Assalamualaikum, sahabat..
Begitu cepatnya waktu berlalu. Setelah seminggu yang lalu hatiku terharu biru dengan musibah yang menimpa Nepal, hari ini aku aku memulai lagi minggu yang baru. Haa? ..Kenapa? ..Aku lebay ya, kelihatan sok sibuk dan sok peduli dengan gempa di Nepal? Begitukah? Oke,..ijinkan aku menjelaskan sedikit tentang hal itu. Berawal dari trip ke Nepal setahun yang lalu, aku sekeluarga menghabiskan 12 hari di Nepal, Pokhara dan Kathmandu tepatnya. Terus terang ini perjalanan dengan sedikit misi. Misinya adalah, ingin menatap pegunungan Everest secara langsung. Keinginan yang telah terpendam sejak lama. Dan ternyata tidak hanya Everest yang menarik. Kathmandhu adalah kota yang eksotis. Begitu juga Pokhara. Dan lebih dari sekedar perjalanan itu, aku menjalin persahabatan dengan penduduk disana. Diantaranya adalah Ganesh, yang menjadi sopir kami selama di Kathmandu, dan Shasa yang menjadi tour guide kami selama di Pokhara. Mereka begitu mewakili karakter masyarakat Nepal yang penuh kebaikan dan ketulusan. Tentu saja gempa besar kemaren mengingatkan kami kepada orang-orang yang kami kenal, yang sudah kami angggap seperti saudara sendiri. Bagaimana dengan nasib mereka, dan anggota keluarga mereka. Sungguh sedih membayangkan apa yang terjadi disana. Begitu juga dengan Kathmandhu dan Pokhara, yang begitu berkesan bagi kami, sehingga kami telah berencana untuk kembali lagi kesana. Tapi semua tidak sama dan tidak akan pernah sama. Hanya doa yang bisa aku panjatkan, semoga Ganesh dan Shasa beserta keluarga selamat dan tabah menghadapi semua ini. amin yra..
Kembali ke hari senin ini, apa kabar sahabatku? Hari senin pasti punya segudang kegiatan yang harus dilakukan ya. Sama dong. Aku juga. Apalagi awal bulan begini, beghhh..
Ada sedikit cerita nih, hari ini aku sengaja ke pasar lama di tangerang untuk membeli makan siang. Makan siang sendirian itu nggak enak, makanya aku sering bertualang mencari makan siang. Halagh, makan siang aja pake istilah bertualang, hihihihiiii..Ya iya dong bertualang, kan perginya ketempat yang jauh dari rumah, terus mencoba menu baru, di warteg yang juga baru, semuanya kan penuh mara bahaya, iya donggg,.. diperjalanan rentan diserempet motor, menu baru rentan rasa yang nggak enak, warteg baru rentan kena kepruk harga, belum lagi resiko keracunan makanan secara perut yang sangat sensitif,dan lain lain dan lain lain. Pokoknya, yaaa gitu deeehh..
Ceritanya hari ini saya beli ketoprak di deretan abang2 di pasar lama. Biasalah ya yang namanya makan di pinggir jalan gitu, ada banyak pengamen, banyak pengemis, banyak copet jugaa. Saya berdiri disamping si abang yang sedang menggiling bumbu ketoprak, sambil berbisik, "bang, pesen ketoprak, bungkus, satu, nggak pedes" Siabang terlihat agak kaget, sambil membatin, kenapa ni orang bisik-bisik ya, jangan-jangan dia intel.. Kasian lihat si abang yang grogi, langsung aku bisikin lagi, "udah bang, jangan takut, saya bukan intel" Siabang terlonjak, kelihatan makin kaget, dan dia membatin lagi, seeett dahh, kenapa ni orang tau ya, kalo gw ngirain dia intel, jangan-jangan dukun nih.. Kali ini aku towel siabang, (eehh,..kenapa aku genit pake towel-towel ya?! hmmm) "pstt..bang, saya memang dukun, jangan ngebatinin saya lho bang, nanti kuwalat. Siabang paniknya makin menjadi-jadi,...
Mbwwahhauaaahahahhaha....Nggak...Nggakk..Ngggaakk. Udah, udah, yang bener adalah aku sebutin pesenanku dan siabang cuma mengangguk. Segitu aja. Tentang interaksi bisik2 dan mbatin2 antara aku dan siabang hanya ada dalam imajinasiku saja,..maahhhaapp.. :D
Jadilah aku berdiri disamping si abang sambil memperhatikan gerak geriknya meracik pesanan ketoprak para pembeli. Sembari bengong samar-samar aku mendengar suara yang memanggilkku, "bu, duduk disini bu,.." seorang anak muda menggeser duduknya di bangku kayu, menyisakan tempat buatku. Tiba-tiba air mataku menggenang, bukan, bukan terharu karena ditawari tempat duduk oleh seorang anak muda gagah, melainkan karena teriris, aku sekarang sudah dipanggil ibuuu, bukan mbak lagiii,..huhuhuhuuuu...i'm definietly ibu-ibu,...huaaaaa...periihhh... Stop, cukup, terima takdir.
Monday, May 4, 2015
Monday, April 27, 2015
my prayer and tought with nepali people
my last post adalah rekaman perjalanan ke Nepal setahun yang lalu, akhir maret 2014. Siapa sangka, setahun kemudian . Siapa sangka, setahun kemudian, semua yang terekam indah didalam video hancur dalam sekejab ketika gempa melanda Kathmandhu dan Pokhara. Sungguh kaget ketika mendengar beritanya. Dan sungguh berduka melihat dampak gempanya. Hanya bisa berdoa untuk semua masyarakat Nepal yang berduka. Stay strong Nepali people.
Subscribe to:
Posts (Atom)