Teman imajiner
Ada sesuatu yang terungkap ketika dalam trip terakhir kami ke tanjung lesung kemarin. Sesuatu yang kedengarannya misterius dan sedikit menakutkan. Ini adalah cerita tentang anak bungsuku benayu dengan teman imanjinasinya.
Berawal dari coretan-coretan bena dikertas,..yang buru-buru disembunyikannya ketika aku mencoba untuk melongok apa yang sedang dikerjakannya. Aku pun menjadi penasaran dengan hal yang ingin disembunyikannya itu. Diam-diam ketika dia sedang mandi aku mulai mencari kertas yang ditulisnya tadi. Tidak sukar untuk menemukannya di kamar yang hanya berukuran 5x5 meter itu. Aku menemukan selembar kertas yang terlipat dan bertuliskan; “ my secret “. Tentu aku semakin penasaran dibuatnya. Ketika aku membuka lipatan kertas itu aku menemukan tulisan; “my imagination friend: margareta magenta”. Dibawah tulisan itu ada gambar rumah lengkap dengan pintu dan jendelanya dan disampingnya berdiri seorang anak perempuan berambut panjang yang terlihat manis dengan dress bermotif bunga. Hmmmm….nice pic…
Selesai dia mandi aku mulai menjalankan aksi detektifku,..
Mula-mula aku ajak dia berbaring sambil mengobrol-ngobrol. Dan pelan-pelan aku mulai mengorek cerita siapa teman dekatnya. Dan makin lama aku makin mengarahkan topik kearah teman imajinatifnya. Awalnya dia terlihat agak marah, karena dia langsung menebak aku telah melihat apa yang disembunyikannya dariku sebelumnya.
Bena: Mami pasti ngeliat kertasku,..kan aku dah bilang itu secret mami,..S E C R E T !
Mami: Anak-anak tidak semestinya punya rahasia dari orang tuanya,..terutama terhadap mamanya,…kakak aja nggak pernah berahasia dengan mami,..
Bena: (terdiam,..dan terlihat ia sedang berfikir keras untuk memutuskan apakan dia akan berbagi rahasianya denganku atau tidak,..)
Mami: (aku berdo’a mudah-mudah dia mempercayaiku dan mau berbagi rahasianya denganku)
Bena: Aku punya temen yang kadang-kadang invicible mam, namanya margareta magenta,..
Mami: Ohya,…umur berapa dia?
Bena: lebih tua dari aku satu tahun
Mami: Ohya,..dimana dia tinggal?
Bena: Dirumahnya lah,..
Mami: Jaoh nggak?
Bena: Aku nggak tahu rumahnya itu dimana tapi aku pernah sekali diajak kerumahnya
Mami: Ohya,..ada siapa aja disana,..dan kalian ngapain?
Bena: Nggak ada siapa-siapa,..dia tinggal sendirian,..waktu itu kami ngobrol-ngobrol sambil minum susu,..
Mami: Ohya… (aku berkali-kali mengucapkan kata ohya untuk menepis rasa gugup dan merindingku..) kasian dong,..
Bena: He…eh,..kasian dia..orang tuanya nggak ada…
Mami: Udah berapa kali ketemu ama dia?
Bena: Sering,..kadang dia dateng nemenin aku maen dikamar,..kadang dia juga nemenin aku mandi kalo aku takut dikamar mandi sendirian..
Mami: Pernah ikut kesekolah?
Bena: Pernah,…beberapa kali….
Mami: (makin merinding,…tapi sok nyantei…) Temen-temen ada yang bisa liat dia?
Bena: Nggak,..Cuma Saleem (kucing peliharaan kami) sama aku yang bisa liat dia,..
Mami: Ooooohhhhhh,…
Bena: Dia ngerti bahasa saleem,..
Mami: Ohya,..misalnya,..
Bena: Iya dia kadang yang bilangin, tuh kucingnya haus tuh,..atau misalnya lagi tuh,..kucingnya lapar tuh…gitu
Mami: Ooooo,..pantesan adek sekarang sering kasih minum dan kasih makan saleem ya,..padahal adek kan nggak suka sama kucing..sukanya malah sama anjing…
Bena: Iya,..karena dibilangin ama dia,..ya udah,..aku ambilin aja air minum atau makanan saleem,..
Mami: ( tercenung,…pantesan dia akhir-akhir ini jadi pemberani,..pantesan akhir-akhir ini dia mau nolong mengurusi si saleem, pantesan akhir-akhir ini dia betah main dikamar sendiri,..pantesan dan pantesan bertubi-tubi dibenakku..)
Mami: Boleh nggak mami ketemu sama dia
Bena: Dia nggak suka sama orang dewasa..
Mami: Kenapa adek nggak pernah cerita ke temen-temen adek atau ke kakak tentang si margaretha ini?
Bena: Nggak ah,..nanti aku disangka gila..
Mami: HAH,..ya enggak lah,..masak gitu,..sampe disangka gila segala..
Bena: Soalnya dia nggak kelihatan mam,..pasti orang nggak ada yang percaya sama aku...
Mami: Ohhh,..(aku nyaris tidak bisa berfikir lagi) Sebentar ya,.. mami mo ngomong dulu ama papi,..adek ngegambar lagi aja..
Dan suami memperlihatkan wajah kebingungan ketika aku menyeretnya keluar. Dengan kecepatan 250 kata permenit aku menceritakan hasil investigasiku barusan. Suamiku terlihat kaget,..dan dia langsung menegaskan bahwa anak kita harus melupakan temannya itu. Malam harinya,..ketika kami dinner,..aku melihat suamiku dan bena sedang mengobrol berdua di tepi kolam renang. Mereka terlihat sangat serius. Beberapa kali terlihat bena menganggukkan kepalanya. Dan diakhiri dengan pelukan erat antara mereka berdua.
Dalam perjalanan kami kembali ke kamar,..suamiku mengatakan bahwa dia telah meminta bena untuk melupakan teman imanjinatifnya itu. Bahwa si margareta magenta is not exist. You can’t touch her, that why she’s un-real, honey..
Mami is real,..Papi is real,..Kakak is real,..but margareta is un-real.
Since that, for a couple weeks we never leave bena alone. Every time she separated,..we reach her, we keep her closer than before,..
Dan sekarang tampaknya dia telah melupakan teman imanjinernya itu….
No comments:
Post a Comment