Lebaran ternyata lebih cepat satu hari.
Alhasil aku sekeluarga yang tadinya berencana untuk berangkat mudik sehabis shalat Ied malah akhirnya menjadi berangkat dilebaran kedua,..hiks..mau gimana lagi..
Menginap semalam dipekan baru,..pada hari lebaran ketiga kami langsung berangkat ke Sumatera Barat. Rute kali ini Bukittinggi, Padang (via Pariaman) lalu Sawahlunto.
Di Bukittinggi menginap semalam dan di Sawahlunto menginap semalam. Trip kali ini aku awalnya aku berniat untuk mendokumentasikan perjalanan, tapi entah mengapa penyakit malas menghinggapi diriku. Penyakit malas yang benar-benar akut hingga akhirnya tidak banyak gambar yang bisa aku share,.. hihihihi...namanya juga liburan,..enjoy the trip lah sekali-kali,..apalagi kemaren sehabis puasa sebulan, selain enjoy the trip, enjoy the food juga dong,..hihihihi...
Oh ya,..aku sempatkan untuk mengabadikan "kelok sembilan" yang terkenal itu. Konon untuk menjaga agak kelok sembilan ini lebih long lasting (halah,..bahasanya,..)akan dibangun fly over.Tampak pada gambar paling atas kelok sembilan yang asli,..sementara ,di gambar tengah adalah sebagian bukit yang "dipapras" dan gambar yang paling bawah adalah sebagian konstruksi yang telah jadi. Hm,..cukup menakjubkan juga proyek ini yah...
Sesampainya kami di Bukittinggi sudah sulit untuk mendapatkan hotel yang ditengah kota. Daripada repot cari sana sini kami langsung memutuskan untuk menginap di Hotel Pusako. Sungguh sayang rasanya melihat hotel yang mestinya sangat bagus ini kelihatan kurang terawat. Bangunan dengan cat yang mulai mengelupas dan genteng yang mulai berlumut membuat hotel ini kurang menarik. Si kakak bahkan berkomentar, "Quite scary, mom.." secara di belakang playground tempat anak-anak bermain adalah taman pemakaman umum. Hihihihi,..
Hari berikutnya tujuan kami adalah kota Padang. Sengaja memilih jalur yang melambung dan pastinya lebih jauh. Tujuannya tidak lain agar bisa mengulang lagi melintasi "kelok 44" sambil menikmati indahnya pemandangan Danau Maninjau.
Kota terakhir yang kami singgahi adalah Sawahlunto. Selalu timbul perasaan nostalgia tiap kali menginjakkan kaki dikota ini. Dari tahun ke tahun tampilannya tidak pernah banyak berubah. Kota yang benar-benar klasik. Niat awalnya sih aku kepengen mengabadikan bangunan-bangunan tua disini. Tapi apa daya,..jika sudah berkumpul bersama keluarga besar rasanya malas untuk keluar rumah. Akhirnya yang sempat diabadikan hanyalah foto rame-rame,kebon kakao-nya si mbah (yang panennya cukup lumayan) plus sungai deras dipinggir jalan menuju keluar kota. Rasanya liburannya terlalu singkat. Mudah-mudahan dilain waktu bisa lebih lama lagi jadi bisa merekam gambar yang lebih bagus lagi (aaaaahhhhh,..bokis abis,..huahahhaha...)
No comments:
Post a Comment