17-an lagi berarti lomba lagi. Meriahnya peringatan hari kemerdekaan memang mengisi tiap sudut. Mulai dari lingkungan RT,RW,Kelurahan, kantor-kantor, instansi, pusat perbelanjaan, hingga kedutaan. Tahun ini kebetulan lingkungan tempat tinggalku tidak mengadakan kegiatan apapun. Entah karena dananya yang kurang (hiks..) atau karena tidak ada yang bersedia untuk menjadi panitia, aku sendiri kurang jelas. Yang penting aku sudah punya jadwal untuk menonton ofrod tarkam di pondok cabe. Asoooy,...
Minggu pagi itu aku berangkat terpisah dengan suami. Kebetulan dia memilih untuk berangkat bersama salah seorang temannya maka aku dan anak-anak akhirnya harus berangkat sendiri. Ya,..anak-anakku sudah mulai familiar dengan kegiatan outdoor ini. Jika dulu mereka selalu menolak dengan alasan panas, capek, kotor dan lengket maka kali ini mereka dengan senang hati pergi menemaniku. Mommy love you girls.. mmmuaah..
Hari itu entah mengapa jalanan menuju pondok cabe begitu macet. Mulai dari muncul hingga pamulang kendaraan berjalan pelan. Ditambah lagi dengan acara kesasar ketika aku salah berbelok di perempatan yang membuatkan tanpa sadar berjalan kearah sawangan depok,..sigh…perjalanan yang mestinya hanya ditempuh dalam waktu 45 menit jadi molor hingga 1,5 jam. Ampuuuun..
Sesampai di sana acara sudah dimulai. Beberapa teman dari langsat corner ternyata sudah berkumpul. Aku memilih bergabung dengan mereka. Cuaca siang itu begitu panas. Tidak heran jika penonton mendapat hidangan gratis berupa debu tebal. Bahkan jika beberapa kendaraan lomba melakukan beberapa pemanasan dilapangan sebelah jangan heran jika harus mengalami badai pasir yang membuat kita harus lari dan bersembunyi dibalik mobil. Aku dan sibungsu yang kebetulan mengenakan kaos berwarna putih hanya bisa pasrah ketika kaos yang kami kenakan berubah warna menjadi kekuning-kuningan.
Kompetisi kali ini terbuka untuk siapa saja. Namanya juga tarkam alias antar kampung. Maksudnya antar kampung disini bukan dalam arti yang sebenarnya, melainkan bisa dibilang antar kelompok atau komunitas dan juga perorangan. Misalnya saja beberapa team yang ikut turun a.l adalah team kitah dan everything 4 wheel drives. Tontonan yang cukup menghibur disiang yang panas. Dan akan menjadi tontonan yang lebih menghibur lagi seandainya turun hujan disiang yang panas itu. Kebayangkan trek yang licin dan basah yang membuat mobil-mobil seolah berdansa,. :-p
Ini beberapa pose yang sempat tertangkap kameraku. Sudut pengambilan tidak berpindah-pindah karena aku memotret sambil mengawasi anak-anak. Jadi mohon maaf jika gambar terlihat agak membosankan,..hehehhe…
Di sesi yang kedua ada sebuah tanjakan dan turunan curam. Jika mobil dipacu dengan kecepatan yang agak tinggi pada saat menaiki tanjakan, memungkinkan driver dan co-driver memandang langit biru sesaat dan mobil akan berada dalam posisi sedikit terbang. Untuk turunan curam, karena langsung menikung jika mobil dipacu agak kencang salah-salah bisa menabrak pohon yang ada didepannya . Tapi jujur saja sebagai penonton aku malah menanti-nanti kejadian seperti itu, hihihihi…
Oh ya,..dibawah ini ada sebuah pemandangan yang cukup unik dan eksotik bagiku,..
Hari semakin sore dan anak-anakku mulai terlihat lelah. Jam 5 aku memutuskan untuk pulang.
Kapok dengan kemacetan sebelumnya aku meminta saran dari seorang teman untuk alternatif jalan lain. Dia menyarankanku untuk menyusuri arah sebaliknya hingga nantinya aku bisa langsung masuk ke tol tb simatupang. Aku menurutinya tapi lagi-lagi aku mengalami kejadian yang sama dengan sebelumnya. Disebuah perempatan aku tanpa sadar berbelok ke jalan menuju cinere. Dan kemudian bisa ditebak, aku kesasar lagi. Jika pada saat berangkat ada acara buang-buang bensin ke arah sawangan, maka pada saat pulang ada acara buang-buang bensin lagi kali ini kearah cinere,...Hadowhhh…
Sekitar jam 7-an kami telah berada dirumah lagi. Untuk besok masih ada tersisa satu hari libur lagi… ya,…besok tanggal 17 Agustus 2009,..masih hari libur nasional,..Dirgahayu RI negeriku…
No comments:
Post a Comment