku satu tahun
Mami: Ohya,..dimana dia tinggal?
Bena: Dirumahnya lah,..
Mami: Jaoh nggak?
Bena: Aku nggak tahu rumahnya itu dimana tapi aku pernah sekali diajak kerumahnya
Mami: Ohya,..ada siapa aja disana,..dan kalian ngapain?
Bena: Nggak ada siapa-siapa,..dia tinggal sendirian,..waktu itu kami ngobrol-ngobrol sambil minum susu,..
Mami: Ohya… (aku berkali-kali mengucapkan kata ohya untuk menepis rasa gugup dan merindingku..) kasian dong,..
Bena: He…eh,..kasian dia..orang tuanya nggak ada…
Mami: Udah berapa kali ketemu ama dia?
Bena: Sering,..kadang dia dateng nemenin aku maen dikamar,..kadang dia juga nemenin aku mandi kalo aku takut dikamar mandi sendirian..
Mami: Pernah ikut kesekolah?
Bena: Pernah,…beberapa kali….
Mami: (makin merinding,…tapi sok nyantei…) Temen-temen ada yang bisa liat dia?
Bena: Nggak,..Cuma Saleem (kucing peliharaan kami) sama aku yang bisa liat dia,..
Mami: Ooooohhhhhh,…
Bena: Dia ngerti bahasa saleem,..
Mami: Ohya,..misalnya,..
Bena: Iya dia kadang yang bilangin, tuh kucingnya haus tuh,..atau misalnya lagi tuh,..kucingnya lapar tuh…gitu
Mami: Ooooo,..pantesan adek sekarang sering kasih minum dan kasih makan saleem ya,..padahal adek kan nggak suka sama kucing..sukanya malah sama anjing…
Bena: Iya,..karena dibilangin ama dia,..ya udah,..aku ambilin aja air minum atau makanan saleem,..
Mami: ( tercenung,…pantesan dia akhir-akhir ini jadi pemberani,..pantesan akhir-akhir ini dia mau nolong mengurusi si saleem, pantesan akhir-akhir ini dia betah main dikamar sendiri,..pantesan dan pantesan bertubi-tubi dibenakku..)
Mami: Boleh nggak mami ketemu sama dia
Bena: Dia nggak suka sama orang dewasa..
Mami: Kenapa adek nggak pernah cerita ke temen-temen adek atau ke kakak tentang si margaretha ini?
Bena: Nggak ah,..nanti aku disangka gila..
Mami: HAH,..ya enggak lah,..masak gitu,..sampe disangka gila segala..
Bena: Soalnya dia nggak kelihatan mam,..pasti orang nggak ada yang percaya sama aku...
Mami: Ohhh,..(aku nyaris tidak bisa berfikir lagi) Sebentar ya,.. mami mo ngomong dulu ama papi,..adek ngegambar lagi aja..
Dan suami memperlihatkan wajah kebingungan ketika aku menyeretnya keluar. Dengan kecepatan 250 kata permenit aku menceritakan hasil investigasiku barusan. Suamiku terlihat kaget,..dan dia langsung menegaskan bahwa anak kita harus melupakan temannya itu. Malam harinya,..ketika kami dinner,..aku melihat suamiku dan bena sedang mengobrol berdua di tepi kolam renang. Mereka terlihat sangat serius. Beberapa kali terlihat bena menganggukkan kepalanya. Dan diakhiri dengan pelukan erat antara mereka berdua.
Dalam perjalanan kami kembali ke kamar,..suamiku mengatakan bahwa dia telah meminta bena untuk melupakan teman imanjinatifnya itu. Bahwa si margareta magenta is not exist. You can’t touch her, that why she’s un-real, honey..
Mami is real,..Papi is real,..Kakak is real,..but margareta is un-real.
Since that, for a couple weeks we never leave bena alone. Every time she separated,..we reach her, we keep her closer than before,..
Dan sekarang tampaknya dia telah melupakan teman imanjinernya itu….
Ada sesuatu yang terungkap ketika dalam trip terakhir kami ke tanjung lesung kemarin. Sesuatu yang kedengarannya misterius dan sedikit menakutkan. Ini adalah cerita tentang anak bungsuku benayu dengan teman imanjinasinya.
Berawal dari coretan-coretan bena dikertas,..yang buru-buru disembunyikannya ketika aku mencoba untuk melongok apa yang sedang dikerjakannya. Aku pun menjadi penasaran dengan hal yang ingin disembunyikannya itu. Diam-diam ketika dia sedang mandi aku mulai mencari kertas yang ditulisnya tadi. Tidak sukar untuk menemukannya di kamar yang hanya berukuran 5x5 meter itu. Aku menemukan selembar kertas yang terlipat dan bertuliskan; “ my secret “. Tentu aku semakin penasaran dibuatnya. Ketika aku membuka lipatan kertas itu aku menemukan tulisan; “my imagination friend: margareta magenta”. Dibawah tulisan itu ada gambar rumah lengkap dengan pintu dan jendelanya dan disampingnya berdiri seorang anak perempuan berambut panjang yang terlihat manis dengan dress bermotif bunga. Hmmmm….nice pic…
Selesai dia mandi aku mulai menjalankan aksi detektifku,..
Mula-mula aku ajak dia berbaring sambil mengobrol-ngobrol. Dan pelan-pelan aku mulai mengorek cerita siapa teman dekatnya. Dan makin lama aku makin mengarahkan topik kearah teman imajinatifnya. Awalnya dia terlihat agak marah, karena dia langsung menebak aku telah melihat apa yang disembunyikannya dariku sebelumnya.
Bena: Mami pasti ngeliat kertasku,..kan aku dah bilang itu secret mami,..S E C R E T !
Mami: Anak-anak tidak semestinya punya rahasia dari orang tuanya,..terutama terhadap mamanya,…kakak aja nggak pernah berahasia dengan mami,..
Bena: (terdiam,..dan terlihat ia sedang berfikir keras untuk memutuskan apakan dia akan berbagi rahasianya denganku atau tidak,..)
Mami: (aku berdo’a mudah-mudah dia mempercayaiku dan mau berbagi rahasianya denganku)
Bena: Aku punya temen yang kadang-kadang invicible mam, namanya margareta magenta,..
Mami: Ohya,…umur berapa dia?
Bena: lebih tua dari aku satu tahun
Mami: Ohya,..dimana dia tinggal?
Bena: Dirumahnya lah,..
Mami: Jaoh nggak?
Bena: Aku nggak tahu rumahnya itu dimana tapi aku pernah sekali diajak kerumahnya
Mami: Ohya,..ada siapa aja disana,..dan kalian ngapain?
Bena: Nggak ada siapa-siapa,..dia tinggal sendirian,..waktu itu kami ngobrol-ngobrol sambil minum susu,..
Mami: Ohya… (aku berkali-kali mengucapkan kata ohya untuk menepis rasa gugup dan merindingku..) kasian dong,..
Bena: He…eh,..kasian dia..orang tuanya nggak ada…
Mami: Udah berapa kali ketemu ama dia?
Bena: Sering,..kadang dia dateng nemenin aku maen dikamar,..kadang dia juga nemenin aku mandi kalo aku takut dikamar mandi sendirian..
Mami: Pernah ikut kesekolah?
Bena: Pernah,…beberapa kali….
Mami: (makin merinding,…tapi sok nyantei…) Temen-temen ada yang bisa liat dia?
Bena: Nggak,..Cuma Saleem (kucing peliharaan kami) sama aku yang bisa liat dia,..
Mami: Ooooohhhhhh,…
Bena: Dia ngerti bahasa saleem,..
Mami: Ohya,..misalnya,..
Bena: Iya dia kadang yang bilangin, tuh kucingnya haus tuh,..atau misalnya lagi tuh,..kucingnya lapar tuh…gitu
Mami: Ooooo,..pantesan adek sekarang sering kasih minum dan kasih makan saleem ya,..padahal adek kan nggak suka sama kucing..sukanya malah sama anjing…
Bena: Iya,..karena dibilangin ama dia,..ya udah,..aku ambilin aja air minum atau makanan saleem,..
Mami: ( tercenung,…pantesan dia akhir-akhir ini jadi pemberani,..pantesan akhir-akhir ini dia mau nolong mengurusi si saleem, pantesan akhir-akhir ini dia betah main dikamar sendiri,..pantesan dan pantesan bertubi-tubi dibenakku..)
Mami: Boleh nggak mami ketemu sama dia
Bena: Dia nggak suka sama orang dewasa..
Mami: Kenapa adek nggak pernah cerita ke temen-temen adek atau ke kakak tentang si margaretha ini?
Bena: Nggak ah,..nanti aku disangka gila..
Mami: HAH,..ya enggak lah,..masak gitu,..sampe disangka gila segala..
Bena: Soalnya dia nggak kelihatan mam,..pasti orang nggak ada yang percaya sama aku...
Mami: Ohhh,..(aku nyaris tidak bisa berfikir lagi) Sebentar ya,.. mami mo ngomong dulu ama papi,..adek ngegambar lagi aja..
Dan suami memperlihatkan wajah kebingungan ketika aku menyeretnya keluar. Dengan kecepatan 250 kata permenit aku menceritakan hasil investigasiku barusan. Suamiku terlihat kaget,..dan dia langsung menegaskan bahwa anak kita harus melupakan temannya itu. Malam harinya,..ketika kami dinner,..aku melihat suamiku dan bena sedang mengobrol berdua di tepi kolam renang. Mereka terlihat sangat serius. Beberapa kali terlihat bena menganggukkan kepalanya. Dan diakhiri dengan pelukan erat antara mereka berdua.
Dalam perjalanan kami kembali ke kamar,..suamiku mengatakan bahwa dia telah meminta bena untuk melupakan teman imanjinatifnya itu. Bahwa si margareta magenta is not exist. You can’t touch her, that why she’s un-real, honey..
Mami is real,..Papi is real,..Kakak is real,..but margareta is un-real.
Since that, for a couple weeks we never leave bena alone. Every time she separated,..we reach her, we keep her closer than before,..
Dan sekarang tampaknya dia telah melupakan teman imanjinernya itu….
Subscribe to:
Posts (Atom)