Remember when I told you that I missed the party,….ternyata Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dua minggu kemudian ada info bahwa mobil salah seorang dari teman kami terjebak dan rusak hingga akhirnya ditinggal di sebuah kampung di daerah Mantiung, Pandeglang, Banten. Tentu dengan senang hati aku menawarkan diri sebagai teman jalan suami. Yes,..akhirnya..
Perjalanan dimulai seperti biasa,..jum’at malam. Kali ini memakai strategi berbeda untuk meninggalkan anak-anak. Taktikku kali ini adalah mengajak mereka main hingga lelah, kemudian mengundang mereka untuk menginap dikamarku,…dan,…..tadaaaaaa,..berhasil. Dengan wajah polos mereka akhirnya tertidur pulas tanpa menyadari akal bulusku untuk meninggalkan mereka secara diam-diam. Hahahaha,..gotcha girls…!
Menuju daerah Pandeglang kami memilih keluar di exit tol serang timur. Menyusuri jalanan didaerah Pandeglang,…sumpah jalannya ancur banget dan sumpah bikin kita capek banget. Dan seperti biasanya aku menggerutu, menyesali kepimpinan gubernur atut yang menang pada pilkada yang lalu. Ironisnya lagi sepanjang jalanan yang hancur itu, kiri dan kanan jalannya dipenuhi dengan ratusan poster-poster caleg yang akan mengikuti pilkada. Mulai dari yang berukuran 30x30 cm sampai yang 3x3m, woooow. Bayangkan berapa dana yang telah dikeluarkan untuk benda bodoh itu, bukankah lebih baik digunakan untuk memperbaiki jalan. Dan sumpah lagi-lagi sumpah, aku anti banget sama yang namanya caleg, kampanye, pilkada, what so ever,..semuanya "catshit" alias tai kucing. Pukul 3 dini hari kami memilih untuk tidur sejenak karena sudah tidak tahan dengan goncangan sepanjang perjalanan. Aku yang memang sudah lelah sekali tidak perduli dengan suasana truk-truk besar yang lewat ataupun hawa panas dan pengap didalam kabin mobil. Yang penting ngorok dulu. Konon kata yang mendengar suara ngorokku saingan dengan deru kendaraan yang lewat. hehehe,...don't care at all.
Pagi harinya perjalanan kami lanjutkan dan untuk sarapan kami memilih sebuah warung bubur ayam sebagai tempat persinggahan. Semangkuk bubur ayam yang rasanya agak kekerasan dianggap cukup untuk bertahan hingga siang hari. Sehabis sarapan kami meneruskan perjalanan. Dan pemandangan berikutnya sungguh luar biasa. Kami melintasi kawasan tempat kapal-kapal bersandar. Sayang karena keterbatasan waktu aku tidak diijin kan untuk singgah sejenak.
Tidak lama berselang dari kejauhan aku melihat pantai. Dan untuk mempersingkat waktu perjalanan kami memilih untuk menyusuri pantai. It’s totally Awesome.
Mungkin tidak banyak orang yang tahu bahwa ada pantai seindah itu di daerah Banten. Kebanyakan kita hanya kenal Anyer dan Carita. Tapi pantai ini,..Bayah Beach,…benar-benar berbeda. Masih perawan (dilarang untuk berfikiran museum,..eh mesum! ). Tidak ada warung tenda, tidak ada sampah,..tidak ada cottage,…tidak ada pedagang,
pokoknya…Bersiiiiiiih,…ombaknya juga keren. Bisa untuk surfing. Konon katanya dibulan Agustus banyak juga turis asing yang datang untuk ber-surfing. Pantai ini dikenal cukup akrab bagi para surfer. Haaaayaaaaah,…kok bisa kita ketinggalan informasi? Mungkin bukan kita, tapi akyuuu,…kok bisa ndak tau gitu. Kekecewaanku pada pantai Kuta kemarin lumayan terobati. Dan aku berjanji didalam hati,..suatu waktu aku pasti akan kembali lagi kesana. Khusus untuk menikmati indahnya.
Tidak ingin membuang waktu kami lanjutkan perjalanan menuju ke perkampungan. Langsung menuju ketempat korban yang akan di evakuasi (jieeee,..bahasanya,..medik banget,..hihihii…) Benar-benar sebuah “…” Jika sebelumnya pantai,..kali ini kami memasuki pebukitan yang dikelilingi dengan areal persawahan. Jika kita berdiri di puncak bukit yang tertinggi maka akan terlihat lautan dikejauhan. Pemandangannya persis seperti ketika aku menginap di Kuta Seaview kemaren. Huuuuuu,…menyesal,…kenapa baru tahu tempat ini sekarang. Kalau kemaren harus bayar, kali ini semuanya gratis…tis! Silakan aja melototin laut sampai puas,…Sampai matanya copot juga boleh. Gih!
Medan yang harus dilewati kali ini lumayan bejat. Jalan berlumpur dan lubang sedalam setengah meter, cukup untuk membuat repot. Apalagi sebelumnya jalanan ini dilewati oleh klub offroad yang eklusif. Yang mobilnya dijejali dengan segala macam tehnologi. Mulai dari winch (sling baja berpenggerak otomatis), ban swamper, shock breaker procom, locker(pengunci gardan) dan mesin dilengkapi dengan turbo. Mobilnya juga edan; ada toyota hilux,mitsubishi strada, ford ranger,dll. Sementara kami gerombolan mobil odong-odong. Satu-satunya yang masih berbau tehnologi yang kami punya hanyalah “winch” dan “pacul” Hahahaha,…!
Tapi jangan salah,..dengan perangkat yang seadanya itu kami tetap bisa survive. Ini menujukkan bahwa skill tetap memegang peranan penting. Kalau Ayu Utami berkali-kali menggaungkan kalimat tentang pemanjatan bersih dalam buku terbarunya, Bilangan Fu, maka kami pun dengan rendah hati mendeklarasikan diri sebagai kelompok penjelajah bersih, caile... Kami tidak merusak trek yang kami lewati dengan segala macam perangkat tehnologi yang nantinya membuat jalan yang telah dilewati menjadi semakin hancur tidak karuan. Kasihankan pada penduduk setempat yang masih menggunakan jalan itu sebagai jalur utama transportasinya...
Trek yang dilalui benar-benar trek bejat(dapat istilah ini dari temanku Ageng) Tanahnya benar-benar lengket. Sendal gunung yang kupakai menjadi korban, putus dan akhirnya dibuang. Lain kali kalo mau pakai sendal di medan seperti ini pilih yang sudah di pres kayak "Crooc" atau reebok, gitu. Mungkin tidak mudah putus (tapi belum tau juga sih kekuatannya, karena belum pernah nyoba, dan rasa-rasa kok ya sayang karena harganya mahal begitu) Disamping tanahnya yang licin abis (bahkan dalam keadaan "nyeker"pun kita bisa terpeleset,lho!)jalan itu sudah hancur-hancuran karena alur air yang sudah terbentuk lubang-lubang sedalam 50cm lebih.
Beruntung kami punya senior yang mumpuni. Yang ilmu jelajah dan skill driver-nya t-o-p-b-a-n-g-e-t-!!!!!! Bayangkan mobil yang sudah setengah hidup dengan winch patah dan kopling putus bisa dikeluarkan dari tempat kejadian. Semau diupayakan secara manual.Ckk,..ckkk,…ckkk,…Saluuuuute untuk Pak Eddy. You are the Master!
Pukul 2 siang semua mobil berhasil keluar tapi masih jauh untuk ke kota, sementara semua perut sudah keroncongan. Mie instant akhirnya menjadi makanan. Aku sebagai satu-satunya perempuan bertanggung jawab dalam proses pematangan mie-mie instant tersebut. Mohon maaf kalau rasanya tidak standart,…ada yang kebanyakan kuah dan ada yang mentah. Kan grogi, bo! Seumur-umur belum pernah dipercaya untuk tugas katering seperti itu. Hehehe,…ngeles berat!
Akhirnya dan akhirnya saudara-saudara,..mobil ini berhasil dikeluarkan dari sarang lumpur,..
Tim sukses mejeng dulu yeeeee
Sehabis ngaso, semua bersiap-siap menuju bengkel terdekat dan percaya tidak kalau pak Eddy ternyata bisa membawa mobil yang koplingnya putus itu. Mana mereka pakai acara kesasar ke jalan buntu lagi,...Benar-benar edyaaaaaan!!!!!
Sisa perjalanan ke jakarta aku habiskan untuk tidur,...karena serangan migren yang aku rasakan sebelumnya kok rasanya makin lama makin hebat. Jadi tidak ada lagi yang bisa aku ceritakan. See ya in next adventures....!!!!!Byeeeee.....!!!!!
No comments:
Post a Comment