Hari telah siang. Menjelang sore bahkan. Di salah satu pojok
gudang tempat penyimpanan barang
perusahaan, aku yang sama sekali belum makan siang, meminta semangkok
mie instan rebus kepada penjaga gudang. Selang beberapa waktu istri penjaga
gudang pun datang, mengantarkan sepiring mie instan rebus dan sebotol air
mineral. Aku berterima kasih dan mulai
menyantap dengan lahap. Beberapa saat kemudian si istri penjaga gudang terlihat
berjalan kearahku dengan membawa sebuah kantong plastik hitam.
Ia berujar, “Mangga ini untuk Ibu, mangga harummanis baru
saja datang kemarin dari Indramayu.”
“Wah, pasti enak nih, berapa harganya?” tanyaku
“Tidak ada harga-harga an,bu. Saya kepingin ngasih Ibu”
ujarnya
“Lho, harganya kan mahal ini,…”ujarku
“Nggak apa-apa bu..saya memang kepengen ngasih Ibu” katanya
“Beneran ini?,..wahh..Terima kasih yaaa, terima kasih
banyak…”ujarku lagi sambil menepuk halus pundak nya.
“Oh, saya yang terima kasih bu, terima kasih banyak sekali
sama ibu. Rejeki saya datang dari Allah melalui Ibu,..” katanya.
Dia mengucapkan kalimat itu dengan lirih dan terdengar
sangat tulus, sangat indah ditelingaku,.. Tiba-tiba mataku terasa panas dan
tenggorokan terasa tercekik. Aku tidak sanggup menghabiskan mie yang hanya
tersisa beberapa sendok lagi. Hatiku dilingkupi keharuan. Sebuah kalimat
sederhana dari perempuan sederhana itu tiba-tiba menyadarkanku, mengembalikan
semangatku yang menciut bersama dengan datangnya masalah-masalah yang
menghujaniku. Mendadak semuanya menjadi sederhana,…dan
begitu sederhana-nya untuk merasa
bahagia…
No comments:
Post a Comment